Penderita diabetes berisiko tinggi terkena kanker tertentu. Penemuan ini tentu sangat mengejutkan. Mengapa bisa timbul pernyataan seperti itu? Diduga, salah satu jenis pengobatan diabetes (insulin) menjadi pemicunya. Teori lain muncul bahwa penyebab diabetes juga menjadi penyebab kanker, sehingga keduanya berkaitan. Lantas bagaimana tanggapan panel ahli dari American Diabetes Association dan American Cancer Society (ACS)?

 

Mereka menyimpulkan, “Kami juga tidak tahu pasti apa alasannya.” Hanya satu kesimpulan yang disepakati oleh seluruh ahli, yaitu mengubah gaya hidup untuk memangkas diabetes sehingga risiko kanker pun dapat diturunkan.

 

Anggota panel ahli, dr. Susan M. Gapstur, PhD., sekaligus wakil presiden ACS menegaskan, seperti dilansir WebMD, saat ini hubungan biologis antara diabetes dan kanker belum sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa diabetes meningkatkan risiko kanker hati, pankreas, dan endometrium hingga dua kali lipat. Sedangkan risiko kanker kolorektal, payudara, dan kandung kemih meningkat hingga 20-50 persen.

 

Salah satu teori meyakini timbulnya kanker pada penderita diabetes bisa terjadi karena ada kesamaan risiko antara diabetes dan penyakit kanker, di antaranya usia tua, obesitas, pola makan yang buruk, dan kurangnya beraktivitas fisik. Selain itu, ada masalah umum pada diabetes, yaitu tingkat insulin yang terlalu tinggi, kadar gula darah yang terlalu tinggi, dan peradangan. Semuanya merupakan faktor risiko terjadinya kanker.

 

Baca juga: Benarkah Kopi Starbucks Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Tanggapan Ahli!
 

Apakah karena terapi diabetes?

Ada bukti penelitian, meskipun bukan bukti definitif, yang menunjukkan bahwa terapi atau obat-obatan diabetes tertentu ikut menyumbang risiko kanker pada penderita diabetes. Namun, tidak semua pengobatan diabetes dianggap meningkatkan risiko kanker. Metformin misalnya.

 

Obat diabetes yang paling sering digunakan ini justru menurunkan risiko kanker. Namun ada pula bukti yang didapatkan melalui beberapa penelitian bahwa insulin, terutama insulin glargin kerja panjang, dapat meningkatkan risiko kanker. Sementara itu, beberapa penelitian justru membantah temuan ini.

 

Selain insulin jenis tertentu, kekhawatiran juga muncul terkait obat-obatan diabetes jenis terbaru. Sayangnya, panel ahli belum sepakat dengan hipotesis ini, karena data penelitiannya masih terlalu sedikit.

 

Karena tidak ada hubungan pasti antara terapi diabetes dengan kanker, panel ahli sangat menyarankan bagi penderita diabetes untuk meneruskan saja pengobatan tanpa ragu. Pengobatan sangat penting untuk mengendalikan gula darah, kecuali bagi mereka yang memang sangat berisiko terkena kanker.

Baca juga: Dampak Pemulihan Kanker terhadap Kehidupan Seks

 

Kesimpulannya, inilah beberapa alasan yang dapat menjelaskan kenapa ada kaitan antara diabetes dengan kanker:

  1. Jenis kelamin. Secara umum, pria lebih berisiko terkena kanker maupun diabetes tipe 2 dibandingkan wanita.

  2. Berat badan. Orang yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin mengidap kanker daripada orang yang kurus. Hubungan antara diabetes tipe 2 dan berat badan juga sangat meyakinkan. Meskipun buktinya sudah sangat jelas bahwa menurunkan berat badan dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, apakah juga dapat menurunkan risiko kanker masih belum terbukti.

  3. Pola makan. Pola makan yang diduga dapat membantu mencegah dan mengendalikan diabetes tipe 2, seperti membatasi daging merah dan daging olahan, serta memperbanyak asupan sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, juga dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.

  4. Olahraga. Studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Demikian juga latihan intensitas sedang 30 menit per hari, dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 sebesar 25 hingga 36 persen.

  5. Merokok. Merokok tembakau dikaitkan dengan kanker paru dan beberapa jenis kanker lainnya. Merokok juga merupakan faktor risiko untuk diabetes tipe 2 dan beberapa komplikasi diabetes.

Baca juga: Penyebab Badan Menjadi Gemuk Saat Berhenti Merokok dan Cara Mencegahnya

 

Karena bukti-bukti penelitian belum terlalu banyak, penderita diabetes tidak perlu takut dan menghentikan pengobatan. Karena begitu obat diabetes dihentikan, risiko komplikasi diabetes di masa depan lebih membahayakan. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter tentang jenis pengobatan yang paling sesuai. (AY/AS)