Apa yang ada di benak Mums jika membahas tentang kolesterol? Tumpukan lemak jahat dalam plasma darah yang seringkali mengkhawatirkan. Ya, mungkin itu kesimpulannya. Faktanya, hampir semua orang berhati-hati pada jenis lemak yang satu ini. Mums dan Dads mungkin termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang mantap beralih pada susu skim dan daging dada ayam organik, demi meminimalisir kadar kolesterol yang dikonsumsi dalam menu diet sehari-hari.

 

Namun, bagaimana dengan Si Kecil? Apakah setiap orang sudah harus mewaspadai bahaya kolesterol berlebih sejak dini? Atau justru sebaliknya, bayi dan anak-anak bukanlah kelompok usia yang patut khawatir akan risiko kolesterol tinggi? Coba kita simak penjelasannya yuk, Mums!

Baca juga: 12 Kesalahan Fatal yang Dapat Meningkatkan Kolesterol

 

Apakah Asupan Lemak dan Kolesterol Baik untuk Si Kecil?

Setelah membaca informasi ini, Mums dan Dads pasti mencemburui Si Kecil. Pasalnya, lemak dan kolesterol tidak hanya dianggap cukup baik untuk Si Kecil, melainkan juga penting untuk pertumbuhan serta kesehatannya. Inilah salah satu alasan mengapa pemberian susu low fat ataupun susu skim sangat tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak. Susu skim dan susu rendah lemak memiliki kandungan protein dan sodium yang lebih tinggi dibandingkan kandungan lemaknya, sehingga cenderung membebani ginjal bayi. Jadi, saat Si Kecil telah disapih, jika Mums ingin melanjutkan dengan susu UHT, sebaiknya pilih varian susu full cream daripada susu skim, ya.

Baca juga: Mengontrol Kadar kolesterol dan Kesehatan Tubuh

 

Bagaimana Takaran Konsumsi Lemak dan Kolesterol yang Aman?

Meskipun lemak dan kolesterol dianggap bermanfaat untuk pertumbuhan Si Kecil, bukan berarti Mums membiarkan konsumsinya diberikan melampaui batas, ya. Penelitian mengungkapkan bahwa pemberian asupan lemak dan kolesterol tetap harus dibatasi dalam limit yang sedang-sedang saja. Jika diberikan dalam jumlah berlebih, lemak dan kolesterol dapat memicu obesitas di usia dini.

 

Menurut hasil riset, anak-anak usia 4 tahun di Amerika Serikat, memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi daripada kadar kolesterol pada orang dewasa. Jika tidak dihentikan, gaya hidup semacam ini dapat menggiring mereka pada gejala penyakit jantung dan kanker usus besar saat anak-anak tumbuh dewasa. Wah, mengerikan sekali ya, Mums! Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh orang tua? Mums bisa mengatur porsi makan yang sehat untuk Si Kecil dengan acuan sebagai berikut.

  • 50 persen asupan karbohidrat.
  • 20 persen asupan protein.
  • 30 persen asupan lemak.

 

Pola diet ini baik diterapkan selama Mums bisa memastikan jumlah kolesterol yang diserap tidak boleh lebih dari 100 miligram dari setiap 1.000 kalori yang dikonsumsi Si Kecil per hari.

 

10 Tips Konsumsi Lemak dan Kolesterol yang Sehat untuk Si Kecil

Tidak ada istilah terlalu awal untuk membiasakan pola makan yang bergizi dan sehat pada anak. Mums bisa mengadopsi tips berikut ini untuk memantau asupan lemak dan kolesterol yang baik pada Si Kecil.

 

  • Bijaklah menggunakan mentega. Satu olesan mentega mengandung 10 miligram kolesterol. Semakin Mums terbiasa memberikan mentega secara berlimpah pada makanan rumah, semakin sulit kelak bagi Si Kecil untuk mengurangi penggunaan mentega. Selagi ia masih kecil, upayakan untuk memberikan olesan mentega dalam jumlah sedikit saja.
  • Kurangi konsumsi makanan yang serba gorengan. Gorengan memang kurang baik untuk semua orang, termasuk anak-anak. Akan lebih baik jika Mums menghidangkan makanan yang dipanggang, ditim, serta direbus. Jika ada menu yang ingin digoreng, sebaiknya digoreng tanpa minyak menggunakan wajan anti lengket ya, Mums.
  • Cermat saat memilih keju. Umumnya, keju mengandung kadar sodium dan lemak yang tinggi. Sebanyak 30 gram keju cheddar mengandung sekitar 30 miligram kolesterol. Ini tidak baik bagi bayi maupun saat ia tumbuh besar nanti. Karenanya, pilihlah keju dengan kadar sodium rendah, yaitu sekitar 35 miligram sodium dalam setiap 30 gram keju. Selain itu, pilihlah keju yang mengandung lemak hanya sekitar 5-7 gram dalam setiap 30 gramnya. Jika Si Kecil sudah terbiasa menyukai keju rendah lemak, kemungkinan besar ia akan tetap memilih keju dengan cita rasa seperti ini saat ia besar nanti.
  • Waspadai lemak berlebih dalam produk susu. Secangkir susu mengandung 33 miligram kolesterol. Pilihlah susu dengan kandungan lemak dan gula yang tidak berlebihan. Tips ini berlaku baik jika Mums memilih susu UHT ataupun susu formula. Konsumsi gula yang tidak sehat bisa berdampak buruk pada kesehatan anak secara umur, juga kesehatan gigi.
  • Perbanyak asupan serat dalam menu makan Si Kecil. Serat dapat menurunkan kadar kolesterol dan risiko serangan jantung. Tambahkan buah-buahan yang kaya akan pectin seperti apel, saat Mums menyajikan bubur oatmeal untuk Si Kecil, ya.
  • Utamakan untuk makan ikan. Ikan juga memiliki manfaat yang sama seperti serat, berkat minyak omega-3 yang terkandung di dalamnya. Perkenalkan kebiasaan baik untuk mengonsumsi ikan sedini mungkin pada Si Kecil. Ikan tidak hanya bergizi, melainkan juga rendah kalori dan rendah sodium. Bonusnya, perkembangan otak Si Kecil akan semakin optimal sehingga ia pun tumbuh cerdas.
  • Perhatikan label pada kemasan produk makanan. Untuk menghindari lemak yang tersembunyi, selalu cermati label yang tertera pada kemasan produk. Upayakan untuk tidak membeli makanan yang mengandung lemak jahat, seperti lemak minyak sawit, minyak kelapa, lemak nabati yang telah dihidrogenasi, lemak unggas, lemak sapi, lemak babi, dan lemak trans fat dalam mentega. Semakin sedikit sedikit kandungan lemak yang terdaftar pada label kemasan, semakin kecil ancaman dampaknya bagi kesehatan keluarga.
  • Pilihlah minyak nabati. Jika Mums harus menggoreng dengan minyak, sebaiknya gunakan minyak nabati ya, Mums. Minyak nabati memungkinkan Mums untuk mengurangi penggunaan lemak sewaktu menggoreng.
  • Kendalikan konsumsi telur. Karena kandungan kolesterol yang cukup tinggi dalam telur, anak-anak dan orang dewasa sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 3 butir telur per minggu. Saat Si Kecil masih bayi, Mums boleh memberikan Si Kecil sebutir telur setiap hari. Namun, pelan-pelan mulailah mengurangi jumlahnya ketika Si Kecil menginjak usia 18 bulan. Bila Mums membuatkan Si Kecil camilan sehat berbahan dasar telur, itu harus dimasukkan juga ya Mums, dalam batasan konsumsi telur per hari.
  • Beralihlah pada fast food buatan sendiri. Mums sering mengajak Si Kecil ke restoran fast food? Jangan sering-sering dibiasakan, ya. Tidak hanya bergizi rendah, fast food juga mengandung banyak lemak, kolesterol, sodium, dan garam. Bahan-bahan baku yang digunakan di restoran fast food biasanya juga kurang memperhitungkan standar gizi yang baik. Satu porsi burger seberat 90 gram mengandung 76 miligram kolesterol. 
Baca juga: Konsumsi Minuman dan Buah Ini setelah Makan Fast Food 

 

Jangan ragu untuk menjaga asupan nutrisi yang seimbang untuk anak bahkan sejak ia masih kecil. Pembiasaan pola makan yang sehat, pasti memberikan manfaat yang baik pula untuknya ketika Si Kecil tumbuh besar.(TA/AS)