Beberapa hari yang lalu teman saya menanyakan berita mengenai sebuah penyakit yang menimpa seorang artis Hollywood kepada saya. Ya, Selena Gomez dan penyakit lupusnya. Di berita tersebut disebutkan bahwa penyanyi itu melakukan transplantasi ginjal akibat dari penyakit lupusnya.

 

Hal ini menyebabkan teman saya bertanya kepada saya, ”Apakah setiap orang dengan lupus akan mengalami hal tersebut?” Hal ini sempat membuat saya bergidik. Transplantasi ginjal sungguh terdengar menyeramkan dan pastinya membutuhkan biaya yang sangat besar. Jujur saja, saya hidup dengan anggota keluarga yang mengidap lupus, dan hal itu memberikan ketakutan tersendiri bagi saya.

 

Keluarga saya yang mengalami lupus tentu saja pernah mengalami masalah pada fungsi ginjalnya. Ginjal yang dikenal sebagai penyaring racun-racun di dalam tubuh jadi kehilangan fungsi terbaiknya. Air yang ada di dalam tubuh jadi mengendap di dalam dan tidak bisa dikeluarkan. Hasilnya, akan terjadi bengkak-bengkak di seluruh tubuh. Namun untungnya, pada saat itu kondisinya masih bersifat reversible, sehingga dengan penanganan yang cepat fungsi ginjalnya bisa kembali pulih.

 

Beberapa pasien yang saya kenal memiliki keadaan yang berbeda. Salah satunya memiliki fungsi ginjal yang masih cukup baik, namun tulangnya mudah keropos. Padahal, usianya masih sekitar 30 tahun. Sendi bahu kirinya menjadi sulit untuk digerakkan ke belakang. Saat dilakukan MRI, terdapat pengeroposan tulang di ujung tulang lengan atas yang menyebabkan rasa nyeri saat digerakkan.

Baca juga: Lupus Nephritis Menyebabkan Selena Gomez Harus Transplantasi Ginjal

 

Apakah ini efek dari penyakit lupus? Ya, namun ini adalah efek secara tidak langsung. Kondisi tersebut terjadi akibat obat-obatan yang harus ia minum. Obat ini menyebabkan kondisi tulang seolah-olah berusia 60 tahun pada wanita yang sebenarnya masih berusia 35 tahun.

 

Pasien lainnya mengalami permasalahan pada fungsi jantung dan infeksi pernapasan. Hal ini juga merupakan efek samping dari pengobatan lupus. Sistem imunitas ditekan, sehingga infeksi yang sebenarnya biasa saja dapat memberikan gejala yang berat pada penderita lupus. Ia juga kerap mengalami gejala lain, seperti rambut rontok, nyeri pada tulang, dan sebagainya. Singkat cerita, gejala dari lupus cukup banyak dan mengganggu kualitas hidup.

 

Jika ditelisik dari berbagai gambaran yang ada di atas, mungkin teman-teman merasa bahwa gejala penyakit lupus ini sangatlah banyak. Yes, you read it right. Lupus sering disebut sebagai penyakit seribu wajah, karena gejala utamanya sendiri bisa bermacam-macam. Kaki bengkak, nyeri sendi, dan kemerahan pada wajah saat terpapar sinar matahari merupakan beberapa gejala yang sering dijumpai pada penyakit lupus.

 

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sering diserang oleh lupus. Imunitas yang salah menyerang sel-sel tubuh sendiri akan menyerang ginjal, dan pada akhirnya menurunkan fungsi ginjal. Akibatnya? Kebocoran ginjal. Pada keadaan normal, zat yang keluar dari ginjal hanyalah zat-zat yang sudah tidak berguna.

Baca juga: Lupus Dianggap Sebagai Penyakit Wanita

 

Namun karena fungsinya sudah menurun, zat-zat penting seperti protein juga bisa ‘lolos saring’ dari ginjal. Jika dicek fungsi ginjalnya, akan ditemukan peningkatan dari ureum dan kreatinin. Saat pemeriksaan urine, akan ditemukan protein dan darah.

 

Jadi apa yang harus dilakukan supaya transplantasi ginjal ini tidak terjadi? Konsumsi obat secara rutin merupakan kunci penting. Perlu diingat bahwa lupus adalah penyakit seumur hidup dan obat-obatan harus diminum setiap hari agar kondisi penyakit tetap terkontrol. Steroid merupakan salah satu obat utama yang dikonsumsi oleh penderita lupus agar imun mereka tidak melebihi fungsi semestinya.

 

Namun jelas obat ini memberikan beberapa efek samping, seperti moon face, kerapuhan tulang, meningkatkan risiko diabetes, katarak, dan glaukoma pada mata. Efek samping dari obat ini memang terdengar cukup berat, namun steroid merupakan salah satu obat yang harus dikonsumsi untuk mencegah masalah pada organ-organ tubuh lainnya. Dengan pemeriksaan rutin setiap bulannya, diharapkan penyakit lupus dapat terkontrol dan tidak sampai menyebabkan transplantasi ginjal.

Baca juga: Kenali Penyakit Lupus dan Cegah Penyebarannya