Gaya hidup sehat adalah dambaan setiap orang. Banyak orang berusaha untuk  hidup sehat dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Banyak yang memilih untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, berolahraga, stop merokok, dan minum suplemen. Namun tinggal di kota metropolis yang dinamis seperti Jakarta, terkadang sulit untuk hidup sehat. Jam kerja yang padat, macet di jalan raya, dan pekerjaan yang menumpuk, seringkali menghalangi untuk menjalani gaya hidup sehat, terutama dalam pola makan.

 

Junk food, fast food, serta makanan lainnya pada pusat perbelanjaaan dan perkantoran menjadi alternatif dalam memenuhi asupan makanan sehari-hari. Hasilnya? Berat badan naik, dan tentu saja, makanan cepat dan ber-MSG merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh. Sebagai food blogger, hal-hal tersebut merupakan tantangan tersendiri untuk saya.

 

Tahun pertama saya menjadi food blogger, kadar kolesterol total saya mencapai 269 mg/dl, karena harus mencoba berbagai jenis makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Memang, faktor genetik memiliki peran penting di sini. Ayah saya memang memiliki riwayat kolesterol yang tinggi, sehingga saya pun berisiko mengalami kolesterol tinggi. 

 

Apa itu kolesterol?

Kolesterol merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian banyak orang. Dulu kolesterol tinggi hanya terjadi pada orang dewasa berusia sekitar 40 tahun. Namun akhir-akhir ini saya sering menemukan orang dewasa muda, sekitar usia 25 tahun, dengan kadar kolesterol tinggi. Tentu hal ini cukup mengejutkan, karena sebenarnya kita tidak akan pernah tahu kadar kolesterol dalam tubuh jika tidak melakukan pemeriksaan darah khusus untuk kolesterol. Sedangkan pemeriksaan darah ini rutin dilakukan pada orang yang cukup berumur (sekitar 40 tahun).

 

Perbedaan kolesterol baik dan jahat?

Kolesterol merupakan komponen lemak di dalam tubuh. Kolesterol terbagi menjadi Low Density Lipid (LDL) yang sering disebut dengan kolesterol jahat dan High Density Lipid (HDL) yang sering disebut dengan kolesterol baik. Total kolesterol yang dianjurkan adalah kurang dari 200 mg/dl, kadar LDL adalah 50 mg/dl. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan salah satu tanda dari sindrom metabolik, yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner ini terjadi karena adanya penumpukan plak kolesterol pada pembuluh darah koroner yang memberi makan jantung. Jika jantung yang bertugas memompa darah dan memberi makan seluruh tubuh tidak mendapat asupan makanan dan oksigen, hal itu bisa berakibat fatal bukan?

 

Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan kolesterol?

Pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun karena penumpukan plak mulai terjadi sejak usia tersebut. Memang pada saat usia 20 penumpukan plak ini tidak memberikan gejala. Gejala seperti nyeri dada baru terjadi jika plak sudah menutupi 70% dari total diameter pembuluh darah koroner jantung. Pemeriksaan kolesterol ini sebaiknya diulang 5 tahun sekali.

 

Bagaimana cara menghindari kolesterol yang tinggi?

Gaya hidup dan pola makan merupakan faktor penting dalam menurunkan kadar kolesterol. Seafood, kuning telur, dan fast food merupakan makanan yang sebaiknya dihindari karena mengandung kadar kolesterol yang tinggi. Berolahraga rutin juga baik untuk meningkatkan kadar kolesterol baik. Jika perbaikan gaya hidup tidak memberikan perubahan, dapat dimulai penggunaan obat-obatan, seperti atorvastatin dan simvastatin. Tentu saja obat-obatan ini harus diminum rutin setiap hari. Walaupun masih muda, kolesterol merupakan hal yang patut diperhatikan agar tidak memberikan dampak negatif di kemudian hari. Saya sendiri mengusahakan untuk menghindari makanan dengan kolesterol yang tinggi dan hasilnya kadar kolesterol saya sekarang kurang dari 200 mg/dl. Semoga pengalaman saya dengan kolesterol membantu!