Tidak ada yang meragukan lezatnya makanan berlemak, seperti daging, gulai, dan mungkin gorengan? Namun, konsekuensi mengonsumi makanan tinggi lemak juga tidak ringan, meningkatkan kolesterol jahat, dan peningkatan berat badan. Semuanya berdampak buruk ke kesehatan jantung. Penderita diabetes adalah kelompok yang harus berhati-hati dengan lemak jahat ini! Nah, bagaimana cara mengganti lemak jahat dengan lemak sehat?

 

Di sinilah kita harus waspada ya, Diabestfrined, untuk pandai-pandai memilih jenis makanan dan jangan sampai pola makan sehat yang sudah kita lakukan selama ini demi mengendalikan gula darah, menjadi sia-sia karena makanan yang mengandung lemak jahat. 

 

Kolesterol tinggi adalah musuh penderita diabetes, selain gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. Nah, berikut adalah tips untuk menghindari makanan tinggi lemak jahat dan berganti ke makanan yang tidak mengandung lemak.

 

Baca juga: Diet Khusus ini Bisa Membuat Normal Gula Darah
 

Cara Mengurangi Lemak Tidak Sehat

Pada saat mengambil makanan, hindari mengambil kuah yang mengandung banyak santan dan minyak, ya Diabestfriend. Hindari juga mengonsumsi bagian lemak pada daging serta kulit ayam yang menggandung banyak lemak.

 

Kalau Diabestfriend kebetulan memasak sendiri, coba pilih-pilih makanan yang akan dicicipi. Jika sedang masak daging, pilihlah bagian daging yang tidak berlemak. Bisa dengan cara membuang bagian gajih/lemak dan gunakan ayam yang tidak berkulit.

 

Pada saat menumis, gunakan lebih sedikit minyak atau tanpa minyak dengan menggunakan wajan anti lengket. Hidangan lebaran memang identik dengan penggunaan santan, namun dapat disiasati dengan mengurangi menggunakan santan encer, atau ganti dengan menggunakan susu skim.

 

Pilih Makanan Berikut!

Nah, setelah menghindari lemak jahat, ada baiknya untuk konsisten dengan pilihan jenis makanan yang lebih sehat dan pola makan yang benar!

 

1. Konsumsi sayur dan buah

Sebaiknya mulai hari dengan konsumsi banyak sayur dan buah segar. Sayur dan buah mengandung banyak serat yang membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, tetapi sedikit mengandung kalori serta lemak. Karena sudah kenyang di pagi hari, kita tidak mudah tergoda mengambil sajian yang tinggi lemak saat makan siang.

 

Ingat ya Diabestfriend, buah serta sayur yang dikonsumsi sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar, atau ditumis dengan sedikit minyak. Jangan diolah dengan santan, atau dibuat menjadi es buah dengan susu kental manis, sirup, ataupun minuman manis lainnya.

 

Baca juga: Aman untuk Gula Darah, Inilah 5 Jenis Tepung Pengganti Terigu
 

2. Gunakan piring kecil

Saat makan, sebaiknya gunakan piring kecil dan penuhi 2/3 bagian piring tersebut dengan sayuran. Dengan menggunakan piring berukuran kecil, secara otomatis makanan yang kita ambil juga lebih sedikit. Selain itu, menggunakan piring berukuran kecil juga ‘menipu’ otak kita sehingga kita merasa sudah makan dalam jumlah banyak dan membuat kita merasa kenyang lebih cepat.

 

3. Atur porsi makan

Kita harus memperhatikan apa dan berapa banyak makanan yang kita konsumsi. Jangan sampai karena keasyikan mengobrol, sudah tidak terhitung berapa potong kue atau cemilan lain yang sudah kita makan. Kalau memang sangat ingin, tidak salah kok hanya mencicipi 1 – 2 potong kue itu. Ingat, hanya mencicipi ya, bukan menghabiskan kudapan.

 

4. Minum air putih sebelum makan

Salah satu cara yang cukup efektif adalah minum air putih sebelum makan. Air putih tidak mengandung kalori, tetapi dapat membuat kita merasa kenyang. Jadi ketika rasanya sulit sekali untuk tidak mengambil 1 potong kue lapis, kamu bisa minum 1 gelas air putih, kemudian tunggu 10 menit, baru putuskan apakah Diabestfriend memang masih menginginkan kue lapis tersebut.

 

5. Mengunyah perlahan

Ketika kita makan, sinyal dikirim ke otak untuk menunjukkan bahwa sudah kenyang. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk otak mendapat sinyal bahwa kita sudah merasa kenyang. Jika mengunyah dan menelan buru-buru, sebelum otak mendapatkan sinyal tersebut, kita sudah makan dalam jumlah yang banyak.

 

Sebaliknya jika kita mengunyah perlahan, kita memberi waktu untuk otak memroses sinyal dari saluran pencernaan bahwa lambung sudah penuh, sehingga semakin kecil kemungkinan untuk makan berlebihan. Hati-hati ya Diabestfriend, kecepatan mengunyah ternyata dapat mengakibatkan sindrom metabolik, loh. Dalam sebuah penelitian di Jepang, orang yang makan terlalu cepat memiliki risiko 1,3x lebih besar untuk menderita sindrom metabolik, termasuk kenaikan gula darah, dibandingkan orang yang makan perlahan.

 

Baca juga: Cara Cepat Menurunkan Kadar Gula Darah