Apakah Geng Sehat pernah mendengar tentang penyakit psoriasis? Psoriasis adalah suatu penyakit kronis yang menyerang kulit, ditandai dengan pembelahan sel-sel kulit lebih cepat dari normalnya. Jika sel kulit membelah secara normal setiap kurang lebih 28 hari, maka pada pasien psoriasis hal ini terjadi sangat cepat, bahkan hingga tiap 2 hari. Hal ini menyebabkan adanya penumpukan sel-sel kulit mati di permukaan tubuh, dan menghasilkan suatu daerah plak kemerahan yang dibatasi oleh sisik putih.

 

Psoriasis memang bukanlah sesuatu yang mengancam jiwa, tetapi timbulnya rasa gatal yang luar biasa bahkan kadang disertai nyeri, dapat membuat pasien merasa tidak nyaman dan tak jarang menurunkan kualitas hidup mereka.

 

Seperti sudah disebutkan, psoriasis adalah penyakit yang bersifat kronis. Artinya, psoriasis tidak dapat disembuhkan dan kadang hilang timbul. Namun, berbagai pengobatan dapat diberikan kepada pasien, untuk menjaga agar gejala psoriasis tidak bertambah parah serta mencegah sel kulit membelah terlalu cepat.

 

Tahukah Kamu kalau setiap tanggal 29 Oktober diperingati sebagai World Psoriasis Day? Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap penyakit ini, serta untuk memberi dukungan kepada orang-orang yang hidup dengan psoriasis. Dalam rangka memperingati World Psoriasis Day, yuk kita lihat obat-obatan yang biasa digunakan dalam terapi psoriasis ini!

 

Terapi topikal

Obat-obatan topikal adalah obat yang dioleskan langsung ke kulit yang mengalami psoriasis. Obat-obatan ini biasanya bersifat sebagai emolien dan moisturizer. Tujuan utamanya memberi kelembapan pada kulit yang terdampak psoriasis. Karena jika kulit terasa kering, maka rasa gatal akan semakin kuat dirasakan.

 

Terapi topikal untuk psoriasis biasanya berbentuk losion, krim, salep, atau gel. Biasanya untuk menentukan terapi yang cocok bagi seorang pasien, diperlukan trial and error, karena menurut pengalaman saya hal ini sifatnya berbeda terhadap setiap orang. Meskipun terapi topikal yang sifatnya emolien atau moisturizer biasanya dapat dibeli secara bebas, saran saya tetap konsultasikan terapi yang digunakan dengan dokter yang menangani kondisi psoriasis.

 
Baca juga: Minyak Kelapa Bisa Mengurangi Gejala Psoriasis

 

 

Selain terapi topikal yang bersifat melembapkan, dokter juga sering memberikan resep obat krim mengandung asam salisilat. Asam salisilat memiliki cara kerja sebagai keratolitik, yang pada kasus psoriasis, sifat keratolitik dari asam salisilat akan ‘menghancurkan’ lapisan sel kulit mati yang menumpuk.

 

 

Kortikosteroid

Kortikosteroid, biasa disebut dengan steroid, adalah suatu golongan obat yang memiliki efek antiinflamasi. Biasanya, terapi dengan steroid dipilih jika gejala psoriasis tidak dapat ditangani hanya dengan moisturizer atau emolien saja. Terapi dengan steroid untuk kasus psoriasis juga dilakukan secara topikal alias penggunaan luar. Dioleskan pada daerah yang terdampak psoriasis, dan biasanya bentuk obatnya adalah krim atau salep.

 

Ada bermacam-macam obat golongan steroid topikal yang dapat digunakan untuk terapi psoriasis. Perbedaan dari obat-obatan tersebut adalah potensinya dalam meredakan inflamasi. Berdasarkan hal tersebut, steroid topikal dibagi menjadi 7 kelas. Kelas 1 adalah obat steroid lokal dengan potensi paling besar, dan kelas 7 adalah obat steroid topikal dengan potensi paling rendah. Biasanya, dokter akan melakukan pemilihan berdasarkan derajat keparahan inflamasi atau peradangan yang dialami oleh pasien.

 

Steroid topikal dengan potensi rendah antara lain hidrokortison (kelas 7), desonide (kelas 6), dan mometasone serta triamcinolone (kelas 4). Sedangkan steroid paling poten antara lain clobetasol dan betametason (kelas 1 atau 2, tergantung konsentrasi dan jenis sediaan).

 
Baca juga: Ketombe Tak Kunjung Hilang, Mungkinkan Psoriasis?

 

Terapi sistemik

Jika kondisi psoriasis sudah berada di level sedang (moderate) hingga berat (severe), dan gejala tidak dapat ditangani hanya dengan terapi topikal, biasanya dokter akan memberikan obat yang sifat kerjanya sistemik. Obat-obatan ini biasanya digunakan dengan cara diminum. Karena kerjanya tidak hanya pada bagian tubuh yang terkena psoriasis, maka umumnya efek samping dari obat-obatan ini juga lebih sering terjadi dibandingkan terapi topikal.

 

Retinoid, metotreksat, dan siklosporin adalah contoh obat-obatan yang digunakan untuk terapi psoriasis secara sistemik. Retinoid bekerja menghambat pertumbuhan sel, dan biasanya pemberiannya dikombinasikan dengan fototerapi. Retinoid bersifat teratogenik alias dapat menyebabkan defek pada janin, sehingga pasien yang mengonsumsi obat ini tidak boleh dalam kondisi hamil atau merencanakan kehamilan.

 

Sementara itu, baik metotreksat maupun siklosporin, bekerja menekan sistem imun yang bereaksi berlebihan dan membuat sel kulit membelah dengan lebih cepat. Penggunaan kedua obat ini harus benar-benar dilakukan di bawah supervisi medis, karena dapat menyebabkan efek samping yang cukup berat, seperti gangguan organ hati dan ginjal.

 

Terapi biologis

Pendekatan lain untuk pengobatan psoriasis adalah terapi menggunakan agen-agen biologis. Obat-obatan ini bekerja dengan target bagian-bagian spesifik dalam sistem imun, yang berperan dalam pembelahan sel kulit yang terlalu cepat. Contohnya adalah infliximab dan etanercept.

 

Penggunaan obat-obatan ini dalam penanganan psoriasis memang masih cukup terbatas, karena tergolong baru. Jadi, masih diperlukan banyak data klinis untuk mendukung penggunaannya secara aman pada pasien psoriasis.

 

Gengs, itu dia macam-macam terapi obat yang digunakan pada kondisi psoriasis. Psoriasis ini memang bukanlah penyakit kulit biasa, karena penyebabnya berkaitan dengan sistem imun dan bersifat kronis. Terapi obat yang diberikan tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan, melainkan untuk mengontrol keparahan penyakit.

 
Baca juga: Penderita Psoriasis Berisiko Diabetes