Semakin bertambahnya usia, semakin banyak masalah yang dihadapi. Hal inilah yang sering kali menimbulkan stres. Masalahnya bisa berupa urusan keuangan, pekerjaan, percintaan, keluarga, bahkan pertemanan. Semua hal bisa membuat manusia menjadi stres hingga depresi.

 

Kebanyakan orang yang tidak memiliki kegiatan atau kesibukan, seperti bekerja, sekolah, atau memiliki hobi, cenderung berpikir lebih keras sehingga timbul stres. Namun, berpikir keras juga dialami oleh remaja. Dampak berpikir terlalu keras yang dialami oleh remaja sering menimbulkan reaksi depresi yang berujung pada bunuh diri.

 

Bertepatan dengan World Thinking Day yang jatuh pada 22 Februari, GueSehat akan membahas beberapa akibat atau dampak buruk yang dihasilkan dari berpikir terlalu keras. Yuk, simak ulasannya!

Baca juga: 7 Cara Agar Tidak Stres di Pagi Hari

 

1. Hidup menjadi lebih rumit

Anak kecil umumnya tidak memiliki masalah yang rumit dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena otak mereka belum bisa berpikir terlalu keras. Berpikir terlalu keras bukan hanya bisa mempersulit kehidupan, tetapi juga menyita pikiran dan waktumu.

 

Berpikir terlalu keras tidak bisa mengubah tindakan. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa keras Kamu berpikir tentang sesuatu, hal itu tidak akan berubah selama Kamu tidak melakukan apa-apa. Karena hanya membuang waktu untuk berpikir terlalu keras secara berulang-ulang, maka Kamu tidak akan menjalani kehidupan yang sebenarnya.

 

2. Menyebabkan insomnia

Bila Kamu merenungkan sesuatu di dalam pikiran secara berulang-ulang, biasanya sulit untuk menyingkirkan pikiran itu, hingga sulit untuk mengantuk apalagi tidur dengan tenang. Berpikir terus-menerus tentang sesuatu hanya membuat Kamu membayangkan masalah itu lagi, merasakan kesulitan yang pernah Kamu alami, dan membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Karena tidak ada yang bisa dijadikan tempat bercerita di malam hari, pikiran itu terus berlanjut hingga pagi dan rasa mengantuk terkalahkan karena otak dibiarkan terus berpikir

 

3. Menjadi pesimis dan tidak bahagia

Pada penelitian sebelumnya, orang yang berpikir dengan keras biasanya bisa memutuskan sesuatu lebih baik dan hidup bahagia. Sayangnya, penelitian saat ini menemukan bahwa dengan berpikir terlalu keras dapat mengganggu proses dalam membuat keputusan, menghalangi pemikiran rasional, mengarahkan pada pemikiran negatif, dan membuat seseorang tidak bahagia.

 

Berpikir terlalu keras membuat seseorang kehilangan kemampuan dalam melihat inti dari permasalahan sebenarnya, sehingga menjadi orang yang pesimis. Orang pesimis cenderung tidak bisa memikirkan apapun selain masalah yang dihadapi.

 

4. Meningkatkan kecemasan dan depresi

Berpikir terlalu keras bisa mengarah ke Generalized Anxiety Disorder (GAD), serangan panik, dan depresi. Jika Kamu terlalu banyak menganalisis dan memperhatikan situasi dari seluruh masalah, kemudian Kamu berpikir bahwa banyak hal yang salah, Kamu akan berakhir pada memperhatikan kehidupan setiap orang. Hal tersebut akan membuat Kamu semakin khawatir. Sama halnya dengan kecemasan yang meningkat, rasa  takut, dan depresi yang sering kali ada pada gaya hidup yang tidak sehat, yang akan membawa lebih banyak kekhawatiran di masa depan

Baca juga: Sering Depresi? Hindari 12 Makanan Ini, Ya!

 

5. Kehilangan kesempatan

Seorang yang terlalu banyak berpikir selalu memikirkan hal-hal yang akan terjadi dan tidak pernah terjadi, membayangkan tentang bagaimana ia bisa melalui masalahnya dalam kontrol dirinya. Orang tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir tentang masalah, yang jika ditangani dengan tepat akan memakan waktu lebih cepat untuk menyelesaikannya.

 

Rasa takut dalam memecahkan masalah alhasil membuat banyak menganalisis situasi, sehingga mencegah diri untuk bertindak. Banyak peluang yang hilang karena terlalu banyak berpikir kapan waktu yang tepat untuk bisa mencapai sukses, sehingga lupa dan sering kali terlambat dalam bertindak

 

6. Terus berada dalam kesedihan

Selama terus berpikir bahwa masalah yang Kamu alami tidak memiliki jalan keluar, pada akhirnya Kamu semakin menjadi orang yang emosional, memiliki rasa bersalah, dan memiliki trauma. Sering kali orang yang sedang berpikir keras bertanya, “Mengapa hal ini terjadi padaku?” Banyak muncul beberapa pertanyaan lain yang tidak bisa terjawab. Jadi bukannya mencari jalan keluar, malah kebanyakan berpikir

Baca juga: Redakan Stres Hanya Dalam Waktu 2 Menit Saja!

 

Bagi Kamu yang sering berpikir terlalu keras, sebaiknya kurang intensitasnya. Dengan berpikir terlalu keras, otak juga berpikir dua kali lebih kuat dari biasanya. Hal itu bisa menyebabkan Kamu menjadi lemah dalam mengingat. Dilansir dari bbc.com, dampak yang lebih buruk bisa terjadi dalam jangka panjang. Kamu kemungkinan akan mengalami gangguan mental. (AD/AS)