Setelah mengandung selama 9 bulan, lega dan bahagia pasti akan dirasakan oleh Mums ketika akhirnya dapat melahirkan bayi yang sehat. Namun, ada beberapa kondisi yang harus Mums perhatikan pasca-persalinan, lho!

 

Sekitar 6-8 minggu pasca-melahirkan, saluran reproduksi Mums akan berusaha mengembalikan kondisinya kembali seperti saat sebelum hamil. Tubuh Mums juga akan menyesuaikan diri dan kembali seperti sebelum hamil.

 

Namun, ada luka yang Mums dapatkan dari proses melahirkan, misalnya bekas luka robekan perineum maupun luka bekas sayatan operasi caesar. Luka-luka tersebut harus dijaga dengan baik kebersihan dan kesehatannya agar tidak mudah terinfeksi kuman. Pasalnya, kuman dapat masuk ke dalam tubuh Mums dan menyebabkan infeksi. Terdapat 5 macam infeksi yang mampu mengancam kesehatan Mums pasca-melahirkan!

 

1. Endometritis

Infeksi ini terjadi pada dinding rahim, endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim. Endometritis terjadi karena adanya infeksi bakteri pada selaput lendir rahim. Biasanya, kondisi ini terjadi pada Mums yang waktu antara pecah kantong ketuban dan proses persalinan terjeda cukup panjang.

 

Bagi Mums yang melahirkan secara caesar, umumnya memiliki risiko 1-15% untuk mengalami kondisi ini. Sementara bagi Mums yang melahirkan normal, memiliki risiko antara 1-3% untuk mengalami kondisi ini.

 

Gejala

Mums yang menderita endometritis umumnya mengalami gejala:

- demam di atas 38°C disertai menggigil

- perdarahan pada vagina 24-36 jam setelah melahirkan

- nyeri pada perut bagian bawah

- lokia berwarna keruh dan berbau tidak sedap

- denyut jantung meningkat

- perut bagian bawah ditekan akan terasa sakit

 

Pengobatan

Jika Mums mengalami kondisi ini, sebaiknya cepat hubungi dokter agar dapat ditangani dengan tepat. Dokter biasanya akan memberikan suntikan antibiotik. Umumnya jika diobati secara tepat, maka dalam 2-3 hari Mums sudah sembuh.

 

Pencegahan

Mums bisa meminta dokter untuk memberikan suntikan antibiotik setelah persalinan. Biasanya, ini dilakukan 8 jam setelah persalinan. Mums juga bisa menjaga kebersihan area vagina setelah bersalin agar tidak lembap dan sering membersihkannya dengan air hangat.

 

Baca juga: Perawatan Selama Masa Nifas

 

2. Mastitis

Mastitis kerap terjadi pada payudara Mums saat belajar menyusui. Kondisi ini menyerang sekitar 5% Mums pasca-melahirkan. Ketika puting ‘pecah’ atau bengkak dan penuh ASI, ada celah bagi kuman infeksi untuk masuk. Penyumbatan pun akan terjadi selama 1-2 hari pasca-melahirkan, sehingga ASI tidak bisa keluar. Penyebab paling sering dari mastitis adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

 

 

Gejala

Biasanya Mums akan mengalami beberapa kondisi seperti berikut:

  • sakit dan bengkak di area payudara
  • puting mengeras
  • daerah di sekitar areola dan puting kemerahan
  • pusing
  • demam
  • nyeri otot di sekitar tubuh bagian atas

 

Pengobatan

Dokter akan memberikan antibiotik kepada Mums. Bila pembengkakan cukup parah, akan dilakukan penyayatan kecil untuk mengeluarkan abses dan payudara harus dikosongkan dari ASI. Konsumsi cairan dan terapkan pola makan sehat bergizi agar Mums cepat pulih.

 

Pencegahan

Mums perlu mengosongkan ASI di payudara secara rutin. Jika bayi belum mampu untuk mengonsumsi ASI sebanyak yang Mums keluarkan, cobalah untuk memompa ASI dan simpan di kulkas.

 

Baca juga: 5 Cara Sederhana Cegah Kanker Payudara