Psoriasis adalah penyakit autoimun pada kulit, ditandai dengan bercak tebal berkerak dan berwarna kemerahan. Bercak-bercak ini biasanya ada di siku, lutut, dan kulit kepala. Namun, tidak menutup kemungkinan timbul merata di seluruh tubuh.

 

Kulit menebal akibat pertumbuhan kulit lebih cepat dari siklus normal, dan ada proses inflamasi atau peradangan di dalamnya. Itulah sebabnya bercak psoriasis berwarna perak kemerahan dan jika digaruk mengeluarkan darah, karena ada pembuluh darah di dalamnya.

 

Psoriasis kebanyakan menimpa ras kulit putih. Di Amerika, 1-3 persen populasi menderita psoriasis. Bercak psoriasis sering disebut plak, dan kadang terasa perih serta gatal. Penelitian belum lama ini menunjukkan ada kaitan antara psoriasis dengan diabetes.

 

Sebuah penelitian di Denmark tahun 2013 menyatakan, penderita psoriasis ternyata lebih rentan mengalami kegemukan dan diabetes tipe 2. Penelitian dilakukan pada lebih dari 52.000 orang dewasa dan anak-anak usia minimal 10 tahun yang menderita psoriasis. Kemudian, peserta studi diamati dan dites kembali siapa yang memiliki diabetes di tahun-tahun sesudahnya. Ternyata, semakin berat keparahan psoriasis, semakin tinggi risiko memiliki diabetes.

Baca juga: Bagaimana Cara Menentukan Skin Care yang Tepat untuk Kulitmu?
 

Penelitian lain diadakan di Pennsylvania. Peneliti membandingkan 100.000 penderita psoriasis dengan 430.000 orang tanpa psoriasis. Hasilnya sama, yakni pengidap psoriasis rata-rata memiliki risiko dua kali lipat memiliki diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang tidak memiliki psoriasis. Risiko juga tetap tinggi pada penderita psoriasis yang tidak memiliki faktor risiko diabetes lain, misalnya obesitas.

 

Jadi, baik diabetes tipe 2 maupun psoriasis adalah penyakit yang berkaitan erat dengan peradangan. Peradangan atau inflamasi menyebabkan psoriasis meningkatkan kadar faktor pertumbuhan mirip insulin, yang ada kaitannya dengan diabetes. Psoriasis juga berhubungan dengan resistensi insulin, yang merupakan cikal bakal penyakit diabetes, kegemukan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Baca juga: Saya dan Penyakit Psoriasis
 

Psoriasis adalah penyakit yang sangat kompleks. Ada faktor genetik yang ikut berperan. Sering kali memang psoriasis ini diikuti beberapa penyakit penyerta lain, yang sampai sekarang masih diteliti. Bahkan mengapa psoriasis sering dikaitkan dengan kegemukan juga bukan sekadar masalah gaya hidup saja, tetapi ada gen yang ikut memengaruhi.

 

Penting untuk mengatasi penyakit-penyakit yang berkaitan dengan psoriasis ini, mengingat diabetes dapat menyebabkan komplikasi mematikan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes pada penderita psoriasis.

 

1. Menambah massa otot

Sebuah penelitian yang dimuat dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, menyatakan, menambah massa otot dapat mengurangi resistensi insulin dan mengurangi risiko mengembangkan prediabetes. Setiap penambahan 10 persen massa otot, risiko prediabetes turun sebanyak 12 persen.

 

Cara menambah massa otot adalah olahraga yang bersifat daya tahan (endurance) minimal tiga hari dalam seminggu. Selain itu, lakukan juga latihan kardio paling tidak dua setengah jam per minggu untuk membakar kalori, dengan berlari, bersepeda, atau berenang.

Baja juga : Menaikkan Berat Badan dengan Berolahraga
 


2. Istirahat yang cukup

Kurang istirahat ternyata meningkatkan resistensi insulin. Jadi dari sebuah penelitian terungkap, orang yang kurang tidur memiliki risiko diabetes yang tinggi.

 

3. Kurangi stres

Stres dan ketegangan dapat memicu keparahan psoriasis. Dalam penelitian dikatakan bahwa semakin parah psoriasis maka semakin tinggi risiko diabetes. Maka, penderita psoriasis disarankan melakukan berbagai cara untuk menghindari stres. Lakukan meditasi, yoga, dan jika perlu mendatangi terapis.

 

4. Atur pola makan

Mengonsumsi makanan sehat akan sangat baik dalam mencapai dan mempertahankan berat badan ideal, sehingga dapat menurunkan risiko diabetes. Makan sehat dan bergizi juga meningkatkan sistem imun. Hindari makanan yang memicu peradangan, yaitu asam lemak, daging merah, dan makanan olahan. Sedangkan makanan berikut ini menurunkan peradangan, yaitu air putih, lemak ikan, kacang-kacangan, buah, dan sayuran.

 

Psoriasis tidak dapat disembuhkan, tetapi hanya bisa dikendalikan. Begitu pula diabetes. Jika kedua penyakit ini dapat dikelola dengan baik, maka kualitas hidup pasien akan tetap baik, meskipun memiliki dua penyakit kronis secara bersamaan. (AY/AS)