Pendekatan paling benar untuk mengelola diabetes adalah menjaga pola makan, rutin menggunakan obat diabetes, dan melakukan kegiatan fisik atau berolahraga. Tetapi ada kalanya itu semua tidak dilakukan dan Diabestfriend memilih mengandalkan minum suplemen.

 

Harus diakui saat ini ada banyak sekali suplemen yang menyatakan diri bermanfaat menurunkan gula darah. Tidak semuanya murah, bahkan ada yang harganya sangat mahal melebihi harga obat diabetes. Suplemen dalam ranah kedokteran masuk dalam kelompok pengobatan komplementer dan alternatif (Complementary and Alternative Medicines atau CAM).

 

Namun sampai saat ini bukti ilmiah yang menyatakan suplemen ampuh untuk menurunkan gula darah pada penderita diabetes tipe 2 masih sangat terbatas. Bukti yang tersedia kebanyakan tidak cukup kuat membuktikan bahwa salah satu dari suplemen-suplemen di bawah ini memiliki manfaat untuk diabetes tipe 2 atau komplikasinya. Satu-satunya suplemen yang mungkin bermanfaat adalah asam lemak omega-3 untuk menurunkan kadar trigliserida.

 

Baca juga: Mengapa Multivitamin Penting untuk Tubuh?

 

Penting bagi Diabestfriend untuk tidak mengganti obat-obatan atau insulin yang sudah disarankan dokter, dengan suplemen yang belum terbukti manfaatnya. Kebanyakan suplemen diet untuk diabetes memang aman jika dikonsumsi dalam dosis rendah.

 

Namun, masing-masing suplemen dapat berinteraksi dengan berbagai obat resep, dan memengaruhi cara kerja obat-obatan diabetes. Misalnya menurunkan kinerja obat, atau mengganggu penyerapan obat.

 

Diabestfriend yang tertarik menggunakan suplemen untuk diabetes perlu mengetahui tentang risiko ini dan mendiskusikan terlebih dahulu dengan dokter. Bisa jadi perlu dilakukan penyesuaian dosis atau mengganti obat diabetes, jika Diabestfriend ingin menggunakan suplemen.  Sekadar untuk pengetahuan, inilah beberapa suplemen yang kerap dimanfaatkan untuk membantu pengelolaan diabetes:

 

Kayu manis

Pengobatan  tradisional asal Cina sudah menggunakan kayu manis sebagai obat selama ratusan tahun. Suplemen berbahan kayu manis pun sudah banyak diteliti untuk melihat pengaruhnya dalam menurunkan kadar gula darah. Salah satunya penelitian tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kayu manis, dalam bentuk utuh atau ekstrak, dapat membantu menurunkan kadar gula darah puasa. Meski menjanjikan, masih perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.

 

Kromium

Kromium adalah elemen mineral yang dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat. Namun, beberapa penelitian tentang penggunaan kromium pada penderita diabetes hasilnya tidak konsisten. Jika diberikan dalam dosis rendah memang aman bagi kebanyakan orang, tetapi ada risiko kromium dapat membuat gula darah menjadi terlalu rendah. Dosis tinggi juga berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal.

 

Vitamin B-1

Vitamin B-1 juga dikenal sebagai tiamin. Banyak penderita diabetes kekurangan tiamin sehingga rentan mengalami komplikasi berupa kerusakan saraf atau neuropati.  Tiamin rendah juga berkaitan dengan penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah. Tiamin larut dalam air sehingga agak sulit masuk ke dalam sel. Namun, benfotiamine, salah satu bentuk tambahan tiamin, larut dalam lemak sehingga lebih mudah menembus membran sel. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa benfotiamine dapat mencegah komplikasi diabetes. Namun, penelitian lain belum menunjukkan efek positif.

Baca juga: Vitamin untuk Meningkatkan Kualitas Seks

 

Asam Alfa-Lifoat

Alpha-lipoic acid (ALA) adalah antioksidan kuat, yang katanya dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan meningkatkan kepekaan insulin. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Selain itu, ALA harus dikonsumsi dengan hati-hati, karena memiliki potensi untuk menurunkan kadar gula darah hingga ke tingkat berbahaya.

 

Pare

Pare sangat terkenal di negara-negara seperti Asia dan Amerika Selatan untuk mengobati diabetes. Dalam uji coba pada binatang, pare memang cukup efektif membantu menurunkan gula darah. Tetapi data penelitian pada manusia tidak banyak. Belum ada studi klinis yang cukup baik pernah dilakukan pada manusia.

 

 

Teh hijau

Teh hijau mengandung polifenol, yang merupakan antioksidan. Antioksidan utama dalam teh hijau dikenal sebagai epigallocatechin gallate (EGCG). Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa EGCG mungkin memiliki banyak manfaat kesehatan termasuk pencegahan diabetes tipe 2 dan meningkatkan kontrol glukosa. Sejauh ini studi pada pasien diabetes belum memberikan manfaat kesehatan. Namun, teh hijau umumnya aman dikonsumsi.

Baca juga: Efek Samping Terlalu Banyak Mengonsumsi Teh Hijau

 

Resveratrol

Resveratrol adalah senyawa kimia yang ditemukan dalam anggur. Dalam percobaan pada binatang, zat ini dapat membantu mencegah gula darah tinggi. Penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa ia dapat mengurangi stres oksidatif. Namun, data pada manusia masih terbatas. Terlalu dini untuk menyatakan suplementasi resveratrol dapat membantu penderita diabetes.

 

Magnesium

Magnesium adalah salah satu nutrisi penting, yang membantu mengatur tekanan darah dan kepekaan insulin. Suplemen magnesium terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes. Diet magnesium tinggi juga dapat mengurangi risiko diabetes. Para peneliti telah menemukan hubungan antara asupan magnesium yang lebih tinggi dan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah pada penderita diabetes.

 

Sekarang Diabestfriend sudah tahu sejumlah suplemen yang dikatakan dapat membantu mengelola diabetes. Namun, sebelum memutuskan menggunakannya, Diabestfriend harus berkonsultasi dengan dokter. Karena ada sejumlah suplemen populer yang berinteraksi negatif dengan obat diabetes dan gula darah.

 

Zinc adalah salah satu suplemen populer yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah secara negatif. Bahkan suplemen yang sudah dinyatakan aman pun mungkin masih memiliki interaksi negatif dengan beberapa obat diabetes. (AY)