Bersiaplah, Inilah 10 Perubahan Tubuh di Trimester Dua yang akan Mums Hadapi!
Mums kini memasuki fase paling ditunggu oleh semua ibu hamil: trimester dua! Jangan lupa, mulailah menyiapkan diri untuk berbagai perubahan tubuh di trimester dua!.
Nama Paten :
Borraginol-S, Dolones Cream, Emla, Estesia, Haemocaine, Kifacaine, Lemocin, Lidodex, Lidopril, Neurotrat, Neurotrat Forte, Neurotropin, Otilon, Otopraf, Pehacin, Topsy, Ultraproct N, Xylestesin, Xylocaine, Zecain.
(ISO vol.50)
Lidocaine merupakan obat anestesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan akibat prosedur medis yang melukai jaringan, seperti operasi, tusukan jarum, maupun penyisipan kateter atau tabung pernapasan. Lidocaine juga dapat digunakan untuk mengobati kelainan irama jantung. Selain itu, lidocaine sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/lidocaine-injection.html)
Lidocaine bekerja dengan cara memblokir perpindahan sinyal pada sistem saraf, sehingga rangsangan sakit tidak akan diterima oleh otak.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/lidocaine-injection.html)
Selain dapat mengurangi rasa sakit, lidocaine juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
1) Efek samping yang umum terjadi: kemerahan pada kulit, kulit gatal, dan bintik-bintik merah di kulit.
2) Efek samping yang jarang terjadi: memar, berdarah, terbakar, bengkak, atau nyeri di tempat aplikasi.
Sumber: (https://www.drugs.com/sfx/lidocaine-side-effects.html)
Pehatikan aturan pemakaian obat lidocaine seperti berikut ini:
1) Ikuti semua aturan pakai sesuai label obat atau sesuai dengan anjuran dokter.
2) Konsultasikan ke dokter jika memiliki penyakit hati, ginjal, aritmia (kelainan irama atau denyut jantung), dan jantung koroner.
3) Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami alergi setelah pemakaian obat ini.
4) Konsultasikan ke dokter sebelum ibu hamil dan menyusui mengonsumsi obat ini.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/lidocaine-injection.html)
Pemberian dosis lidocaine disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Berikut anjuran dosis yang disarankan:
1) Untuk terapi aritmia, dosisnya 1-1,5 mg/kg. Dapat diberikan ulang jika diperlukan. Dosis maksimal adalah 3 mg/kg.
2) Untuk terapi aritmia pada pasien yang lebih stabil, dosisnya 50-100 mg. Ulangi pemberian jika diperlukan dan dosis maksimal 200-300 mg dalam 1 jam (1-4 mg per menit melalui infus kontinyu).
3) Dosis anestesi lokal dalam larutam 0,5% tanpa epinephrine adalah 50-300 mg. Maksimal pemberian 4 mg/kg.
4) Dosis intra muskular aritmia ventrikular darurat adalah 300 mg, dan dapat diulang setelah 60-90 menit jika diperlukan.
5) Untuk blokir saraf simpatetik, diberikan dalam larutan 1% dengan dosis 50 mg untuk serviks dan 50-100 mg untuk lumbar.
6) Untuk anestesi pada gigi, dosisnya 20-100 mg melalui injeksi dan 10-50 mg dalam bentuk spray.
7) Untuk terapi rasa nyeri karena penyakit herpes (transdermal patch 5%), dilekatkan pada kulit 1 kali sehari selama 12 jam. Maksimal menggunakan 3 patch dalam 1 kali penggunaan.
8) Untuk anestesi laring, 160 mg dalam satu kali dosis (spray).
9) Untuk anestesi topikal, digunakan salep 5% dengan dosis maksimal 20 gram dalam 24 jam, sedangkan gel 2% dengan dosis 120-220 mg.
Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lidocaine/?type=brief&mtype=generic)
Lidocaine dapat menimbulkan beberapa interaksi jka digunakan bersama obat-obatan tertentu, seperti:
1) Khasiat Lidocaine akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan cimetidine dan propranolol.
2) Jika dikonsumi bersamaan dengan obat β-blocker dan antiaritmia lainnya, dapat menyebabkan depresi jantung.
3) Penggunaan Lidocaine bersamaan dengan acetazolamide, loop diuretik, dan tiazid akan meningkatkan khasiat lidocaine.
4) Kebutuhan dosis dapat ditingkatkan dengan penggunaan fenitoin jangka panjang dan penginduksi enzim lainnya (harus sesuai anjuran dokter).
Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lidocaine/?type=brief&mtype=generic)
Direktori