Umur 20 tahun sudah kena diabetes, apakah mungkin? Mungkin saja. Kalian mungkin terkejut saat mengetahui seseorang yang masih begitu muda dapat memiliki diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 memang lebih mungkin dialami oleh orang dewasa, sedangkan diabetes tipe 1 dialami anak-anak dan remaja karena merupakan penyakit bawaan.

 

Saat ini angka kejadian diabetes memang meningkat di antara kelompok usia di bawah 30 tahun. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, sebanyak 5,7 persen dari semua kasus baru diabetes terjadi antara usia 18 dan 29 tahun.

 

Bagaimana kamu tahu kalau kamu memiliki diabetes? Bagi kalian yang berusia muda, di bawah 30, namun memiliki faktor risiko diabetes sebaiknya mulai waspada dengan gejala dini diabetes. Hal ini karena, jika kamu tidak aware, gejala kenaikan gula darah yang tinggi sering tidak disadari.

 

Yuk, mulai sekarang kenali ciri-ciri diabetes di usia muda!

 

Baca juga: Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus, Cara Mencegah dan Mengobatinya

 

Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda

Kamu berisiko memiliki diabetes jika memiliki satu atau lebih faktor risiko berikut:

  • ada riwayat diabetes di keluarga

  • kelebihan berat badan

  • kurang aktivitas fisik dan tidak pernah berolahraga

 

Tanda-tanda peringatan bisa sangat ringan sehingga kamu tidak menyadarinya. Itu terutama berlaku untuk diabetes tipe 2. Beberapa orang tidak mengetahui bahwa mereka memilikinya sampai mereka mendapatkan masalah dari kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Pada diabetes tipe 1, gejala biasanya terjadi dengan cepat, dalam hitungan hari atau beberapa minggu. Gejalanya umumnya juga lebih parah.

 

Berikut di antara ciri-ciri diabetes di usia muda:

 

1. Mudah lapar dan kelelahan

Tubuh kita akan mengubah makanan yang kita makan menjadi glukosa,. Glukosa ini akan digunakan oleh sel-sel tubuh menjadi energi. Tetapi sel-sel tubuh membutuhkan insulin agar bisa menyerap glukosa.

 

Jika tubuh tidak membuat cukup insulin, atau sel tidak lagi sensitif atau menolak  kehadiran insulin, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalamnya. Akibatnya, sel kekurangan energi. Inilah yang bisa membuat Kamu akan terus merasa lapar dan juga kelelahan karena makananmu tidak bisa diserap menjadi energi.

 

2. Sering haus dan banyak kencing

Kadar gula yang tinggi akan membuat tubuh mudah menjadi lebih haus. Rata-rata orang biasanya harus buang air kecil antara empat hingga tujuh kali dalam 24 jam. Tetapi penderita diabetes mungkin buang air kecil lebih banyak. Mengapa? Normalnya, tubuh akan menyerap kembali glukosa saat melewati ginjal.

 

Pada kondisi diabetes di mana kadar gula darah tinggi, ginjal tidak mungkin menyerap kembali semuanya, sehingga tubuh membuat lebih banyak urine, dan proses ini membutuhkan cairan. Hasilnya: kamu lebih mudah haus dan banyak kencing. Semakin banyak minum, kencing juga menjadi semakin sering.

 

Baca juga: Kenali Gejala Diabetes dari Bau Urine Kamu

 

3. Mulut kering dan kulit gatal

Karena tubuh kamu menggunakan banyak cairan untuk buang air kecil, kelembapan kulit berkurang. Kamu bisa mengalami dehidrasi, dan mulut mungkin terasa kering. Kulit kering bisa memicu rasa gatal.

 

4. Penglihatan kabur

Perubahan kadar cairan dalam tubuh bisa membuat lensa mata membengkak. Selain mengubah bentuk, hal ini juga menyebabkan lensa menjadi tidak fokus sehingga penglihatan kabur.

 

5. Infeksi jamur

Baik pria dan wanita, bisa mengalami gejala diabetes di atas. Hanya saja pada wanita, ada tambahan gejala yaitu infeksi jamur terutama di vagina. Jamur sangat menyukai gula. Ketika kadar gula dalam tubuh meningkat, maka jamur menjadi mudah berkembang. Selain di vagina yang menyebabkan keputihan, infeksi jamur dapat tumbuh di setiap lipatan kulit yang hangat dan lembab, termasuk di antara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, atau di dalam atau di sekitar organ seks.

 

6. Luka lama sembuh

Luka yang sulit kering atau lama sembuh adalah ciri-ciri diabetes lainnya. Seiring waktu, gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf yang membuat tubuh sulit untuk menyembuhkan luka. Hal ini bisa diperparah karena penderita diabetes sering tidak menyadari adanya luka di kaki akibat sarafnya tidak lagi bisa merasakan nyeri

 
Baca juga: Apa Itu Kaos Kaki Diabetes dan Perlukah Digunakan?

 

 

Referensi:

https://www.webmd.com/diabetes/guide/understanding-diabetes-symptoms