Anak laki-laki jangan masuk dapur atau mengerjakan pekerjaan rumah? Salah. Justru, keahlian mengerjakan tugas rumah tangga sangat penting diajarkan kepadanya sejak dini. Simak alasannya di sini.

 

Seni Membesarkan Anak Laki-laki

 

Masa kanak-kanak hanya berlangsung beberapa tahun. Dan sebelum kita menyadarinya, putra kecil kesayangan telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa, yang harus siap memikul tanggung jawab karier dan keluarga.

 

Jadi, kita hanya memiliki beberapa tahun awal untuk meletakkan dasar karakter yang baik pada anak. Nilai-nilai yang dipelajari di masa kecilnya, akan membentuk kepribadiannya dan menentukan akan menjadi pria seperti apa dia nantinya. Apalagi seperti yang kita tahu, mengasuh anak laki-laki adalah tentang membesarkan mereka dengan benar untuk menjadi pria yang peduli, percaya diri, dan bertanggung jawab untuk calon keluarga dan lingkungannya kelak.

 

Banyak orang salah paham bahwa anak laki-laki seharusnya berada di luar untuk beraktivitas fisik. Bukan di dalam rumah dan belajar tentang pekerjaan rumah tangga. Padahal semestinya, anak laki-laki perlu belajar mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri, baik di luar maupun di dalam rumah. 

 

Maka, inilah saat yang tepat mengajari putra Mums memasak dan mencuci pakaiannya. Bekal ilmu dasar ini bukan hanya berguna untuk bertahan hidup, namun menjadi kunci penting untuk keberhasilan pernikahannya, lho. Si Kecil kelak akan menjadi sosok pria yang bisa keluar dan sukses sendiri, bahkan jika dia belum bertemu dengan wanita sempurnanya. 

 

 

Baca juga: Kenapa ya, Jadi Sering Berantem Setelah Punya Anak?

 

 

 

 

6 Alasan Anak Laki-laki Perlu Ikut Mengerjakan Tugas Rumah Tangga

Sebagai orang tua, adalah tanggung jawab kita untuk menanamkan nilai-nilai baik kepada si Kecil, yang akan membantu membesarkannya menjadi pria yang baik. Nah, inilah 6 alasan mengapa perlu mengajari anak laki-laki pekerjaan rumah tangga:

 

 

  • Merupakan bagian hidup yang tak bisa dipisahkan

 

Pekerjaan rumah bukanlah sesuatu yang bisa selesai dengan sendirinya. Artinya, si Kecil nantinya juga harus bisa dan mengalami sendiri bahwa mencuci piring, mencuci pakaian, dan merapikan rumah adalah kewajiban.

 

 

  • Jenis kelamin bukan alasan

 

Membiarkan anak tidak melakukan pekerjaan rumah karena ia laki-laki, bukanlah alasan yang bagus. Justru, ia semestinya bisa melakukan apa yang dianggap hanya bisa dilakukan oleh wanita. 

Survei dan studi secara konsisten menunjukkan, bahwa meskipun banyak perempuan bekerja di luar rumah, mereka masih cenderung melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga. Bukti juga menunjukkan bahwa perbedaan ini diperparah secara signifikan oleh pandemi COVID-19. Tentu kita tak mau kan, si Kecil menjadi sosok pria yang menjadi penyebab dari ketidakadilan itu?

 

 

  • Anak belajar banyak hal

 

Pekerjaan rumah tangga bukan hanya tentang melakukan sesuatu; tapi sebenarnya mempelajari sesuatu. Melakukan pekerjaan rumah menunjukkan bahwa anak berkembang dengan baik dan dapat menangani hal-hal baru. Anak akan belajar dan memahami bahwa pekerjaan rumah tangga sebagai tantangan dan sesuatu yang harus dikuasai. Pekerjaan rumah tangga juga akan mengajarinya tentang menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanya sendiri. 

 

 

  • Belajar tentang tanggung jawab

 

Anak akan belajar banyak tentang tanggung jawab saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Ia pun akan menyadari bahwa dibutuhkan kerja sama semua orang untuk membuat segala sesuatunya berjalan lancar.

 

 

  • Rapi dan terorganisasi harus dibiasakan

 

Kemauan dan inisiatif untuk merapikan tempat tinggal, adalah sifat yang diperoleh, bukan secara alami timbul begitu saja. Maka dari itu, jika anak bersemangat melakukan pekerjaan rumah tangga, ia pun akan mulai memahami bahwa pengaturan dan kerapian adalah hal yang baik. Lingkungan, ruangan, dan rumah yang lebih teratur akan menghasilkan pikiran yang lebih tenang dan teratur.

 

 

 

Baca juga: 5 Pilihan Ikan Bergizi Tinggi yang Mudah Didapatkan di Tukang Sayur

 

 

 

 

  • Mendidik anak menjadi calon suami yang baik

 

Mums tentu sangat paham bahwa kontribusi suami dalam urusan rumah tangga dan pengasuhan anak, merupakan kunci utama agar kita waras dan bahagia menjadi seorang istri dan ibu. Faktanya, hal ini sangat dibutuhkan di semua rumah tangga.

 

Para peneliti telah menemukan bahwa distribusi pekerjaan rumah tangga yang tidak merata antara istri dan suami, adalah salah satu penyebab stres teratas dalam banyak hubungan. Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa para istri merasa stres karena suami mereka tidak mau melakukan tugas rumah tangga secara berimbang.

 

Nah, jika hal ini sudah terjadi pada rumah tangga kita atau orang tua terdahulu, apakah masih ingin itu berlanjut sampai generasi berikutnya? Jika tidak, yuk mulai libatkan anak dalam tugas rumah tangga, sesuai usia dan kemampuannya. (IS)

 

 

Baca juga: Jangan Selalu Dilarang, Ternyata Memainkan Makanan Ada Manfaatnya Buat Si Kecil

 

 

Jangan sampai ketinggalan update terbaru seputar tumbuh kembang anak, Mums. Yuk, langsung gabung ke Komunitas Teman Bumil dengan klik: https://linktr.ee/KomunitasTemanBumil

 

 

Referensi:

VeryWell. How to Raise A Good Child

Good Housekeeping. Tips Raising Boys

Gracious Wife. Teach Sons About Housework