Kebanyakan orang cenderung lebih sering memilih mengonsumsi makanan dengan rasa yang disukai. Beberapa orang hanya menyukai makanan manis, sedangkan makanan asin, pedas, dan asam lebih sering dihindari. Makanan manis lebih disukai karena memang menyenangkan di lidah. Beragam makanan dan minuman manis seperti es krim, coklat, cake, puding menjadi favorit banyak orang.

 

Rasa manis pada makanan atau minuman tentu saja berasal dari gula. Gula ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi gula adalah sumber energi, tetapi di satu sisi ia adalah sumber penyakit, jika mengonsumsinya tidak terkendali.

 

Tentu makanan manis memang tidak baik untuk tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak karena akan menyebabkan gangguan pada beberapa anggota tubuh. Seperti halnya makan pedas atau asam yang harus dibatasi, gula juga harus dibatasi. Karena dampaknya tidak hanya diabetes, tetapi penyakit lainnya!

 

 Baca Juga : Makan Kue Lebaran, Gula Darah Naik? Atasi dengan Cara Ini!

 

Mengenal Jenis- jenis Gula 

Gula adalah karbohidrat alami di banyak makanan. Tubuh sebagian besar menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi. Ada berbagai jenis gula dibedakan dari struktur molekulnya.

 

Monosakarida hanya terdiri dari satu molekul gula, menjadikannya bentuk gula yang paling sederhana. Contohnya adalah glukosa, galaktosa pada susu, dan fruktosa yaitu gula pada buah-buahan.

 

Disakarida atau polisakarida adalah gula dengan dua atau lebih molekul. Contohnya adalah sukrosa, yang merupakan bentuk umum dari gula meja, kemudian laktosa, yang merupakan jenis gula lain dalam susu, dan produk susu dan pati atau tepung.


Tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa, yang memasuki aliran darah dan bertindak sebagai sumber energi. Beberapa gula, seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa, ada secara alami dalam makanan dan minuman.

 

Ada istilah gula tambahan yang mengacu pada gula apa pun dalam makanan yang tidak terjadi secara alami, seperti gula dalam makanan yang sengaja ditambahkan. Makanan atau minuman mungkin juga mengandung gula yang diproses tinggi, seperti sirup jagung fruktosa tinggi.

 

Gula sederhana cangat cepat meningkatkan kadar gula darah, sehingga kita disarankan mengonsumsi gula dalam karbohidrat kompleks, seperti gandum utuh, sereal, atau biji-bijian yang lebih "bersahabat". 

 

Baca juga: Pemanis Buatan yang Aman untuk Diabetes

 

Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan

Membatasi asupan gula terutama gula sederhana sangat dianjurkan karena gula sangat merusak. Berikut ini dampak gula bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan:

 

1. Gula dapat menyebabkan diabetes

Diabetes adalah penyakit akibat kadar gula darah di atas normal, baik saat puasa maupun sesudah makan. pada orang tanpa diabetes, kadar gula naik setelah makan dan turun saat puasa adalah hal yang normal. Pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tidak  bisa turun dan selalu tinggi. Penyebabnya karena kekurangan hormon insulin atau insulin yang sudah tidak bisa bekerja memasukkan gula ke dalam sel.

 

Makanan manis seperti gula akan merangsang insulin dilepaskan dari pankreas dalam jumlah banyak, untuk menyalurkannya ke dalam sel. Jika ini terjadi terus menerus,lama-lama dapat terjadi resistensi insulin, di mana sel tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin. Hal inilah yang merupakan cikal bakal diabetes mellitus tipe 2.

 

2. Berbahaya bagi jantung

Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Banyak penelitian menunjukkan, gula darah yang tinggi akan merusak pembuluh darah, apalagi ditambah kolesterol tinggi, yang akan membentuk plak atau sumbatan di pembuluh darah. Tidak heran jika penyakit jantung adalah salah satu komplikasi diabetes yang kerap ditemukan.  

 

Sebuah penelitian yang berlangsung selama 15 tahun menemukan, orang yang mengonsumsi 17% hingga 21% kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi 8% kalori dari gula tambahan. Pada dasarnya, semakin tinggi asupan gula tambahan, semakin tinggi risiko penyakit jantung.

 

Baca juga: Mitos Makanan Bebas Gula Pasti Tidak Enak!

 

3. Penyakit Liver

Konsumsi gula yang tinggi juga membebani hati. Hati atau liver memetabolisme gula dengan cara yang sama seperti alkohol, dan mengubah karbohidrat makanan menjadi lemak. Seiring waktu, jika konsumsi gula selalu tinggi,  dapat menyebabkan akumulasi lemak di organ hati, menjadi perlemakan hati. 

 

4. Obesitas

Konsumsi gula yang berlebihan, terutama dalam minuman manis, juga berkontribusi terhadap kenaikan berat badan. Gula dalam minuman menipu tubuh kita untuk mematikan sistem kontrol nafsu makan, karena kalori cair tidak memuaskan seperti halanya kalori dari makanan padat. Inilah sebabnya mengapa lebih mudah bagi orang mengalami kelebihan kalori dari minuman manis daripada dari makanan.

 

5. Merusak Gigi 

Kita dianjurkan untuk mengurangi mengonsumsi makanan manis setiap harinya dan rajin menyikat gigi untuk membantu mencegah kerusakan pada gigi. Pasalnya, gula dapat yang menempel di lapisan email gigi, akan menjadi makanan bakteri. Bakteri ini akan mengeluarkan asam dan inilah yang akan merusak email gigi dan membuat gigi berlubang.

 

 

Baca juga: Keuntungan Memilih Air Putih Dibandingkan Minuman Manis
 

Berapa Kebutuhan Gula Dalam Sehari?

Mengonsumsi 10, 12, atau 20 sendok makan gula dalam sehari sudah tentu kelebihan. Lantas berapa yang masih oke? Sulit dikatakan, karena gula bukanlah nutrisi yang dibutuhkan dalam diet. Bahkan Institute of Medicine, yang menetapkan Recommended Dietary Allowances, atau RDA, belum mengeluarkan angka resmi untuk gula.

 

Namun, American Heart Association menyarankan agar pria mengonsumsi tidak lebih dari 150 kalori (sekitar 9 sendok teh atau 36 gram) gula tambahan per hari. Itu mendekati jumlah dalam kaleng soda 12 ons.

 

Kemenkes menetapkan batasan gula dalam sehari  adalah maksimal 50 gram atau takaran 4 sendok makan perhari. Tetapi ingat, gula ada di hampir semua makanan olahan dengan nama yang bermacam-macam. Ada gula merah, pemanis jagung, sirup jagung, konsentrat jus buah, gula malt, dan  molekul gula sirup yang diakhiri dengan "ose" (dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa). Semuanya adalah gula!

 

Baca juga: Aman untuk Gula Darah, Inilah 5 Jenis Tepung Pengganti Terigu

 

 

Referensi:

Medicalnewstoday. Does your body need sugar?

Health.harvard.edu. The sweet danger of sugar.