Hari raya Idul Adha belum lama terlewati. Apa coba makanan yang identik dengan hari raya ini? Ya, apa lagi kalau bukan aneka kuliner yang dimasak dengan bahan dasar daging merah. Apalagi Indonesia memang kaya akan kuliner yang berasal dari daging merah, seperti rendang, rawon, sate, dan masih banyak lagi. Meski Anda bisa sepuasnya mengonsumsi aneka hidangan dari daging merah di hari raya Idul Adha ini,sebaiknya Anda berhati-hati akan bahaya konsumsi daging merah jika terlalu banyak. Menurut penelitian terbaru ternyata mengkonsumsi daging merah terlalu banyak dapat meningkatkan risiko mengalami gagal ginjal, hingga kanker payudara.

Ah, yang benar?

Penelitan yang dilakukan di Singapura menunjukan terdapat hubungan antara konsumsi daging merah dengan peningkatan risiko penyakit ginjal stadium akhir dan hilangnya fungsi normal ginjal. Selain itu ditemukan keterkaitannya jika semakin banyak mengonsumsi daging merah maka semakin tinggi pula berisiko mengalami gangguan ginjal. Daging merah merupakan jenis daging yang berwarna merah ketika belum dimasak. Contoh dari daging merah yaitu daging sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Sebenarnya, daging merah sendiri memiliki manfaat yang cukup banyak karena kandungan nutrisinya yang baik untuk kesehatan. Namun, tahun laluWHO (World Health Organization) mengeluarkan artikel tentang pengaruh daging merah dengan penyakit kanker. Dari salah satu penelitian menunjukan daging yang dimasak pada suhu terlalu tinggi dapat berpotensi menyebabkan risiko kanker ginjal. Sehingga para peneliti mengeluarkan patokan untuk porsi daging merah yang pas yaitu dibatasi sebanyak 70 gram perhari.

Penelitian Terhadap Konsumsi Daging Merah

Penelitian dilakukan pada 63.000 orang dewasa Cina di Singapura selama 15 tahun dengan cara mengisi kuisioner untuk mengetahui jumlah konsumsi protein. Dari penelitian tersebut diperoleh orang yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah tinggi memiliki peningkatan risiko mengalami gangguan ginjal sebanyak 40%. Untuk asupan protein yang lain seperti daging unggas, ikan, telur, susu, dan kacang-kacangan tidak ditemukan adanya hubungan dengan risiko gangguan ginjal. Dalam penelitian juga ditemukan mengganti satu porsi daging merah dengan protein lain dapat mengurangi risiko penyakit pada ginjal, contohnya mengganti dengan daging unggas yang dapat menurunkan risiko sebanyak 62 persen. Kebanyakan daging merah yang dikonsumsi oleh subjek penelitian adalah daging babi. Tidak semua negara memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi daging babi yang cukup tinggi, seperti di Indonesia sehingga penelitian ini belum tentu dapat diterapkan di negara yang penduduknya mayoritas tidak mengonsumsi daging babi. Tetapi akan lebih baik untuk tetap waspada dengan tidak mengkonsumsi daging merah dalam jumlah yang berlebihan. Mengonsumsi daging merah dapat memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Tetapi alangkah lebih baik jika kita memahami bahaya konsumsi daging merah serta mengonsumsinya dalam porsi yang dianjurkan. Bila Anda sangat sering mengonsumsi daging merah, Anda dapat mulai mengombinasikan dengan makanan lain yang juga mengandung protein seperti daging unggas, ikan, telur, dan kacang-kacangan.