Penyakit pneumokokus adalah penyakit yang umum menyerang anak-anak, dengan angka kejadian tertinggi pada kelompok usia di bawah 5 tahun. Namun, Mums tidak perlu khawatir. Pasalnya, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae alias kuman pneumokokus ini bisa bisa dicegah dengan imunisasi PCV!

 

Di dunia, ada lebih dari 90 jenis bakteri pneumokokus. Semuanya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari infeksi telinga hingga pneumonia. Penyakit pneumokokus juga bisa menyebabkan kondisi serius dan mengancam jiwa, misalnya meningitis dan septicemia (keracunan darah). Karenanya, pemberian imunisasi PCV tidak boleh dilewatkan oleh setiap orang sejak kecil hingga dewasa.

 

Imunisasi PCV Menyelamatkan 8 dari 10 Bayi

Beberapa penyakit pneumokokus bersifat invasif. Artinya, kuman akan menyerang bagian tubuh yang biasanya bebas dari kuman. Penyakit yang masuk dalam kategori invasif biasanya amat serius dan terkadang dapat menyebabkan kematian.

 

Berdasarkan keterangan dari situs IDAI, penyakit pneumokokus merupakan penyebab kematian tertinggi pada balita. Data UNICEF sendiri menunjukkan di tahun 2015 sekitar 14% dari 147.000 anak berusia kurang dari 5 tahun di Indonesia meninggal akibat pneumonia. Jadi bisa disimpulkan, 2-3 anak meninggal setiap jamnya.

 

Baca juga: Sudahkah Si Kecil Mendapat Imunisasi PCV?

 

Beberapa studi menunjukkan bahwa 1 dosis imunisasi PCV mampu menyelamatkan setidaknya 8 dari 10 bayi serta 75 dari 100 orang berusia 65 tahun atau lebih untuk tidak terkena penyakit pneumokokus invasif. Selain itu, imunisasi ini juga bisa menghindarkan 45 dari 100 orang berusia 65 tahun atau lebih terkena pneumonia.

 

Diperkirakan sejak penggunaannya, imunisasi PCV telah mencegah hampir 40.000 kasus penyakit pneumokokus invasif dan 2.000 kematian akibat masalah tersebut. Imunisasi PCV jenis pertama, yakni Prevenar7, dikenalkan ke publik pada tahun 2006. Vaksin ini dapat memproteksi tubuh dari 7 tipe bakteri pneumokokus. Dan hasilnya, imunisasi PCV memang mampu menekan angka kejadian penyakit pneumokokus pada bayi.

 

Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, ditemukan kasus penyakit pneumokokus yang disebabkan oleh tipe bakteri yang berbeda. Akhirnya, diluncurkanlah PCV13 (pneumococcal conjugate vaccine) kemudian PPSV23.

 

Jadwal Imunisasi Bayi 3 Bulan - GueSehat.com

 

Apa Perbedaan Imunisasi PCV jenis PCV13 dan PPSV23?

Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), ada 2 imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) berlisensi, yaitu PCV13 (pneumococcal conjugate vaccine) dan PPSV23 (pneumococcal polysaccharide vaccine). Apa beda keduanya?

 

PCV13 berguna untuk memproteksi tubuh dari 13 tipe bakteri pneumokokus, yang paling umum menyerang anak-anak. Imunisasi PCV tipe inilah yang direkomendasikan oleh IDAI dan dibagi dalam 3 dosis dasar serta 1 kali dosis boosting, yakni diberikan ketika anak berusia 2, 4, 6, dan antara 12-15 bulan.

 

Beberapa anak yang usianya di atas 2 tahun juga akan tetap membutuhkan imunisasi PCV ini jika mereka melewatkan pemberian 1 atau lebih dosis, terutama jika mereka memiliki masalah kesehatan kronis, misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

 

Ini juga harus diberikan kepada anak-anak dengan sistem imun lemah, misalnya penderita asplenia, infeksi HIV, dan lain-lain. Dokter lah yang akan menentukan kapan dan seberapa sering anak perlu mendapatkan vaksin PCV.

 

Baca juga: Pneumonia Bisa Mematikan, Cegah dengan Cara Berikut!

 

Sementara itu, PPSV23 berguna untuk memproteksi 23 tipe bakteri pneumokokus. Imunisasi PCV yang satu ini umumnya ditujukan bagi usia yang lebih besar, yaitu untuk usia 65 tahun ke atas atau usia 2-64 tahun dengan kondisi khusus.

 

Kondisi tersebut antara lain penderita penyakit jantung, paru-paru, atau lever, diabetes, gagal ginjal, orang dengan sistem imun yang lemah (pengidap kanker atau infeksi HIV), serta orang yang pernah melakukan implan koklea.

 

Selain itu, orang dewasa usia 19-64 tahun yang merokok perlu mendapatkan vaksin ini. PPSV23 diberikan dalam 1 dosis dan biasanya didahului dengan 1 dosis vaksin PCV13, guna memberikan kekebalan tubuh yang lebih optimal.

 

Siapa Saja yang Tidak Boleh Mendapatkan Imunisasi PCV?

Karena alasan kesehatan atau usia, beberapa kelompok tidak diperbolehkan mendapatkan imunisasi PCV atau perlu menunggu beberapa waktu. Ketahui aturannya di bawah ini lalu konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

 

Beri tahu kepada tenaga medis sebelum mendapatkan imunisasi PCV jika Mums atau si Kecil:

  • Memiliki reaksi alergi yang berat atau mengancam jiwa.
  • Sedang tidak enak badan, misalnya batuk pilek, atau penyakit serius.

 

Khusus untuk vaksin PPSV23, anak di bawah usia 2 tahun tidak diperbolehkan mendapatkan imunisasi PCV jenis ini. Walaupun tidak ada bukti bahwa imunisasi PCV jenis ini berbahaya bagi ibu hamil ataupun janin yang dikandung, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu sebelum melakukan vaksin.

 

Baca juga: Kenali Gejala Pneumonia pada Bayi dan Anak

 

Apa Efek Samping Imunisasi PCV?

Kebanyakan orang yang mendapatkan imunisasi PCV tidak mengalami masalah kesehatan yang serius. IDAI sendiri menyebutkan bahwa efek samping dari vaksin PCV lebih kecil jika dibandingkan dengan vaksin lainnya, misalnya vaksin DPT. Kalaupun ada efek samping yang muncul, biasanya ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Apa saja efek samping ringan tersebut?

 

PCV13

Efek samping ringan setelah mendapatkan imunisasi PCV ini antara lain:

  • Muncul kemerahan, bengkak, atau nyeri di area kulit yang disuntik.
  • Demam.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Rewel.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Meriang.

 

Bagi anak-anak yang mendapatkan imunisasi PCV di waktu yang bersamaan dengan vaksin flu tidak aktif biasanya berisiko mengalami kejang demam. Karenanya, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum melakukan 2 imunisasi ini.

 

PPSV23

Efek samping ringan setelah pemberian imunisasi PCV jenis ini adalah:

  • Kemerahan dan rasa sakit di area yang disuntik.
  • Demam.
  • Nyeri otot.

 

Efek samping yang disebutkan di atas biasanya akan hilang 2 hari setelah imunisasi. Selain itu, ada pula beberapa efek samping yang bisa terjadi, yaitu:

  • Beberapa orang terkadang akan pingsan atau tidak sadarkan diri. Untuk mencegah dan terhindari dari cedera akibat terjatuh, sebaiknya duduk atau berbaringlah selama 15 menit setelah mendapatkan imunisasi PCV.
  • Segera beri tahu tenaga kesehatan jika Mums atau si Kecil merasa pusing, pandangan kabur, atau telinga berdenging.
  • Beberapa orang akan mengalami nyeri yang parah di area pundak dan sulit menggerakkan tangan. Namun, ini jarang sekali terjadi.
  • Setiap obat berpotensi memicu reaksi alergi yang parah. Ini biasanya muncul beberapa menit atau beberapa jam setelah vaksinasi. Meski begitu, kasus ini sangat tejadi, yaitu hanya 1 dari 1 juta dosis yang diberikan.

 

Meski masih termasuk dalam kelompok imunisasi tambahan, imunisasi PCV sangat direkomendasikan untuk diberikan kepada anak. Pasalnya, penyebaran bakteri penyebab penyakit pneumokokus adalah melalui udara, sehingga anak-anak sangat rentan terinfeksi.

 

Pemberian imunisasi PCV sekaligus vaksin Hib dapat menurunkan 50% angka kematian akibat pneumonia pada balita. Lebih baik mencegah si Kecil terkena penyakit pneumokokus daripada mengobati, bukan? Yuk, segera konsultasikan kepada dokter kapan waktu yang tepat bagi Mums memberikan si Kecil imunisasi PCV ketika ia memasuki usia 2 bulan. (AS)

 

Baca juga: Orang Tua Harus Tahu Pentingnya Imunisasi bagi Si Kecil

 

  

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention: Pneumococcal Vaccination: What Everyone Should Know

GueSehat: Kenali 2 Tipe Vaksin Pneumokokus

KidsHealth: Your Child's Immunizations: Pneumococcal Vaccines (PCV, PPSV)

Oxford Vaccine Group: PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)