Untuk menjaga kesehatan, bukan hanya makanan yang perlu diperhatikan kebersihannya. Air minum yang dikonsumsi sehari-hari juga harus bersih dan berkualitas. Ada banyak penyakit yang bisa muncul akibat konsumsi air minum yang terkontaminasi atau tidak bersih.

 

Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air minum yang tidak bersih bisa berdampak fatal pada semua orang. Oleh sebab itu, kita perlu tahu cara memilih air minum bersih dan berkualitas. Apa penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air tidak bersih dan bagaimana cara memilih air minum bersih dan berkualitas? Baca penjelasannya di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Berapa Banyak Harus Minum Air Putih Dalam Sehari?

 

Diare Ditularkan Melalui Minuman Terkontaminasi

Dari sekian banyak penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi bakteri, diare merupakan salah satu yang paling umum. Diare dapat menyerang siapa pun di usia berapa pun, khususnya orang yang sedang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, termasuk anak-anak. 

 

Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, diare merupakan penyebab kematian post neonatal (bayi berusia 29 hari-11 bulan) terbanyak kedua setelah pneumonia. Sementara itu, diare merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita usia 12-59 bulan di Indonesia. 

 

Diare bisa berakibat fatal karena menyebabkan dehidrasi dengan cepat. Pasalnya, saat terkena diare, tubuh kehilangan cairan dan elektrolit yang keluar lewat feses, muntah, keringat, urin, dan pernapasan. Dehidrasi terjadi jika cairan yang terbuang ini tidak diganti di dalam tubuh. Diare juga sangat mudah menular, jika kuman masuk ke makanan, minuman, atau sumber air.

 

Jenis-jenis dan Bakteri Penyebab Diare

Ada tiga jenis diare yang perlu diketahui:

  • Diare berair akut (acute watery diarrhoea): berlangsung selama beberapa jam atau hari, termasuk kolera.
  • Diare berdarah akut (acute bloody diarrhoea): bisa juga disebut disentri.
  • Diare persisten (persistent diarrhoea): berlangsung selama 14 hari atau lebih.

 

Salah satu penyebab utama diare adalah konsumsi air minum yang tidak bersih. Air minum dapat dengan mudah terkontaminasi bakteri, virus, atau organisme parasit yang menyerang saluran pencernaan. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah E.coli. Bakteri ini kerap ditemukan pada air yang tidak bersih atau terkontaminasi.

 

Bakteri penyebab diare dapat ditemukan pada lingkungan dengan kondisi kebersihan atau sanitasi buruk. Namun, penelitian menemukan bahwa bakteri penyebab diare, termasuk e.coli, juga sering berada di dalam air minum yang tidak bersih atau terkontaminasi.

 

Baca juga: Lebih Sehat Minum Air Dingin atau Hangat?
 

Mencegah Diare: Berikan Air Minum Berkualitas

Selalu menggunakan air minum yang bersih dan berkualitas merupakan salah satu cara mencegah diare. Kita perlu lebih berhati-hati dalam memilih air minum untuk konsumsi sehari-hari. Lalu, bagaimana cara memilih air minum bersih dan berkualitas? 

 

Perlu diketahui bahwa air minum bersih dan berkualitas itu lebih dari sekedar air yang terlihat jernih. Harus dipastikan kejelasan sumber air dan proses pengolahan yang memenuhi standar resmi supaya aman.

 

Pilihlah produk air minum yang dipilih memiliki sumber air yang jelas dan berkualitas. Jangan sampai sumber airnya terletak dekat dengan limbah. Pilihlah produk air minum yang sudah terjamin kualitasnya, contohnya yang sumbernya dari air tanah dalam, sehingga terhindar dari kontaminasi. 

 

Kita perlu waspada dan hati-hati jika ingin menggunakan air PDAM dan air tanah sebagai sumber air minum di rumah. Bisa jadi terjadi kontaminasi yang berasal dari pembuangan limbah dari infrastruktur dan aktivitas sekitarnya.

 

Berdasarkan data dari journal of Environmental and public health tahun 2018, sekitar 50% sumber air bersih dari sumur galian terkontaminasi. Kemungkinan terjangkit penyakit lebih tinggi, jika kita terus mengonsumsi air yang kelihatan bersih namun terkontaminasi ini. 

 

Selain itu, kita perlu waspada memperhatikan prosesnya, banyak kios air isi ulang yang terlihat steril, tapi ternyata tidak menerapkan standard produksi yang baik. Bahkan, lebih dari 40% air minum isi ulang terkontaminasi, karena hanya sedikit (sekitar 1.5%) saja yang benar-benar menerapkan standard Operasional Prosedur dalam menjalankan usahanya.

 

Food and Drug Administration (FDA) memiliki standar syarat spesifik untuk produksi air mineral kemasan yang baik dan berkualitas, yaitu:

  • Proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi harus dalam kondisi bersih.
  • Kemasan harus melindungi air minum dari bakteri, zat kimia, dan zat lain yang mencemarkan air minum tersebut.
  • Menggunakan proses pengolahan air minum terkontrol kualitasnya untuk memastikan air mineral bersih dan aman dari bakteri atau zat kimia.
  • Mengambil sampel dan melakukan tes sumber air dan produk air untuk memastikan tidak ada kontaminasi di dalamnya. 

 

Nah, perlu untuk memastikan produk air minum yang dipilih harus memiliki kualitas terbaik, supaya terhindar dari diare dan penyakit lainnya. Yang terpenting, pastikan produk air minum tersebut memiliki sumber air tanah dalam yang berkualitas, proses pengolahan yang memenuhi standar yang sudah dijelaskan di atas, dan memiliki izin BPOM.

 

Selain mengonsumsi air bersih dan berkualitas, hal penting lain yang perlu dilakukan untuk mencegah diare, di antaranya:

  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Rajin cuci tangan
  • Menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi
  • Melakukan vaksinasi rotavirus (khususnya pada anak)

 

Baca juga: Manfaat Infused Water dari Buah dan Sayur

 

 

Sumber:

WHO. Diarrhoeal disease. Mei 2017.
Mayo Clinic. Is tap water as safe as bottled water?. Maret 2020.
Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Our World in Data. Diarrheal Diseases. November 2019.
Kementerian Kesehatan. Kebijakan Pengasan dan Pembinaan Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM). September 2020.
Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta. Kualitas Air Tanah di DKI Jakarta Tahun 2018. Agustus 2019.