Tepung pengganti terigu

Siapa yang tidak suka roti, muffin, biskuit, kue kering, dan cake? Semuanya makanan lezat yang sayangnya “terlarang” untuk orang dengan diabetes. Karena, semuanya terbuat dari tepung terigu yang mengandung karbohidrat tinggi. Seperti yang sudah kita ketahui, jenis makanan ini memiliki potensi tertinggi untuk meningkatkan gula darah.

Satu potong roti terbuat dari tepung terigu, bisa memiliki indeks glikemik 74-76. Namun, bukan berarti penderita diabetes tidak bisa makan roti selamanya. Ada alternatif tepung pengganti terigu yang lebih rendah karbohidrat. Tepung pengganti ini juga bisa diolah menjadi berbagai makanan seperti kue dan roti tanpa menyebabkan lonjakan gula darah.

Baca juga: Jangan Kecolongan, Ini Dia Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda

Tepung Pengganti Terigu yang Lebih Ramah untuk Diabetes

Untungnya, teknologi pangan saat ini saudah sangat berkembang dan tercipta banyak jenis makanan baru, termasuk tepung-tepungan. Berikut ini beberapa pilihan tepung yang cocok untuk penderita diabetes.

1. Tepung almond

Tepung almond terbuat dari kacang almond yang digiling halus dan merupakan alternatif tepung bebas gluten yang lebih sehat dibandingkan terigu. Selain rendah karbohidrat, tepung almond tinggi protein, serat, dan lemak yang bisa menyehatkan jantung. Sudah tentu indeks glikemiknya rendah sehingga aman untuk penderita diabetes.

Tepung almond memiliki rasa kacang yang ringan dan dapat digunakan dalam banyak resep, termasuk muffin, kue kering, roti, dan biskuit, dan makanan lain yang biasanya menggunakan tepung terigu.

Namun, perlu diingat bahwa tepung ini akan menghasilkan makanan dengan tekstur yang lebih padat, karena bebas gluten. Untuk lebih melembutkan adonan, bisa menambahkan sedikit terigu.

2. Tepung kelapa

Tepung kelapa adalah sejenis tepung yang terbuat dari daging kelapa yang telah dikeringkan dan digiling. Dibandingkan dengan tepung terigu, tepung kelapa lebih rendah karbohidrat dan lebih tinggi serat, yang dapat memperlambat penyerapan gula dalam aliran darah. Jadi, sangat aman untuk pengelolaan gula darah orang dengan diabetes.

Tepung kelapa memiliki rasa yang sedikit manis dan dapat digunakan dalam berbagai resep, termasuk kue, kue kering, muffin, brownies, dan roti.

Catatan: jika membuat resep dari tepung kelapa adalah, ia menyerap lebih banyak cairan dan dapat memberikan tekstur makanan yang kering dan berpasir. Kita bisa menambahkan 1/4 cangkir tepung kelapa untuk setiap cangkir terigu dan mungkin perlu menambahkan lebih banyak air ke dalam resep.

Baca juga: Jus Pare untuk Diabetes, Seberapa Efektif Turunkan Gula Darah?

3. Tepung kedelai

Tepung kedelai tentu kurang umum dibandingkan tepung almond, padahal ia memiliki indeks klikemik sangat rendah hanya 5. Dengan indeks glikemik sangat rendah yaitu 5, tepung kedelai hanya akan sedikit berpengaruh pada kenaikan gula darah. Tepung kedelai secara alami bebas gluten, dan bisa menjadi cara cepat untuk memasukkan lebih banyak protein ke dalam resep. Coba gunakan tepung kedelai dalam pancake, biskuit, dan muffin!

4. Oat (tepung gandum utuh)

Tepung oat adalah tepung gandum utuh yang populer, dibuat dengan menggiling gandum hingga mencapai konsistensi seperti bubuk. Tepung gandum utuh ini tidak hanya merupakan sumber serat dan protein yang baik tetapi juga mengandung beta glukan, jenis serat tertentu yang telah terbukti menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

Tepung oat memiliki rasa kacang yang ringan dan dapat membantu melembutkan makanan yang dipanggang sekaligus memberi tekstur yang unik dan kenyal.

Meskipun kamu mungkin perlu melakukan sedikit penyesuaian, tepung oat dapat digunakan di sebagian besar resep yang menggunakan tepung terigu, termasuk kue kering, roti, muffin, dan panekuk.

5. Tepung Kacang-kacangan

Sepertinya semua jenis kacang bisa dibuat tepung. Beberapa peneliti pernah membuat brownies dari campuran tepung kacang merah, hijau dan tanah. Semua tepung dari kacang ini mengandung serat yang dapat memperlambat laju makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim, serta proses pencernaan menjadi lambat, sehingga respon glukosa darah juga rendah.