Rasa sakit akibat penyakit hati atau lever biasanya bisa dirasakan di bagian perut atas, pada sisi tangan kanan. Kamu harus berhati-hati, karena rasa sakit pada bagian tersebut bisa menjadi pertanda suatu penyakit serius. Rasa sakit akibat penyakit lever bisa tidak spesifik atau sangat parah.

 

Penyakit di bagian tersebut juga bisa menyebabkan nyeri punggung. Pada umumnya, rasa sakit akibat penyakit lever juga sering disalahartikan sebagai rasa sakit pada bahu kanan, abdomen, dan ginjal. Namun, mayoritas penyakit pada bagian lever menimbulkan rasa nyeri pada daerah di sekitar lever. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan kerusakan hati. Tanpa pengobatan, hati bahkan bisa berhenti berfungsi. 

Baca juga: Apakah Sindrom Patah Hati Itu Nyata?

 

Gejala-gejala penyakit lever yang berbahaya biasanya tidak muncul sampai kondisinya parah. Jadi, sangat penting untuk berjaga-jaga jika ada gejala-gejala yang menandakan kemungkinan besar terjadi kerusakan hati. Kamu harus segera menghubungi dokter kalau mengalami sejumlah gejala di bawah ini:

  • Rasa sakit yang berlebihan, terutama di bagian abdomen.
  • Demam.
  • Urine berwarna gelap.
  • Feses berwarna pucat, mengandung darah, atau berwarna sangat gelap.
  • Mual dan muntah.
  • Berat badan turun.
  • Kulit berwarna kekuningan.
  • Kelembutan perut.
  • Pembengkakan pada abdomen atau di kaki dan pergelangannya.
  • Kulit gatal.
  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Kehilangan nafsu makan.

 

Sangat banyak jenis penyakit lever yang bisa menyebabkan rasa sakit pada hati. Namun beberapa di antaranya adalah: 

 

Kolangitis 

Kolangitis adalah peradangan pada dinding saluran empedu, yang biasanya diakibatkan oleh infeksi bakteri. Saluran empedu membawa empedu dari hati dan kantong empedu, lalu membawanya ke usus halus. Infeksi kolangitis menyebabkan tekanan meningkat dalam sistem tersebut. Pasalnya, hal ini biasanya berujung pada penyumbatan di saluran tersebut. Penyumbatan tersebut bisa terjadi akibat adanya batu, tumor, gumpalan darah, atau aliran balik bakteri.

 

Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati. Penyebab yang paling umum dari penyakit ini adalah virus. Namun, hepatitis juga bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih, racun, dan beberapa pengobatan. Tipe virus hepatitis juga berbeda-beda.

Baca juga: Ketahui Beberapa Hal tentang Penyakit Hepatitis B

 

 

Menurut penelitian, tipe virus hepatitis yang paling umum di Indonesia adalah hepatitis B. Hepatitis B, hepatitis C, dan hepatitis D dapat menyebabkan penyakit hepatitis kronis, yang bisa mengakibatkan penyakit sirosis hati, gagal hati, dan kanker hati.

 

Abses Hati

Abses lever adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur, ataupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal. Ini ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan di sekitarnya, perdarahan, infeksi tambahan, bahkan kematian. Pengobatan abses hati biasanya menggunakan antibiotik atau obat antijamur.

 

Sirosis Hati 

Sirosis hati adalah kerusakan hati jangka panjang. Penyakit ini membuat fungsi hati secara perlahan menjadi semakin buruk dan tidak bisa bekerja dengan baik. Semakin lama, luka sirosis hati akan mengganti jaringan-jaringan hati yang sehat. Akibatnya, aliran darah lewat hati bisa terhalang. Penyakit ini memang penyakit jangka panjang, namun perkembangannya terjadi secara perlahan. Ketika sudah semakin parah, sirosis hati akan menyebabkan fungsi hati berhenti bekerja. Hal tersebut akan menyebabkan gagal hati kronis.

 

Sindroma Budd-Chiari

Sindroma Budd-Chiari adalah penyakit hati langka, yakni gumpalan darah menghalangi aliran darah untuk keluar dari hati. Akibatnya, darah menumpuk di dalam hati sehingga menyebabkan hati hingga limpa menjadi membengkak.

 

Menumpuknya darah menyebabkan peningkatan tekanan darah di dalam vena porta. Vena porta adalah pembuluh darah yang bertugas membawa darah ke hati dari usus. Peningkatan tekanan tersebut biasa disebut hipertensi portal.

 

Sindroma Budd-Chiari biasanya menyerang orang-orang yang memiliki risiko penggumpalan darah yang tinggi. Penggumpalan atau pembekuan darah biasanya terjadi pada ibu hamil, penderita tumor, dan penyakit kronis lainnya.

Baca juga: Ini 12 Makanan Terbaik untuk Kesehatan Hati!

 

Konsumsi Alkohol Berlebihan 

Konsumsi alkohol secara berlebihan bisa menjadi penyebab utama sirosis hati. Hati mencerna dan menghilangkan alkohol dari tubuh. Jika seseorang mengonsumsi alkohol dalan jumlah yang melebihi kemampuan hati untuk memprosesnya, maka sel-sel hati bisa menjadi rusak. Sirosis hati akibat alkohol tidak bisa disembuhkan meski penderita sudah berhenti minum alkohol. Namun, mengurangi konsumsi alkohol bisa mencegah kerusakan lebih parah dan mengurangi gejala-gejalanya.

 

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Lever

Penyakit lever memiliki penyebab yang berbeda-beda, yaitu: 

  • Infeksi.
  • Masalah sistem kekebalan tubuh.
  • Faktor genetik.
  • Efek racun dari pengobatan atau medikasi.
  • Kanker.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Lemak yang menumpuk di dalam hati.

 

Sementara itu, faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena salah satu penyakit lever adalah:

  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Narkoba suntik atau menggunakan suntikan yang tidak steril.
  • Seks tanpa proteksi.
  • Diabetes.
  • Obesitas.

 

Diagnosis

Karena penyakit lever memiliki banyak jenis, maka sangat penting untuk mendeteksinya secara tepat. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa riwayat kesehatan si Penderita.

 

Pemeriksaan lain juga dilakukan, seperti: 

  • Tes darah untuk memeriksa fungsi hati atau mengidentifikasi masalah hati secara spesifik.
  • Melakukan CT scan, MRI, dan ultrasound untuk mendeteksi kerusakan hati.
  • Melakukan biopsi hati.

 

Terkadang, rasa sakit di bagian hati akan hilang setelah melakukan perubahan gaya hidup, seperti berhenti mengonsumsi alkohol atau mengatur makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan baik. Pada masalah-masalah yang lebih akut, medikasi atau operasi dibutuhkan. Kalau terjadi gagal hati, transplantasi hati biasanya dibutuhkan.

 

Pencegahan Penyakit Lever

Untuk mencegah risiko terkena salah satu penyakit lever, disarankan untuk: 

  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Hindari menggunakan suntikan yang tidak steril dan melakukan seks tanpa proteksi.
  • Suntik vaksin hepatitis.
  • Jangan mengonsumsi obat-obatan berlebihan.
  • Jaga berat badan normal.

 

Itulah yang harus Kamu perhatikan untuk menjaga kesehatan hati. Lakukan mulai dari sekarang, agar tetap sehat hingga masa tua ya, Gengs!