Apa yang paling dibutuhkan bayi di 1.000 pertama kehidupan? Tentu saja gizi terbaik untuk perkembangan otaknya. Sekitar 50-60% total energi yang didapatkan dari makanan akan digunakan untuk perkembangan otak sampai ia berusia 2 tahun. Tiga zat gizi utama untuk mengejar perkembangan otak yang sangat pesat adalah protein, karbohidrat, dan lemak.

 

Bagaimana dengan pemberian pure buah dan sayur untuk MPASI? Ternyata hal ini tidak tepat! Pure buah dan sayuran mudah dibuat serta kaya akan vitamin dan mineral. Makanan ini memang tidak buruk, sayangnya zat gizi yang lebih dibutuhkan si Kecil untuk tumbuh kembang otaknya adalah protein. Seperti namanya, protein adalah zat pembangun.

 

Ditemui dalam acara MilkVersation Hari Gizi Nasional dengan tema "Investasi Pangan Hewani, Stunting, dan Upaya Selamatkan Generasi Mendatang" yang diselenggarakan Frisian Flag Indonesia, di Jakarta, 23 Januari 2019, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K)., Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM, mengkritisi tren pemberian pure sayur dan buah untuk MPASI.

 

Tak hanya pure buah dan sayur, belakangan juga makin banyak ibu-ibu muda yang menggunakan tepung-tepung organik berbasis nabati sebagai bahan dasar MPASI. Menurutnya, makanan dengan sumber tunggal seperti ini tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak. “Boleh saja memberikan pure buah atau sayur, tetapi harus ada protein hewani,” tegas dr. Damayanti.

 

Baca juga: Solusi bagi Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makanan

 

Kapan si Kecil Siap Menerima MPASI? - Guesehat

 

Mengapa Protein Penting?

Dokter Damayanti menjelaskan, protein, lemak, dan karbohidrat adalah zat gizi utama yang harus dipenuhi oleh anak hingga ia berusia 2 tahun untuk mencegah stunting. Stunting adalah perawakan pendek akibat kekurangan gizi kronis.

 

Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, melainkan juga menyebabkan kerusakan otak. Kecerdasan anak pun jadi tidak berkembang optimal. Kebutuhan zat gizi terlengkap didapatkan dari ASI eksklusif selama 6 bulan.

 

Selepas masa ASI eksklusif 6 bulan, bayi harus dikenalkan dengan MPASI. Komposisi MPASI idealnya juga menyerupai komposisi ASI, yaitu harus mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Sejak awal MPASI hingga usia 2 tahun, ketiga makronutrisi ini harus tercukupi untuk mendukung pertumbuhan otaknya.

 

Susu dan telur adalah sumber protein hewani yang paling baik. Diikuti dengan produk susu, unggas, ikan, hati, dan daging. Jadi, sumber protein hewani tidak harus mahal. Anak bisa diberi telur, hati ayam, dan berbagai jenis ikan lokal yang harganya relatif terjangkau.

 

Baca juga: Faktor Bayi Jadi Kurus dan MPASI yang Tepat Untuknya

 

Penelitian Membuktikan Perbaikan Gizi Bisa Cegah Stunting

Perbaikan pola gizi terbukti dapat mengurangi angka stunting. Dokter Damayanti memaparkan hasil penelitiannya menangani kasus stunting di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini diawali dengan mendeteksi dini kasus stunting di Posyandu.

 

Skrining stunting dilakukan dengan menimbang berat badan anak. Jika berat badan dan tinggi badan anak di bawah normal, anak dikirim ke ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lengkap. Bila benar stunting, barulah dirujuk ke RSUD untuk ditangani oleh dokter anak.

 

Anak yang terdeteksi stunting diberikan makanan bersumber hewani, seperti susu atau telur 1 butir sehari. Dengan perbaikan nutrisi, termasuk pemberian susu, kasus stunting di desa tersebut berhasil diturunkan. “Di awal, stunting ditemukan sebesar 17%. Setelah tiga bulan, membaik jadi 9%,” ucap dr. Damayanti.

 

Baca juga: 6 Tips Mengenalkan Makanan Baru kepada Si Kecil

 

Nah, mulai sekarang jangan hanya memberikan pure buah dan sayuran untuk MPASI. Si Kecil harus diberikan protein, karbohidrat, dan lemak juga. Khusus protein, utamakan protein hewani, seperti ikan, telur, unggas, dan daging. Ditambahkan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS., Ketua PERGIZI Pangan, kesadaran untuk melek gizi juga perlu diperkenalkan pada calon pengantin. Sebelum menikah, calon pengantin sebaiknya menjalankan edukasi pra-pernikahan.

 

“Pengetahuan tentang nutrisi sebelum mereka menjadi orang tua sangat penting untuk mencegah anak-anak mereka stunting,” jelasnya. Calon ibu harus diedukasi mengenai nutrisi, sehingga mampu memberikan nutrisi terbaik bagi anaknya kelak. Dengan begitu, akan lahir anak-anak Indonesia yang pintar dan berkualitas. (AY/AS)

 

Baca juga: Tanda-Tanda Bayi Lapar dan Kenyang