Penyakit tidak menular (PTM) yang menyita banyak perhatian salah satunya adalah Diabetes Melitus. Diabetes Melitus adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh metabolisme yang abnormal pada tubuh sehingga mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat

 

Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular yang umumnya hanya menyerang orang-orang lanjut usia. Komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus adalah kerusakan pada saraf dan pembuluh darah, yang dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner, stroke, gagal ginjal dan kerusakan saraf di kaki.

 

Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, prevalensi Diabetes Melitus di Indonesiapada populasi di atas 15 tahun memiliki peningkatan dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018. Berbagai penelitian epidemiologi menyebutkan bahwa adanya peningkatan kasus Diabetes Melitus di seluruh dunia termasuk Indonesia.

 

Berdasarkan data WHO 2011,  jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia mencapai 346 juta jiwa dan diprediksikan akan meningkat pada tahun 2030 (WHO, 2011). Diabetes Melitus menduduki peringkat ke-6 penyakit mematikan di dunia. 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan empat persennya meninggal dibawah umur 70 tahun (WHO, 2010).

 

Pada umumnya dianggap bahwa penyebab dari penyakit Diabetes Melitus adalah interaksi antara faktor-faktor genetik dengan faktor-faktor lingkungan. Tingginya jumlah penderita Diabetes Melitus akibat adaya perubahan gaya hidup. 

 

Baca juga: Makanan Kekinian Ini, Tidak Semua Aman untuk Penderita Diabetes

 

Gaya Hidup Modern yang Memicu Diabetes

Gaya hidup menggambarkan tentang bagaimana seseorang berperilaku hidup di masyarakat. Gaya hidup yang dijalani seseorang dapat menentukan kualitas hidup dan kesehatan seseorang.

 

Seseorang yang memiliki gaya hidup positif dan pola makan yang sehat cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih memadai, begitupun sebaliknya (Kurniadi, 2008). Sedangkan definisi gaya hidup sehat menurut Depkes RI (2007) adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan kehidupan yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk.

Di era yang semakin maju ini, terbukti gaya hidup modern banyak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, inilah beberapa gaya hidup modern yang memicu diabetes:

 

1. Pola makan tidak sehat dan kegemukan

Pada zaman sekarang, kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan yang sehat semakin rendah. Hal tersebut didukung juga dengan tersedianya berbagai macam jenis menu makanan. Ketika memilih makanan, cenderung pilihan orang-orang adalah makanan yang enak bukan sehat.

 

Padahal makanan enak belum tentu sehat, makanan yang enak rata-rata memiliki kandungan lemak tinggi, kolesterol tinggi, terlalu banyak gula, memiliki bahan pengawet yang apabila semua hal itu terus dikonsumsi akan berdampak tidak baik untuk kesehatan. Tingkat pengetahuan yang rendah oleh masyarakat akan mempengaruhi pola makan yang salah, kemudian akan menyebabkan kegemukan.

 

2. Kurang tidur

Kehidupan malam di era sekarang juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern, hal ini dapat menggangu kualitas jam tidur serta berkurangnya waktu istirahat yang baik yaitu selama 8 jam. Jika kualitas tidur seseorang berkurang, maka akan memicu terkena DM akibat adanya resistensi insulin.

 

3. Kurang aktivitas fisik

Kemajuan teknologi dan semakin instannya segala hal di era sekarang ini menyebabkan semakin berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang. Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan seseorang menjadi obesitas, hal ini membuat risiko seseorang terkena Diabetes Melitus lebih tinggi.

 

Obesitas pada remaja 15-18 tahun sudah menjadi hal yang umum dan sangat berisiko terkena penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus memang awalnya hanya menyerang orang-orang berusia lanjut. Namun, jika perilaku tidak sehat selalu dilakukan, maka akan berdampak pada perubahan transisi umur penderita Diabetes Melitus.

 

Olahraga atau aktivitas fisik dapat membantu kita untuk mengontrol berat badan. Kurangnya aktivitas fisik dan obesitas dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, resistensi insulin adalah penyebab terjadinya Diabetes Melitus tipe 2. Pola makan yang tidak baik, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, dan obesitas sentral merupakan faktor risiko penyakit diabetes yang dapat diubah.

Baca juga: Tak Hanya Diabetes, Ini 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan!

 

Pengetahuan tentang Diabetes Masih Kurang

Masyarakat kurang akan pengetahuan tentang faktor risiko Diabetes Melitus yang mengakibatkan masyarakat baru tahu kalau menderita Diabetes Melitus ketika sakitnya sudah parah. Perlunya peran tenaga kesehatan di tahap primer yaitu tenaga puskesmas untuk memberikan penyuluhan atau edukasi mengenai Diabetes Melitus dan pencegahannya khususnya kepada kelompok yang rentan atau memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus.

 

Hal ini dilakukan untuk mengurangi kasus Diabetes Melitus. Karena semakin maraknya gaya hidup yang modern ini, perlu juga kebijakan pemerintah yang mengatur tentang gaya hidup yang sehat, khususnya mengatur kandungan makanan yang harus dijual dan layak dikonsumsi. Jika hal ini dilakukan, mungkin masyarakat mau tidak mau akan mengikuti kebijakan pemerintah dan akan adaya perubahan gaya hidup yang baik.

 

Indonesia mengalami peningkatan prevalensi dalam kasus Diabetes Melitus berdasarka RISKESDAS 2018. Oleh karena itu pada zaman yang serba modern ini atau era globalisasi, masyarakat perlu berhati-hati dalam mengikuti budaya dari luar dan harus menyaring budaya dari luar dengan baik dan tepat. Untuk mencegah agar kasus Diabetes Melitus tidak meningkat, perlu adaya modifikasi atau perubahan gaya hidup.

 

Pencegahan dengan membentuk pola makan yang baik, bijak dalam menerima budaya luar dan rajin olahraga atau aktivitas fisik. Jika hal ini terus dilakukan, maka faktor risiko Diabetes Melitus yang dapat dimodifikasi seperti pola makan tidak baik, kurang aktivitas fisik, obesitas dan obesitas sentral akan berpengaruh kecil untuk menyebabkan terjadinya Diabetes Melitus.

 

Baca juga: Mengubah Gaya Hidup Bisa Menurunkan Risiko Diabetes 58%