Mengonsumsi jamu sudah menjadi budaya yang mendarah daging untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Budaya ini bukan hanya hype di kalangan generasi baby boomers lho, milenial bahkan gen Z juga ternyata doyan mengonsumsi jamu.

 

Selain karena merupakan budaya tanah air yang penting untuk dilestarikan, rasa jamu yang unik dan efeknya yang baik bagi tubuh menjadi daya pikat yang membuat budaya mengonsumsi jamu tidak lekang oleh waktu.

 

Jamu banyak sekali ragamnya. Selain jamu gendong yang dijajakan oleh Mbok Jamu, ternyata istilah jamu sendiri berlaku juga untuk obat tradisional dalam bentuk kaplet, tablet, cairan obat dalam, dan lain-lain, yang klaim khasiatnya dibuktikan secara empiris atau dari turun-temurun. Logo jamu berbentuk ranting daun, yang terletak dalam lingkaran dan berwarna hijau.

 

Berbagai manfaat dari jamu tentunya akan lebih terasa bagi kita semua jika dikonsumsi dengan smart dan hati-hati. Salah satu hal yang penting untuk kita ketahui adalah beberapa tanaman obat tradisional yang merupakan bahan baku jamu ternyata memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat-obatan konvensional (disebut juga obat-obatan kimia) yang kita gunakan. Ini dia nih beberapa interaksi obat-jamu atau obat-tanaman obat yang perlu banget Geng Sehat ketahui!

 

  1. Lidah Buaya (Aloe vera)

Siapa yang enggak kenal Aloe vera alias lidah buaya? Banyak banget manfaat dari tanaman obat yang satu ini, salah satunya adalah sebagai pencahar atau laksatif. Ternyata, penggunaan jangka panjang dari lidah buaya sebagai laksatif bisa mengakibatkan tubuh kehilangan kalium, yang merupakan salah satu mineral penting dalam tubuh. Kehilangan kalium sendiri dapat meningkatkan efek dari glikosida jantung (contoh: digoxin) dan obat-obatan antiaritmia.

 

Selain itu, lidah buaya juga memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat-obatan diuretik tiazida (contoh: hidroklorotiazida) dan diuretik loop (contoh: furosemide), serta kortikosteroid (contoh: deksametason, metilprednisolon). Penggunaan obat-obatan ini secara bersamaan dengan lidah buaya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya defisiensi kalium dan ketidakseimbangan elektrolit pada penggunanya lho, Gengs.

 

Baca juga: Mengenal Fitofarmaka, Bukan “Jamu” Biasa

 

  1. Echinacea(Echinacea purpurea)

Kalau tanaman obat yang satu ini tentunya tidak asing lagi, ya? Dikenal luas dengan efeknya yang bisa menstimulasi sistem imun tubuh, jamu yang mengandung Echinacea mungkin merupakan tanaman obat yang rutin Geng Sehat konsumsi di musim pancaroba.

 

Sesuai dengan efeknya yang dapat meningkatkan sistem imun, Echinacea tidak boleh diminum bersama-sama dengan obat yang berfungsi sebagai imunosupresan (menurunkan imunitas tubuh).

 

Obat-obatan imunosupresan biasanya diberikan untuk Geng Sehat yang mengidap penyakit autoimun atau baru saja menerima donor organ (misalnya penggunaan obat siklosporin atau kortikosteroid).

 

Selain itu, ada kemungkinan bahwa ekstrak Echinacea juga berinteraksi dengan efek kemoterapi dari obat-obatan kortikosteroid, lho. Jadi, konsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker ya sebelum menggunakan jamu yang berisi Echinacea bersamaan dengan kortikosteroid atau siklosporin.

 

  1. Bawang Putih (Alium sativum)

Selain sebagai bumbu untuk membuat sop ayam dan cap cay agar semakin terasa sedap, bawang putih saat ini sudah ramai dikonsumsi sebagai obat tradisional pengencer darah dan penurun kadar kolesterol dalam darah.

 

Karena adanya efek bawang putih pada agregasi platelet dan pembentukan fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah, penggunaan bawang putih bersama antikoagulan, seperti warfarin dan antiplatelet, serta aspirin, tanpa pengawasan dokter sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko perdarahan pada pasien yang mengonsumsinya.

 

Baca juga: Ayo, Cermati Iklan Obat Tradisional!

 

  1. Jahe (Zingiber officinale)

Salah satu tanaman obat yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah rimpang jahe. Efek dari jahe sangat bervariasi, mulai dari melegakan tenggorokan hingga meredakan mual.

 

Nah, penggunaan rimpang jahe dan ekstraknya dalam dosis besar pada pasien yang menggunakan obat-obatan antikoagulan atau memiliki gangguan pada pembekuan darah sebaiknya dilakukan dengan berhati-hati.

 

Hal ini dilakukan karena ternyata jahe menunjukkan efek antitrombotik, yang dapat memengaruhi pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan pada orang-orang dengan gangguan pembekuan darah.

 

  1. Ginkgo (Ginkgo biloba)

Geng Sehat pastinya sudah tidak asing ya dengan khasiat Ginkgo biloba yang dapat memperbaiki memori dan mencegah pikun pada pasien lanjut usia? Namun, Ginkgo biloba ternyata juga perlu digunakan secara berhati-hati jika dikonsumsi bersama dengan agen antitrombotik (antikoagulan atau pengencer darah, contoh: warfarin, antiplatelet, contoh: aspirin) karena perdarahan spontan dan perdarahan pada otak telah beberapa kali dilaporkan terjadi akibat penggunaan bersamaan dari Ginkgo biloba atau ekstraknya dengan obat-obatan ini.

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Konsumsi Jamu Lancar Bersalin?

 

  1. Ginseng (Panax ginseng)

Untuk Geng Sehat yang sering kali merasakan lemah, letih, dan lesu, ginseng bisa menjadi solusinya. Ginseng terkenal dapat meningkatkan stamina dari pengonsumsinya. Akar ginseng dan ekstraknya sudah digunakan secara turun-temurun sebagai tonik, yang konon dapat memperbaiki selera makan, mengurangi mood swing, hingga meningkatkan efektivitas dari pengonsumsinya.

 

Akan tetapi, ternyata akar ginseng dan ekstraknya sebaiknya tidak dikonsumsi bersama-sama dengan obat antidiabetes dan antikoagulan atau obat pengencer darah, ya! Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa akar ginseng dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan juga bersifat antikoagulan atau mengencerkan darah. Jika dikonsumsi secara bersamaan, dikhawatirkan dapat terjadi efek samping berupa hipoglikemia atau perdarahan pada pasien yang menggunakannya.

  

  1. Valerian (Valeriana officinalis)

Insomnia adalah penyakit kebanyakan milenial yang hobinya bekerja dan ngopi, sehingga malamnya jadi enggak bisa tidur. Hayo, Geng Sehat begitu juga enggak? Salah satu obat tradisional yang terkenal ampuh mengatasi insomnia alias susah tidur adalah akar Valerian.

 

Mungkin Kamu juga pernah ya mengonsumsi jamu yang mengandung bahan ini? Konsumsi akar Valerian dan ekstraknya bersamaan dengan obat-obatan penekan sistem saraf pusat, seperti barbiturat dan benzodiazepine, ternyata tidak disarankan.

 

Penggunaan akar Valerian atau ekstraknya dengan obat penekan sistem saraf pusat ternyata dapat menyebabkan efek mengantuk yang berlebihan, sehingga berbahaya bagi penggunanya.

  

Nah, itu dia beberapa interaksi jamu dengan obat yang penting untuk Geng Sehat ketahui! Tentu saja jamu dan obat-obatan tradisional akan aman digunakan jika kita menggunakannya dengan berhati-hati dan smart!

 

Baca juga: Ini Dia Jenis-jenis Obat Tradisional di Indonesia

 

Amankah Ibu Hamil dan Menyusui Minum Jamu - GueSehat.com

  

Referensi:

Fleming, T., PDR for Herbal Medicines, Medical Economics Company, Inc., 2000, New Jersey, United States.

Barnes, J., Anderson, L.A., Phillipson, J.D., Herbal Medicines 3rd Edition, Pharmaceutical Press, 2007, London, United Kingdom.