Mums pasti mendambakan kulit si Kecil mulus dan bersih. Namun, terkadang ada saja masalah kulit yang terjadi secara tidak terduga. Di antaranya menyisakan ruam, sedangkan permasalahan lainnya mengakibatkan rasa gatal pada kulit. Keduanya pasti membuat si Kecil tidak nyaman. Kira-kira apa ya Mums penyebabnya? Telusuri penjelasan seputar jenis-jenis ruam gatal serta penyebabnya, yuk!

 

Baca juga: Siapa yang Pernah Mengalami Gatal pada Kulit?

 

Bagaimana Terjadinya Ruam Gatal?

Secara teknis, ruam gatal terjadi ketika kulit mengalami iritasi akibat bakteri, virus, makanan, material logam, serta faktor lainnya. Bila si Kecil tetap terlihat aktif seperti biasanya, maka Mums hanya perlu memantau secara berkala hingga ruam gatal yang dialaminya mereda.

 

Namun, ada pula ruam gatal yang terjadi secara intens hingga membutuhkan penanganan segera. Bagaimana cara membedakan ruam yang memerlukan penanganan segera dengan ruam biasa? Bila ruam disertai demam tinggi, kesulitan bernapas, muntah, atau penurunan kesehatan secara umum, harus lekas ditangani oleh dokter.

 

Sedapat mungkin, konsultasikan langsung dan jangan menanyakan masalah kulit semacam ini via telepon ataupun pesan singkat. Setiap ruam bisa memiliki penyebab yang berbeda-beda. Jadi, biarkan dokter memastikan seperti apa ruam yang dialami anak, bagaimana penyebarannya, seberapa besar ukurannya, dan seberapa parah rasa gatal yang dirasakan.

 
Baca juga: 11 Masalah Kulit yang Sering Menyerang Bayi Baru Lahir

 

Penyebab dan Penanganan Ruam Gatal

Berikut beberapa jenis ruam gatal yang rentan dialami bayi.

 

Hives

Sebagai masalah yang paling umum terjadi pada kulit bayi, ruam gatal ini berupa tonjolan pada permukaan tubuh dan berbentuk melingkar dengan bagian tengah berwarna pucat. Hives muncul di sekujur tubuh selama 3 hingga 4 hari.

 

Penyebab: Pada umumnya, hives merupakan hasil indikasi adanya reaksi alergi kulit bayi terhadap obat, makanan, infeksi virus, atau gigitan serangga

 

Penanganan: Hives sangat bisa diatasi dari rumah. Dengan penanganan yang tepat, hives akan hilang kurang dari seminggu. Gejala yang paling perlu ditangani adalah rasa gatalnya. Ini bisa dikurangi dengan pemberian krim cortisone 0,5-1%.

 

Selain itu, minum obat antihistamin merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan hives. Mums juga bisa meringankan ruam gatal ini dengan memberikan kompres dingin pada kulit si Kecil. Penting untuk diingat, hives bukan ruam yang berbahaya. Namun, Mums perlu memastikan hives tidak bertambah parah. Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter bila mendeteksi adanya kondisi bengkak dan gelagat reaksi alergi yang membahayakan keselamatan si Kecil.

 

Impetigo

Bila ada bagian tubuh Si Kecil yang memiliki luka atau goresan, impetigo rentan terjadi pada bagian tubuh ini. Impetigo merupakan ruam gatal akibat goresan, gigitan, atau iritasi ringan yang terinfeksi bakteri.

 

Penyebab: Bakteri Streptococcus atau Staphylococcus.

 

Penanganan: Umumnya, impetigo ditangani dengan antibiotik, baik berupa obat atau krim oles. Segera hubungi dokter jika si Kecil terkena impetigo, agar bisa segera diberikan pengobatan sebelum dampak alerginya semakin parah.

 

Cuci kulit yang terkena impetigo dengan sabun antibakteri dan air beberapa kali dalam sehari. Lalu, gunakan salep antibakteri yang diresepkan oleh dokter. Kondisi ini akan membaik dalam satu atau dua minggu. Bila tidak ada tanda kesembuhan atau terjadi efek samping demam pada anak, ada baiknya Mums berkonsultasi kembali dengan dokter. Bila diketahui impetigo yang dialami si Kecil cukup parah, dokter kulit bisa meresepkan salep atau antibiotik oral yang lebih kuat.

 

Cradle Cap (Seborrhea)

Cradle cap (seborrhea) adalah ruam gatal pada wajah, belakang telinga, leher, dan ketiak.

 

Penyebab: Penyebab cradle cap masih belum diketahui. Disebut-sebut salah satu faktornya adalah hormon-hormon pada ibu berpindah kepada si Kecil saat di dalam kandungan. Hormon-hormon tersebut dapat menyebabkan banyaknya produksi minyak (sebum) di kelenjar dan folikel rambut. Faktor lainnya ialah ragi (jamur) yang disebut malassezia. Jamur ini tumbuh di dalam kelenjar rambut bersama bakteri.

 

Penanganan: Cradle cap bisa diatasi oleh minyak kelapa murni. Kandungan zat dalam minyak kelapa bersifat antijamur dan antibakteri, sehingga aman bagi bayi. Selain minyak kelapa, Mums juga bisa menggunakan minyak zaitun dan minyak jojoba untuk mengusir cradle cap.

 

Beberapa referensi medis juga memberikan resep untuk meracik sampo khusus dari bahan alami. Campurkan ¼ gelas cuka apel dengan air, lalu gunakan sebagai sampo untuk menghilangkan cradle cap dari kulit kepala bayi. Bila cradle cap masih membandel, Mums bisa mengonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

 

Eczema

Eczema merupakan ruam dan gatal yang sering terlihat pada dada, lengan, kaki, wajah, siku, hingga di belakang lutut bayi.

 

Penyebab: Kulit kering, sensitif, alergi, dan faktor genetik.

 

Penanganan:

  • Pilih sabun bayi alami atau setidaknya yang mengandung formula kimia ringan.
  • Gunakan deterjen yang tidak mengandung pewangi untuk mencuci pakaian Si Kecil.
  • Berikan pelembap alami, seperti petroleum jelly pada Si Kecil.
  • Menggunakan krim seperti hydrocortisone untuk menghilangkan eczema.
  • Bicara pada dokter bila eczema tidak membaik setelah menjalankan saran di atas. Dokter bisa meresepkan salep dengan dosis yang sesuai untuk mengobati eczema.
  • Pastikan Mums menghubungi dokter bila Si Kecil mengalami demam, muncul infeksi lain, atau muncul bisul.

 

Biang Keringat (Prickly Heat)

Biang keringat merupakan bentol-bentol kecil kemerahan. Bentol ini sering muncul di area tubuh yang cenderung berkeringat dan kepanasan, seperti leher, paha, area genital, dan ketiak.

 

Penyebab: Bayi akan lebih berkeringat saat udara panas atau lembap, hingga pori-porinya tersumbat dan keringat tak dapat keluar. Kenapa bayi dan anak kecil lebih sering terkena biang keringat daripada orang dewasa? Hal ini dikarenakan pori-pori kulit mereka cenderung lebih kecil daripada orang dewasa. Namun, biang keringat juga bisa terjadi saat cuaca dingin, ketika Si Kecil demam atau setelah menggunakan krim oles pereda batuk di bagian dada.

 

Penanganan:

  • Mengoleskan losion calamine.
  • Pemberian obat steroid topical.
  • Memberikan anhydrous lanolin.
  • Memakaikan si Kecil pakaian yang longgar.
  • Menghindari produk untuk kulit yang mengandung petroleum atau minyak mineral.

 

Infeksi jamur (Candidiasis)

Candisiasis merupakan ruam yang muncul secara intens akibat infeksi jamur. Infeksi jamur ini sering muncul di daerah yang lembap, seperti lipatan paha.

 

Penyebab: Infeksi jamur, apalagi jika kulit paha sering bergesekan dengan pinggiran popok.

 

Penanganan:

  • Mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok.
  • Sering-sering memeriksa popok bayi. Lekas ganti jika popok telah lembap dan kotor.
  • Gunakan air bersih yang mengalir dan sabun bayi yang sangat ringan kandungan zat kimianya setiap membersihkan sisa kotoran dari kulit bayi.
  • Bersihkan paha dan organ genital bayi secara perlahan hingga bersih dan kering.
  • Gunakan lap yang bersih dan lembut. Jika terpaksa menggunakan tisu basah, pilih tisu basah berbahan kimia yang sangat ringan. Hindari tisu basah yang mengandung parfum atau alkohol.
  • Pastikan kulit bayi benar-benar bersih dan kering sebelum memakaikan popok baru.
  • Menggunakan krim antijamur.

 

Ruam gatal pada kulit bayi memang hal yang tidak nyaman dan pastinya membuat Mums khawatir. Namun dengan sedikit ketelatenan dan penanganan yang tepat, masalah-masalah ini dapat diatasi. Apalagi jika Mums berinisiatif untuk menghindari makanan dan hal-hal yang memicu terjadinya alergi pada kulit Si Kecil. Dengan sendirinya, fase ruam gatal ini akan berlalu. (TA/AS)

 

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi Udara Dingin