Berapa kali dalam sehari Kamu ngemil? Rasanya tidak cukup sekali, ya? Jika Kamu suka ngemil lebih dari 3 kali dalam sehari, Kamu tidak sendirian. Pasalnya, Indonesia adalah surga bagi orang yang hobi ngemil!

 

Riset yang dilakukan Mondelez Internasional mengungkapkan, Indonesia berada di peringkat pertama negara yang paling hobi mengonsumsi camilan. Dalam laporan yang diberi judul Snacking Habit Report: Indonesia, dikatakan 1 dari 3 orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih dari 3 kali sehari. Kira-kira apa yang melatarbelakangi kebiasaan tersebut, selain fakta bahwa Indonesia sangat kaya akan makanan enak? Simak lebih lengkap di sini!

 

Baca juga: 10 Camilan Sehat dan Enak untuk Penderita Diabetes

 

Faktanya, Indonesia Negara Paling Sering Ngemil!

Mendelez Internasional melakukan survei dengan melibatkan 1.500 orang Indonesia dewasa. Sepertiga di antaranya adalah ibu rumah tangga dengan anak usia 3-12 tahun. Inilah beberapa hasil dari survei:

 

1. Sebanyak 36% orang dari total responden memilih untuk ngemil sendiri. Sisanya mengonsumsi makanan ringan bersama orang lain. Uniknya, mereka menganggap nongkrong sambil ngemil adalah cara membangun ikatan pertemanan.

 

2. Sebanyak 72% orang mengonsumsi camilan 3 kali sehari. Sementara itu, 85% dari mereka tidak pernah melewatkan makan tiga kali sehari.

 

3. Orang Indonesia yang hidup di perkotaan mengonsumsi makanan ringan ketika terjebak kemacetan lalu lintas. Masalah lalu lintas yang terkenal di kota-kota besar juga menyebabkan orang makan malam lebih larut dari jam biasanya.

 

4. Teh dianggap sebagai camilan, sehingga menjadi minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah biskuit.

 

5. Hanya 20% responden dari penelitian ini yang lebih selektif dalam memilih makanan ringan. Mereka suka memperhatikan kandungan nutrisi sebelum membeli. Namun, ternyata biskuit adalah makanan ringan yang paling banyak dikonsumsi dibandingkan dengan makanan ringan lainnya.

 

6. Buah-buahan adalah makanan ringan yang paling gemar dikonsumsi setelah makan besar atau ketika seseorang mencari makanan ringan yang manis.

 

Ngemil sebenarnya tidak dilarang asalkan sehat dan tidak berlebihan. Masalahnya, dari riset tersebut, orang Indonesia lebih memilih camilan yang tidak sehat. Hanya 2% yang memilih camilan sehat.

 

Mayoritas memilih keripik, biskuit, roti, atau kue. Akibatnya, orang-orang dengan obesitas akan semakin sulit menurunkan berat badan. Selain ngemil makanan manis, ini dia penyebab Kamu sulit turun berat badan:

 

 

Baca juga: 8 Camilan Tinggi Protein yang Mengenyangkan

 

Hobi Ngemil di Kalangan Milenial

Fenomena ini sebenarnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Asia. Wilayah Asia Pasifik, dengan populasi yang berusia relatif lebih muda dan memiliki kelompok berpenghasilan menengah yang sedang berkembang, menjadi pasar makanan ringan yang paling pesat perkembangannya di dunia.

 

Di era belanja online, tren belanja camilan pun bergeser ke platform digital. Sebuah survei menyatakan, ada peningkatan 38% belanja makanan kemasan pada platform e-commerce.

 

Generasi milenial dikenal suka ngemil. Fakta menunjukkan bahwa banyak generasi milenial memandang ngemil sebagai sebuah kebutuhan dan makanan ringan menjadi konsumsi makanan harian yang paling dominan. Penelitian Mintel menyatakan, mereka cenderung ngemil 4 kali atau lebih dalam sehari. Ini menjadi peluang bagi industri makanan.

 

Saat ini, generasi milenial semakin menyadari pentingnya mengonsumsi makanan sehat. Karenanya, mereka mulai menawarkan produk makanan ringan yang sehat tetapi rasanya tetap enak.

 

Baca juga: Ganti Camilanmu dengan 6 Makanan Ini!

 

Camilan Masa Kini, Sehat, dan Enak

Jika Kamu termasuk milenial yang hobi ngemil tetapi ingin tetap sehat, kini teknologi pangan sudah mewujudkannya. Salah satunya dengan penerapan bahan-bahan fungsional.

 

Dalam pemilihan karbohidrat misalnya, karbohidrat atau gula yang dicerna dengan lambat mulai populer di kalangan produsen makanan ringan. Tujuannya untuk menawarkan makanan ringan dengan profil glikemik yang lebih rendah.

 

Sebagai pengganti glukosa, mereka menggunakan isomaltulosa (isomalt). Ini adalah gula inovatif yang berasal dari gula bit murni, yang memiliki indeks glikemik rendah.

 

Isomalt dihidrolisis 4-5 kali lebih lambat oleh enzim di usus kecil dibandingkan dengan gula biasa, seperti glukosa atau sukrosa. Dengan begitu, ia dapat menyediakan energi jangka panjang tanpa menaikkan gula darah secara drastis.

 

Maka berbagai camilan, seperti sereal, donat, dan muffin, banyak yang menggunakan pengganti gula ini. Penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa dan insulin dalam darah hanya meningkat sedikit saja setelah mengonsumsi isomalt.

 

Baca juga: 5 Cara Hindari Camilan yang Tidak Perlu

 

Selain karbohidrat, produsen juga menggunakan serat fungsional, seperti serat makanan prebiotik inulin dan oligofruktosa. Inulin dan oligofruktosa secara alami diekstrak dari akar sawi putih dan tidak dicerna oleh enzim lambung. Dengan begitu, hanya berdampak kecil pada kenaikan kadar glukosa darah.

 

Jadi Gengs, mengingat kebiasaan ngemil orang Indonesia yang kurang sehat, apalagi ditambah dengan kebiasaan penduduk kita yang malas jalan kaki, sudah sewajarnya ini menjadi perhatian serius.

 

Jika kebiasaan buruk ini tidak dihilangkan, maka di masa depan akan tercipta generasi yang tidak sehat karena menderita diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. (AY/AS)

 

 

 

Sumber:

Tempo English. 6 Facts of Indonesian Snacking Habit

Asiafoodjournal. Millennials Snacking Preference.