Salah satu perlengkapan bayi yang cukup akrab dalam keseharian adalah botol susu. Nah, sekalipun kita sudah sering melihatnya, tahukan Mums sejarah botol susu yang sekarang banyak digunakan serta beragam bentuk dan mereknya? Simak ulasan berikut ini yuk untuk menambah wawasan Mums!

 

Secara umum, botol adalah wadah penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada badan dan mulutnya. Wadah ini bisa dibuat dari beragam material, misalnya kaca, plastik, hingga alumunium. Ini dapat digunakan untuk menyimpan air, soda, susu, dan lain-lain.

 

Untuk menutup mulut botol, digunakan penutup eksternal atau internal (sumbat), serta segel dari pabrik. Botol kaca diproduksi pertama kali sekitar tahun 1.500 SM. Di tahun 1.600-an, mulailah berdiri industri kaca jar dan pabrik botol beling di Amerika.

Baca juga: Benarkah Susu Formula Membuat Bayi Rentan Obesitas?

 

Dahulu pembuatan botol kaca dilakukan dengan meniup kaca satu demi satu. Namun setelah penemuan mesin botol penium kaca otomatis pada tahun 1903, botol kaca mulai diproduksi secara massal dengan jenis yang lebih beragam. Saat ini, pabrik-pabrik modern sudah mampu memproduksi hingga 1 juta botol dalam sehari.

 

Botol kaca tentunya sangat berbahaya bagi si Kecil, karena rentan retak dan cukup berat. Akhirnya ditemukanlah penggunaan material yang lebih ringan, yaitu plastik. Plastik yang dimaksud tentu bukan sembarang plastik, melainkan plastik yang disebut PP atau Polypropylene, PET Polyethylene, Polyvinyl Chloride, dan High Density Polyethylene. Jenis-jenis plastik tersebut aman untuk wadah makanan, karena tak akan terurai dan bercampur dengan makanan walaupun terkena panas.


Bahan plastik untuk botol susu bayi yang paling direkomendasikan adalah yang memuat gambar segitiga dengan nomor 4 atau 5. Artinya, plastik tersebut aman untuk makanan walaupun digunakan dalam jangka waktu lama.

Baca juga: Jenis-jenis Susu Formula untuk Bayi yang Perlu Diketahui

 

Orang tua sebaiknya tak memilih produk botol susu dari bahan plastik dengan segitiga bernomor 3, 6, serta 7, karena bahan dasar yang digunakan tak direkomendasikan bersentuhan dengan makanan. Bila digunakan dalam jangka waktu panjang, ada risiko kesehatan yang bisa terjadi pada bayi, yaitu perubahan hormon, kerusakan organ vital, serta gangguan sistem saraf.


Saat ingin membeli produk botol untuk bayi, Mums juga perlu memperhatikan ukuran botol, yaitu mulai dari ukuran 30–50 ml, dan 120–240 ml. Ukuran botol sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan si Kecil termasuk usianya.

 

Aspek lain yang harus Mums perhatikan adalah ukuran dot, yang harus disesuaikan dengan mulut si Kecil. Untuk bayi usia 0-3 bulan, Mums bisa memilih dot berukuran S, untuk bayi usia 4-7 bulan berukuran M, dan untuk usia 7 bulan ke atas sebaiknya menggunakan dot berukuran L.

Baca juga: Hati-hati, Susu Kental Manis Bukan Jenis Susu Siap Minum!

 

Bila menggunakan dot dengan ukuran yang kurang sesuai, misalnya terlalu besar, susu yang mengalir akan lebih cepat daripada daya isap si Kecil. Akibatnya, ia bisa tersedak. Sekian informasinya. Semoga bisa membantu Mums.