Bintang pop Hollywood Selena Gomez mengejutkan fansnya melalui foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya. Dalam caption foto, ia mengungkapkan bahwa ia baru saja menjalani operasi transplantasi ginjal. Hal tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya tentang kondisi kesehatan bintang berusia 25 tahun tersebut.

 

Memang sudah bukan rahasia lagi kalau Selena mengidap penyakit lupus. Ia pertama kali didiagnosis pada tahun 2013. Namun, Selena baru mengumumkan tentang penyakit yang dideritanya tersebut secara resmi kepada publik pada tahun 2015. Saat itu, ia harus menghentikan turnya untuk menjalankan kemoterapi akibat serangan gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis tersebut. 

 

Lalu apa sebenarnya penyakit yang diderita artis cantik tersebut? Mengapa penyakit lupus yang diderita Selena disebut lupus nephritis? Dan mengapa ia membutuhkan transplantasi ginjal? Berikut penjelasannya! 

Baca juga: Lupus Dianggap Sebagai Penyakit Wanita

 

Apa Itu Lupus Nephritis?

Lupus nephritis adalah inflamasi pada ginjal yang disebabkan oleh lupus eritematosus sistemik (SLE). SLE adalah penyakit autoimun. Lupus secara keseluruhan meliputi penyakit yang menyebabkan sistem imun tubuh menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri. Sedangkan lupus nephritis adalah kondisi ketika lupus menyerang ginjal. 

 

Sekitar 60 persen penderita lupus terserang lupus nephritis. Ketika ginjal terinflamasi, organ tersebut tidak bisa berfungsi secara normal, bahkan membocorkan protein. Jika tidak dikontrol dan ditangani, lupus nephritis bisa menyebabkan gagal ginjal.

 

Gejala Lupus Nephritis 

Lupus nephritis termasuk penyakit yang serius. Namun, gejalanya tidak terlalu parah. Pada banyak kasus, gejala pertama dari penyakit tersebut adalah pembengkakan pada betis, pergelangan, dan telapak kaki. Sementara pada kasus yang langka, pembengkakan bisa terjadi di wajah atau tangan. 

 

Gejala lainnya bisa beragam pada banyak penderitanya. Namun, beberapa gejala yang paling umum adalah: 

  • Kenaikan berat badan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Urine berwarna gelap.
  • Urine berbusa.
  • Sering buang air kecil di malam hari.

 

Namun, tidak semua masalah urine atau ginjal pada penderita lupus merupakan pertanda lupus nephritis. Pasalnya, penderita lupus juga rawan terkena infeksi saluran kencing. Kondisi tersebut menyebabkan sensasi terbakar dan panas saat sedang buang air kecil dan membutuhkan pengobatan menggunakan antibiotik.

 

Beberapa pengobatan lupus juga bisa menyebabkan dampak tertentu pada ginjal dan menyebabkan pembengkakan serta gejala lainnya yang mirip dengan lupus nephritis. Masalah-masalah tersebut biasanya berhenti jika obat-obatan sudah tidak lagi dikonsumsi.

Baca juga: Konsumsi Obat Darah Tinggi Sebabkan Ginjal Rusak?

 

Diagnosis dan Pengobatan Lupus Nephritis

Diagnosis lupus nephritis dimulai dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan evaluasi pada gejala-gejalanya. Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengonfirmasi diagnosisnya. Tes-tes yang dilakukan untuk mendiagnosis masalah ginjal adalah tes urine, tes darah, ultrasound, dan biopsi ginjal.

 

Karena lupus nephritis juga terdiri dari beberapa jenis dan gejalanya berbeda-beda, pengobatan biasanya dilakukan sesuai dengan kondisinya. Pada umumnya pengobatan yang dilakukan termasuk:

  • Kortikosteroid: Obat antiinflamasi yang kuat dan bisa meredakan inflamasi parah. Dokter biasanya akan memberikan obat ini sampai lupus nephritis membaik. Karena obat ini bisa menyebabkan banyak efek samping yang serius, penggunaannya harus dimonitor dengan ketat. Biasanya, dokter akan menurunkan dosis obat jika gejalanya sudah mereda.
  • Obat immunosuppressive: Obat-obatan ini, yang juga digunakan untuk mengobati kanker atau mencegah terjadinya penolakan transplantasi organ, bekerja dengan menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh yang merusak ginjal.
  • Obat-obatan untuk mencegah penggumpalan darah atau mengurangi tekanan darah jika dibutuhkan. 

 

Namun meskipun obat-obatan di atas sudah dikonsumsi, hilangnya fungsi ginjal terkadang tetap bisa terjadi. Jika terjadi gagal ginjal, penderita lupus nephritis akan membutuhkan dialisis atau cuci darah. 

 

Selain itu, transplantasi ginjal juga harus dilakukan jika dibutuhkan. Hal ini tidak jarang dilakukan pada penderita lupus nephritis yang ginjalnya sudah rusak hingga salah satu atau keduanya harus diganti. Memang tidak semua penderita lupus nephritis mengalami gagal ginjal, namun beberapa penderitanya terpaksa mengalami kondisi tersebut.

 

Perubahan Gaya Hidup untuk Penderita Lupus Nephritis

Menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu penderita lupus nephritis melindungi ginjalnya. Beberapa di antaranya: 

  • Mendapatkan asupan cairan yang cukup supaya tetap terhidrasi.
  • Mengonsumsi diet rendah sodium, terutama jika penderita memiliki hipertensi.
  • Hindari merokok dan minum alkohol.
  • Olahraga rutin.
  • Menjaga tekanan darah yang sehat.
  • Membatasi kadar kolesterol.
  • Hindari obat-obatan yang bisa memengaruhi ginjal, seperti NSAID.
  • Biasanya dokter juga akan merekomendasikan mengonsumsi makanan yang rendah potasium, fosfor, dan protein jika penderita sudah kehilangan fungsi ginjal.

Baca juga: Hati-Hati, Terlalu Banyak Konsumsi Daging Merah Bisa Bahayakan Ginjal

 

Pada dasarnya, lupus nephritis memang penyakit yang serius. Namun, kebanyakan orang yang menerima pengobatan secara tepat tidak akan terkena gagal ginjal. Kalaupun terkena kondisi yang mengharuskan dilakukannya transplantasi ginjal, penderita tetap bisa menjalani aktvitas dengan sehat jika kondisinya terus dikontrol. Doakan semoga Selena cepat pulih ya, Gengs!