Gula darah tinggi atau yang dikenal sebagai hiperglikemia adalah kondisi saat kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Ini lebih sering mempengaruhi orang dengan diabetes dan bisa menjadi kondisi yang serius jika tidak diobati.

 

Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat diketahui dengan melakukan tes gula darah. Tes ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari tes rutin dengan tim medis atau menjalani tes di rumah.

 

Gula darah dapat menjadi terlalu tinggi ketika tubuh memiliki terlalu sedikit hormon insulin atau jika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau yang dikenal sebagai resistensi insulin. 

 

Jika hiperglikemia tidak diobati dan terus dibiarkan dalam jangka waktu lama, hal itu dapat merusak saraf, pembuluh darah, jaringan, dan organ.

 

Hiperglikemia yang parah juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, khususnya pada pengidap diabetes yang menggunakan insulin atau pengidap diabetes tipe 1 yang tidak terdiagnosis. Ini membutuhkan perawatan medis segera.

 

Baca juga:

 

Berapa Kadar Gula Darah yang Tergolong Hiperglikemia?

Pada orang yang tidak didiagnosis dengan diabetes, hiperglikemia didefinisikan sebagai kondisi saat glukosa darah berada di atas 125 mg/dL saat berpuasa atau tidak makan selama delapan jam atau lebih. Seseorang dikatakan pradiabetes jika glukosa darah puasanya berada di antara 100 mg/dL hingga 125 mg/dL.

 

Jika seseorang memiliki glukosa darah puasa lebih dari 125 mg/dL pada lebih dari satu kesempatan, biasanya didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Sementara, individu yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki kadar gula darah di atas 250 mg/dL.

 

Bagi pengidap diabetes, hiperglikemia dianggap sebagai kadar glukosa darah lebih dari 180 mg/dL satu sampai dua jam setelah makan. Namun, ini dapat bervariasi, tergantung pada apa target gula darah.

 

Gejala Gula Darah Tinggi 

Gula darah yang tinggi biasanya memicu berbagai gejala yang perlu diwaspadai. Apa sajakah itu? Berikut beberapa gejala gula darah tinggi:

 

1. Lebih lapar dari biasanya, tetapi berat badan turun

Gula darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan seseorang merasa lebih lapar dari biasanya, yang menandakan gejala yang disebut polifagia. Meskipun kamu sudah makan lebih banyak, berat badan mungkin turun tanpa alasan jelas.

 

Ini terjadi karena tubuh tidak mendapatkan energi dari glukosa, sehingga harus beralih ke otot dan lemak. Ketika tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk energi, kamu akan mengalami penurunan berat badan yang tidak sehat.

 

2. Merasa sering lelah

Saat tubuh tidak memproses insulin dengan benar atau tidak memiliki jumlah insulin yang cukup, gula tetap berada di dalam darah, bukannya masuk ke sel untuk digunakan sebagai energi. Selain itu, sering buang air kecil dapat menyebabkan dehidrasi, yang juga dapat menjadi penyebab kelelahan.

 

3. Penglihatan kabur dan sering sakit kepala

Gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lensa mata menjadi bengkak akibat kebocoran cairan. Ini mengubah bentuk lensa, yang membuatnya tidak dapat fokus dengan baik dan penglihatan menjadi kabur. 

 

4. Mati rasa dan kesemutan

Gula darah tinggi juga dapat memicu mati rasa, sensasi terbakar, atau kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebabkan oleh kondisi yang disebut neuropati diabetik, komplikasi diabetes yang terjadi akibat kadar gula darah tinggi selama bertahun-tahun.

 

5. Sering buang air kecil dan mudah haus

Gula darah yang tinggi masuk ke ginjal dan urine dan menarik lebih banyak air, menyebabkan sering buang air kecil. Ini juga dapat menyebabkan peningkatan rasa haus, bahkan meskipun kamu sudah minum banyak cairan.

 

6. Luka sulit sembuh

Diabetes menyebabkan kerusakan saraf dan memengaruhi sirkulasi, terutama di kaki bagian bawah. Ini selanjutnya dapat menunda penyembuhan karena kurangnya aliran darah ke area tersebut. Bahkan, luka kecil lebih rentan terhadap infeksi, yang bisa menjadi sangat serius dan mengakibatkan amputasi. 

 

7. Perubahan pada kulit

Kulit ekstra, yang disebut skin tag, dapat terbentuk di lipatan kulit. Utamanya bagi pengidap diabetes yang memiliki kelebihan berat badan. Area kulit lunak yang gelap dan tebal disebut acanthosis nigricans, dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah, atau area lainnya. Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan lepuh, infeksi, kulit kering, gatal, perubahan warna, dan kelainan kulit.

 

8. Lebih sering mengalami infeksi jamur

Hiperglikemia dapat menyebabkan kamu lebih sering terkena infeksi jamur di area genital. Biasanya, penyebabnya adalah jamur yang dikenal sebagai Candida albicans. Pada wanita, gejalanya dapat meliputi gatal, kemerahan, atau nyeri pada vagina; rasa sakit selama hubungan seksual; rasa sakit saat buang air kecil; dan keputihan yang kental dan tidak normal. 

 

9. Gusi bengkak atau berdarah

Penyakit gusi adalah komplikasi lainnya dari diabetes. Ini juga dapat menyebabkan diabetes menjadi lebih sulit dikendalikan, karena respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah.

 

Jadi, jika kamu mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter. Utamanya jika kamu memiliki faktor risiko diabetes lainnya. Nantinya, dokter akan memberimu panduan yang perlu diikuti untuk mengendalikan gula darah.

 

 

Sumber:

Clevelandclinic.org. Hyperglycemia-high-blood-sugar

Medicalnewstoday.com. How does high blood sugar (hyperglycemia) feel?

Everydayhealth.com. Blood-sugar-uncontrolled