Sama-sama bernama diabetes, tetapi keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda: diabetes insipidus dan diabetes melitus. Apa perbedaan kedua kondisi diabetes ini?

 

Diabetes insipidus adalah gangguan yang tidak biasa, atau sangat jarang, berupa ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini membuat penderitanya merasa sangat haus, meskipun sudah cukup minum. Karena diabetes insipidus mendorong keinginan untuk terus minum, maka penderitanya akan memproduksi urine dalam jumlah besar. Mereka menjadi sering kencing.

 

Meskipun istilah "diabetes insipidus" dan "diabetes melitus" terdengar mirip, sebenarnya mereka tidak berhubungan sama sekali. Diabetes melitus, baik tipe 1 maupun 2, terjadi karena masalah pada produksi insulin atau resistensi insulin. Diabetes melitus dapat dikelola dengan baik, namun tidak ada obat untuk diabetes insipidus. Tetapi yang diberikan sebatas perawatan untuk menghilangkan rasa haus dan mengurangi produksi urine.

 

Baca juga: Ada Gen Diabetes di Keluarga, Mulailah Ubah Gaya Hidup!

 

Tanda dan Gejala Diabetes Insipidus

Secara umum, tanda dan gejala diabetes insipidus yang khas meliputi:

  • Rasa haus yang ekstrem

  • Memproduksi urine encer dalam jumlah besar

  • Sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari

  • Cenderung selalu ingin minuman dingin

 

Seorang penderita diabetes insipidus yang berat bisa menghasilkan produksi urine sebanyak 20 liter sehari akibat minum terlalu banyak. Bandingkan dengan orang dewasa sehat yang buang air kecil rata-rata 1 atau 2 liter sehari.

 

Diabetes insipidus tidak hanya menimpa orang dewasa. Bayi dan anak-anak juga bisa menderita gangguan ini. Gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak kecil biasanya popok yang selalu basah dan menjadi berat, anak selalu mengompol, dan sulit tidur. Kadang-kadang disertai demam, muntah, sembelit, pertumbuhan terhambat dan ada penurunan berat badan. Jika mendapati gejala ini, baik pada anak maupun dewasa, segera temui dokter.

 

Baca juga: 4 Kondisi Tubuh yang Tidak Diperbolehkan Minum Banyak Air



Penyebab dan Jenis-jenis Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus terjadi ketika tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan baik. Ginjal menjaga keseimbangan cairan di tubuh dengan cara membuang cairan yang berasal dari darah.

 

 

Limbah cairan ini disimpan sementara di kandung kemih sebagai urine, sampai penuh dan muncul keinginan buang air kecil. Tubuh juga dapat membersihkan dirinya sendiri dari kelebihan cairan melalui keringat, pernapasan atau dengan BAB yang sedikit cair (diare).

 

Ginjal tidak bekerja sendirian. Mereka (ginjal kita ada dua) dibantu oleh hormon yang disebut anti-diuretic hormone (ADH), atau vasopresin. Kedua hormon ini membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan dikeluarkan. ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disimpan di kelenjar hipofisis, yakni kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.

 

Jika Kamu menderita diabetes insipidus, tubuh gagal menyeimbangkan kadar cairan dengan baik. Penyebabnya bervariasi tergantung pada jenis diabetes insipidus yang Kamu miliki. Berikut ini jenis diabetes insipidus sesuai penyebabnya:

 

1. Diabetes insipidus sentral

Maksud dari diabetes insipidus sentral adalah karena penyebabnya ada di pusat alias otak. Kerusakan terjadi pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus di otak. Pemicunya banyak, misalnya pembedahan, tumor, cedera kepala, atau penyakit lain yang menyebabkan produksi, penyimpanan, dan pelepasan ADH terganggu. Penyakit genetik bawaan juga dapat menyebabkan kondisi ini.



2. Diabetes insipidus nefrogenik

Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika ada kerusakan pada tubulus ginjal, yakni struktur di ginjal yang menyebabkan air diekskresikan atau diserap kembali. Kelainan ini membuat ginjal tidak mampu merespons hormon ADH dengan benar.

 

Penyababnya bisa karena kelainan bawaan (genetik) atau karena penyakit ginjal kronis. Obat-obatan tertentu, seperti lithium atau obat antivirus seperti foscarnet juga dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik.

 

3. Diabetes insipidus gestasional

Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi. Ini terjadi hanya selama kehamilan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan hormon ADH pada ibu.



4. Polydipsia primer

Dikenal juga sebagai diabetes insipidus dipsogenik, kondisi ini dapat menyebabkan produksi sejumlah besar urine yang encer. Penyebab utamanya adalah terlalu banyak minum.

Polydipsia primer dapat juga disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengaturan haus di hipotalamus. Kondisi ini juga dikaitkan dengan penyakit mental, seperti skizofrenia.

 

Selain keempat jenis diabetes insipidus tadi, terkadang, tidak ada penyebab jelas diabetes insipidus. Namun, pada beberapa orang, kelainan ini mungkin merupakan hasil dari reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang membuat vasopresin.

Waspada saja jika diabetes insipidus nefrogenik sudah terdeteksi setelah kelahiran biasanya penyebabnya adalah faktor genetik. Diabetes insipidus nefrogenik lebih banyak diderita laki-laki, meskipun perempuan juga dapat meneruskan gen tersebut kepada anak-anak mereka.

 

Baca juga: Perbedaan Diabetes Mellitus dan Diabetes Insipidus

 

Komplikasi Diabetes Insipidus Jika Terlambat Ditangani

Karena penderitanya banyak kencing, maka risiko utama diabetes insipidus adalah dehidrasi. Jangan sepelekan dehidrasi karena dehidrasi dapat menyebabkan kondisi yang cukup serius.

 

Gejala dehidrasi yang mudah dilihat adalah mulut kering, rasa haus, dan terjadi perubahan elastisitas kulit. Dehidrasi juga akan membuat penderita diabetes insipidus kelelahan dan mengalami ketidakseimbangan elektrolit.

 

Ketidakseimbangan elektrolit menyebabkan beberapa mineral penting dalam darah, seperti natrium dan kalium, berkurang. Padahal dua mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika kamu metasa lemah, mual, muntah, keilangan selera makan dan kram otot, dan kebingungan, kemungkinan terjadi ketidakseimbangan elektrolit di darah.

 

Pengobatan Diabetes Insipidus

Pilihan pengobatan untuk diabetes insipidus tergantung dari penyebabnya. Namun secara umum inilah terapi yang paling umum:

 

1. Penggantian hormon ADH

Diabetes insipidus sentral ringan, cukup dilakukan dengan menambah asupan cairan. Jika kondisi ini disebabkan oleh kelainan pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus (seperti tumor), dokter akan melakukan tindakan pada kelainan tersebut terlebih dahulu.

 

Terapi diabetes insipidus sentral dengan obat-obatan adalah dengan memberikan hormon buatan manusia yang disebut desmopresin. Obat ini menggantikan hormon anti diuretik (ADH) yang hilang dan mengurangi buang air kecil. Pasien dapat menggunakan desmopresin dalam bentuk semprotan hidung, pil atau tablet, atau dengan injeksi.

 

Kebanyakan penderita diabetes insipidus sentral masih bisa membuat ADH, meskipun jumlahnya dapat bervariasi setiap hari. Jadi, jumlah desmopressin yang dibutuhkan juga dapat bervariasi. Memberikan desmopresin dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan retensi air atau cairan justru tertahan dan tidak dapat keluar tubuh, serta berpotensi menurunkan kadar natrium dalam darah yang dapat menjadi fatal.

 

Pengobatan untuk wanita hamil dengan diabetes insipidus gestasional juga menggunakan hormon desmopresin sintetis.

 

2. Diet rendah garam

Berbeda dengan diabetes insipidus sentral, pada kasus diabetes insipidus nefrogenik, karena ginjal tidak merespon dengan baik terhadap ADH, maka penggantian desmopresin tidak akan membantu. Sebagai gantinya, dokter mungkin meresepkan diet rendah garam untuk membantu mengurangi jumlah urin yang dihasilkan ginjal.

 

 

Penderita diabetes insipidus nefrogenik juga perlu minum cukup air untuk menghindari dehidrasi. Obat-obatan diuretik dapat memperberat gejala, namun pada beberapa orang dengan diabetes insipidus nefrogenik, diuretik justru dapat mengurangi keluaran urine. 

 

Jika gejala disebabkan oleh obat-obatan tertentu, Kamu disarankan menghentikan obat-obatan terlebih dahulu atas saran dokter.

 

 

Baca juga: Tips Menghindari Garam dan Makanan Asin untuk Penderita Diabetes

 

3. Kurangi asupan cairan

Tidak ada pengobatan khusus untuk bentuk diabetes insipidus akibat polydpsia primer, selain mengurangi asupan cairan. Jika kondisi ini berkaitan dengan penyakit mental, maka terlebih dahulu harus dilakukan terapi pada penyakit mental untuk meringankan gejala diabetes insipidus.

 

5. Gaya hidup dan pengobatan rumahan

Semua penderita diabetes insipidus harus melakukan perubahan gaya hidup untuk mencegah dehidrasi. Selama penderitanya minum obat dan memiliki akses ke air ketika efek obat hilang, maka komplikasi serius bida dicegah.

 

Jika Kamu seorang penderita diabetes insipidus, usahakan membawa air ke mana pun pergi, dan simpan persediaan obat-obatan di tas perjalanan, di tempat kerja atau di sekolah. Kenakan gelang tanda medis atau bawa kartu tanda medis di dompet. Jika suatu saat Kamu mengalami keadaan darurat medis, tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan akan segera mengenali bahwa Kamu seorang penderita diabetes insipidus.

 

Baca juga: Kenali Komplikasi dan Tanda-tanda Darurat Diabetes!


 

Referensi:

Mayoclinic.org. Diabetes-insipidus.

National Institute for Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. NIDDK. Diabetes Insipidus.