Pernah mendengar istilah ablasio retina, Gengs? Beberapa di antara kita mungkin sudah pernah mendengar kondisi mata yang satu ini. Ablasio retina merupakan lepasnya retina dari jaringan penopangnya, sehingga bisa menyebabkan kebutaan. Untuk lebih mengenal ablasio retina, simak selengkapnya yuk, Gengs!

 

Apakah Ablasio Retina Itu?

Dikutip dari healthline.com, retina merupakan membran yang sensitif terhadap cahaya dan berada di belakang mata. Retina akan mengubah gambar yang ditangkap oleh mata menjadi sinyal dan dikirimkan ke otak melalui saraf mata. 

 

Menurut Dokter Spesialis Mata Dr. Cosmos O. Mangunsong, ablasio retina merupakan lepasnya struktur neurosensori retina dari penunjang di bawahnya. “Ablasio retina ini juga lebih dikenal dengan copot atau lepasnya retina,” terang dr. Cosmos.

 

Ablasio retina bermula dari robekan atau lubang pada retina. Robekan retina itu dapat disebabkan oleh luka, diabetes, peradangan pada mata, ataupun proses penuaan. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara parsial ataupun keseluruhan, sesuai dengan tingkat keparahan lepasnya retina. Saat retina terlepas dari penopangnya, retina tidak lagi menerima oksigen dengan jumlah yang seharusnya.

Baca juga: Hati-Hati, 10 Penyakit Ini Bisa Menyerang Mata Kamu!

 

Jenis-Jenis Ablasio Retina

“Ablasio retina dibagi menjadi 3 jenis, yaitu ablasio retina rematogen, traksional, dan eksudatif. Namun, yang paling umum terjadi adalah ablasio retina rematogen,” jelas dokter spesialis mata di RS Mata Primasana ini. Dikutip dari MedicalNewsToday, berikut penjelasan lengkap jenis-jenis ablasio retina:

  • Didahului dengan adanya robekan pada retina. Cairan masuk ke belakang neurosensori retina melalui robekan tersebut, lalu mendorong retina lepas dari struktur penunjang di bawahnya.
  • Pelepasan retina ini terjadi saat cedera atau peradangan, yang menyebabkan jaringan fibrovaskuler menarik sensori retina dari epitel pigmen retina.
  • Juga dikenal sebagai pelepasan retina sekunder. Kondisi ini terjadi karena peradangan, kelainan vaskular, atau cedera, yang menyebabkan cairan tergenang di bawah retina. Pelepasan retina eksudatif tidak menyebabkan lubang ataupun robek pada retina.
Baca juga: Mengenal Prosedur Keratoplasty untuk Mengganti Kornea Mata

 

Gejala atau Tanda dari Ablasio Retina

Ablasio retina tidak menimbulkan rasa sakit, jelas dr. Cosmos, tetapi ada gejala atau tanda yang dapat menunjukkan kalau Kamu mengalami ablasio retina, di antaranya:

  • Floaters. Orang yang mengalami ablasio retina biasanya mengalami floaters. Floaters merupakan keadaan seperti melihat bayang-bayang, nyamuk, ataupun cacing.
  • Orang yang mengalami ablasio retina juga akan mengalami fotopsia. Fotopsia ini keadaan seperti melihat kilatan cahaya di depan mata.
  • Tertutup Tirai. Gejala dari ablasio retina juga ditandai dengan keadaan layang pandang mata yang tertutup seperti tirai hitam. Lama-kelamaan, tirai hitam semakin meluas dan dapat memengaruhi penglihatan.

 

Lalu, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau jika mengalami gejala ablasio retina:

  • Periksa ke dokter mata jika Kamu melihat floaters, fotopsia, ataupun penglihatan seperti tertutup tirai.
  • Temui dokter spesialis mata dan lakukan pemeriksaan mata secara berkala.
  • Jika mengalami diabetes ataupun hipertensi, selalu kontrol kondisi mata Kamu secara berkala.
  • Gunakanlah pelindung mata, seperti kacamata atau lain-lain.
Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

Penanganan Ablasio Retina

Jika retina sudah terlepas, maka membutuhkan tindakan medis pembedahan. “Ablasio retina merupakan kondisi yang darurat dan harus segera ditangani,” ujar dr. Cosmos saat ditemui dalam peresmian kerja sama RS Mata Primasana bersama BPJS, Rabu (6/6). Oleh karena itu, saat mengalami gejala, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.

 

Namun jika seseorang memang sudah terdiagnosis masalah ini, tindakan yang biasa dilakukan oleh dokter spesialis untuk menanganinya adalah:

  • Laser fotokoagulasi. Jika seseorang memiliki lubang atau sobekan pada retina, tetapi masih bisa diperbaiki, dokter spesialis akan melakukan laser fotokoagulasi.
  • Vitrectromy. Tindakan ini memerlukan anestesi, tetapi pasien bisa melakukan rawat jalan. Dokter akan menggunakan alat kecil untuk mengangkat jaringan pembuluh darah, bekas luka yang tidak normal, dan cairan vitreous. Kemudian, dokter akan mengembalikan retina ke tempat yang seharusnya.
  • Scleral buckling. Untuk kasus ablasio retina yang berat, seseorang harus menjalani operasi mata di rumah sakit. Dokter akan merekomendasikan tindakan scleral buckling. Prosedur ini dilakukan dengan mengikat sedikit bagian luar mata, kemudian mendorong dinding mata ke retina, sehingga kembali ke tempat sebenarnya. Tindakan ini bisa digabung dengan tindakan vitrectromy. (TI/AS)