Kapan terakhir kali kamu bersepeda? Apa Kamu sering bersepeda? Atau malah salah satu hobi Kamu? Yup, pasti banyak dari Geng Sehat yang suka bersepeda, bahkan sangat hobi dengan aktivitas yang satu ini. Ada yang bersepeda hanya suka saja, sebagai rutinitas, bahkan menjadi profesi.

 

Kamu pasti punya banyak alasan mengapa menyukai kegiatan bersepeda ini. Ada yang ingin hemat energi, mengurangi polusi, hemat uang, menyalurkan hobi, menikmati indahnya panorama alam, dan berolahraga agar sehat. Apapun alasannya, bersepeda sah-sah saja dilakukan. Kegiatan ini malah sangat dianjurkan, karena menyenangkan dan menyehatkan. Betul, bukan?

 

Bersepeda Itu Menyehatkan!

Menurut pakar kedokteran olahraga di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Hario Tilarso SpOK., sejak 10 tahun terakhir olahraga bersepeda menjadi tren di tanah air. Berbagai komunitas bersepeda pun bermunculan di mana-mana. Apalagi saat ini di berbagai kota diselenggarakan hari bebas kendaraan bermotor. Pada saat itulah banyak orang beramai-ramai bersepeda dengan leluasa di jalanan kota. Fenomena itu pastinya cukup menggembirakan.

 

Selain bermanfaat mengurangi polusi, bersepeda juga sangat baik untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari serangan penyakit degeneratif yang berbahaya, seperti diabetes melitus. Dengan berolahraga, kalori dalam tubuh yang berbentuk karbohidrat, protein, dan lemak akan terbakar. Hasilnya, kadar gula dalam darah yang berasal dari karbohidrat dapat ditekan.

 

Dokter Hario menyarankan agar para penderita diabetes bersepeda 3-5 kali dalam sepekan, dengan durasi latihan 20-60 menit. Intensitas latihan sebaiknya ringan sampai sedang, yaitu hingga jumlah detak jantung antara 120-130 denyut per menit. Kecepatannya kira-kira 25-30 km per jam jika bersepeda di jalan raya yang mulus.

Baca juga: Jalan Kaki dan Bersepeda, Pilihan Olahraga Murah dan Mudah

 

Namun bagi pasien diabetes, harus waspada terhadap potensi terjadinya hipoglikemia atau penurunan kadar gula dalam darah secara drastis hingga di bawah ambang normal, yaitu kurang dari 100 mg/dl. Hipoglikemia sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan pingsan. Oleh karena itu, penderita diabetes sebaiknya membawa makanan atau minuman manis untuk berjaga-jaga jika mengalami pusing saat bersepeda.

 

Bersepeda Santai Manjur Menurunkan Berat Badan

Menurut ahli gizi di Jakarta, dr. Ekky M Rahardja SpGK., bersepeda juga dapat menjadi pilihan untuk menurunkan berat badan. “Tapi, jangan terlalu berat. Olahraga ini untuk membakar lemak, bukan olahraga yang ngos-ngosan dan keras,” kata dr. Ekky.

 

 

Pendapat serupa juga disampaikan ahli gizi di Jakarta, dr. Samuel Oetta MsGK., dalam wawancara pada 2010. Ia menyarankan 3 santai untuk olahraga yang ampuh menurunkan obesitas, yaitu jalan santai, renang santai, dan bersepeda santai.

Baca juga: Apakah Obesitas Menyebabkan Menstruasi Tidak Teratur?

 

 

Saat tubuh dipakai beraktivitas secara terus-menerus di atas 30 menit, akan manjur menurunkan berat badan. Jika setelah itu terasa lapar, tandanya hanya glukosa yang terbakar. Kalau terasa haus, ini adalah ciri-ciri lemak mulai terbakar.

 

Sebaliknya, olahraga berat dalam waktu lama akan membakar lemak sekaligus otot. Akibatnya, pada otot akan terbentuk rongga seiring penurunan berat badan. Saat tubuh mendapatkan asupan makanan berlebih, maka rongga dalam otot akan terisi lemak. Itulah yang kerap menyebabkan gagalnya menurunkan berat badan.

Baca juga: 4 Tips Bersepeda ke Kantor

 

Bersepeda santai selama 45-60 menit selama 3-6 kali dalam sepekan bisa menjadi pilihan. Tapi jangan lupa disertai dengan menerapkan pola makan yang sehat, ya. Bersepeda memang mempunyai manfaat bagi kesehatan, tapi tetap sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, agar mendapatkan manfaat yang sesuai dengan kepribadian Kamu.