Pelumas atau lubricant adalah alternatif terbaik yang bisa Kamu gunakan untuk berhubungan seks ketika vagina terasa sangat kering. Kebanyakan orang juga menggunakannya jika ingin seks terasa lebih ‘basah’. Jadi, sah-sah saja kalau Kamu mau membuat pelumas DIY di rumah. 

 

Namun, ahli mengatakan bahwa wanita perlu berhati-hati dalam memilih pelumas yang akan dioleskan ke dalam vagina. Banyak hal-hal serupa pelumas yang ternyata mengandung alergen, menimbulkan iritasi kulit, atau mengganggu kerja kondom ketika pasangan Kamu menggunakannya.

 

Secara umum, lebih baik hindari menggunakan produk-produk makanan seperti minyak zaitun sebagai pelumas di dalam vagina. Penggunaan bahan makanan tersebut secara berulang-kali dapat menimbulkan berbagai macam masalah, diantaranya infeksi jamur atau bakteri vaginosis. Sebagai petunjuk, berikut hal-hal yang tidak boleh digunakan sebagai pelumas beserta alasannya!

Baca juga: Coba 5 Posisi Seks ini Agar Cepat Hamil

 

Minyak Kelapa 

Minyak kelapa memang tidak mengandung zat-zat aditif. Namun, minyak kelapa bisa merusak lateks yang ada di kondom. Hal tersebut meningkatkan risiko kondom menjadi robek. Kalau kondom robek, Kamu bisa tertular penyakit menular seksual atau kehamilan yang ingin dihindari.

 

Seperti yang sudah disebutkan di atas, menggunakan bahan-bahan makanan sebagai pelumas bisa menyebabkan Kamu terkena infeksi. Carilah alternatif lain yang lebih aman untuk Kamu dan pasangan, ya!

 

Crisco

Bahan makanan sejenis margarin ini juga tidak baik digunakan sebagai pelumas, karena berbahan dasar minyak. Oleh sebab itu, crisco juga tidak baik digunakan bersamaan dengan kondom. Tidak hanya itu, crisco juga tidak licin. Jadi, kemungkinan besar bahan makanan ini tidak akan efektif untuk wanita. Selain itu, crisco juga bisa menimbulkan iritasi pada vagina.

 

Air Liur

Air liur atau saliva bersifat basah dan lengket, jadi tidak heran jika banyak pasangan menggunakan yang satu ini sebagai pelumas. Namun, pada dasarnya saliva tidak cukup licin untuk digunakan sebagai pelumas yang efektif. Jadinya, Kamu dan pasangan hanya akan menghabiskan waktu (dan saliva).

Selain itu, saliva juga bisa mempercepat penyebaran penyakit menular seksual dan menimbulkan infeksi pada vagina. Bahkan risiko terkena infeksi vagina akibat penggunaan saliva sebagai pelumas sama dengan risiko terkena infeksi akibat berhubungan seks secara oral dan tidak terproteksi.

 

Petroleum Jelly

Produk yang biasanya digunakan sebagai perawatan kulit ini memang mirip pelumas. Namun, bahan dasar yang ada di dalamnya bisa menyebabkan infeksi pada vagina. Sebuah penelitian yang dipublikasi oleh Obstetrics and Gynecology menemukan bahwa wanita yang menggunakan petroleum jelly sebagai pelumas memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena bakteri vaginosis, ketimbang wanita yang tidak menggunakan produk tersebut. Selain itu, seperti pelumas berbahan dasar minyak lainnya, petroleum jelly juga bisa merusak kondom.

Baca juga: 5 Alasan Anda Harus Berhubungan Seks

 

Losion 

Hindari menggunakan losion sebagai pelumas ketika berhubungan seks. Losion mengandung bahan-bahan yang bisa menimbulkan iritasi, seperti perfume atau pewangi dan propyl glycols. Bahan-bahan tersebut tidak baik untuk vagina Kamu, karena bisa menyebabkan pembengkakan dan infeksi.

 

Baby Oil

Tidak hanya bisa merusak keefektifan kondom, menggunakan baby oil sebagai pelumas akan meningkatkan risiko terkena infeksi jamur pada vagina. Pada penelitian yang sama dari Obstetrics dan Gynecology, ditemukan hubungan antara penggunaan baby oil di dalam vagina dengan pertumbuhan bakteri candida yang bisa menyebabkan infeksi jamur.

 

Sabun Cair atau Hand Sanitizer

Kalau Kamu berpikir produk-produk seperti sabun cair atau hand sanitizer aman untuk dioleskan ke dalam vagina karena memiliki bahan-bahan pembersih, maka Kamu perlu mempertimbangkannya lagi. Douching atau menyemprotkan cairan-cairan tertentu untuk membersihkan vagina sangat berbahaya bagi keseimbangan pH vagina. Selain itu, jenis sabun apapun dan hand sanitizer bisa menyebabkan sensasi terbakar pada kulit vagina maupun penis.

 

Pelumas yang Mengandung Aroma atau Rasa 

Ada beberapa pelumas yang dijual di pasaran dan mengandung aroma atau rasa-rasa tertentu. Fungsi aroma dan rasa-rasa tersebut adalah supaya pelumas terlihat lebih menarik. Namun, lebih baik Kamu menghindari pelumas-pelumas tersebut, ya. Pelumas-pelumas dengan aroma dan rasa-rasa tertentu biasanya mengandung kadar gliserin dan gula yang tinggi. Hal tersebut bisa menyebabkan iritasi dan menimbulkan infeksi pada vagina.

Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Memengaruhi Kepuasan Seks?

 

Jadi, lebih baik gunakanlah pelumas yang sebenarnya, daripada mencoba hal-hal yang tidak pasti. Pada umumnya, pelumas sudah dijual dengan harga yang terjangkau kok, Gengs. Pelumas juga mudah ditemukan. Kamu bisa membelinya di apotek atau supermarket terdekat.