Penyakit

Transient Takipneu of Newborn (TTN)

Deskripsi

Gejala sulit bernafas pada bayi baru lahir, disertai pernafasan yang cepat dan membutuhkan usaha tambahan dari normal akibat rendahnya kadar oksigen di dalam darah. Biasanya bersifat ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik

 

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Kontak Kulit Penting untuk Bayi Baru Lahir

Pencegahan

Pencegahan TTN disesuaikan dengan penyebab terjadinya TTN. Langkah pencegahan dilakukan oleh calon ibu dengan cara menjaga diri dan kehamilannya tetap sehat, mengkonsumsi makanan tinggi nutrisi dan menjaga asupan ibu hamil dengan baik agar bisa melakukan persalinan secara normal dan pada usia kehamilan yang tepat. Serta mengatur konsumsi gula agar terhindar dari diabetes. Karena ibu dengan diabetes lebih beresiko melahirkan bayi dengan TTN

Gejala

Terjadi gejala kesulitan bernafas segera setelah lahir. Gejalanya bisa berupa pernafasan yang cepat dan dalam (bisa lebih dari 60 kali per menit), adanya retraksi pada dada saat bernafas (sela iga cekung), bernafas dengan cuping hidung kembang kempis, mendengkur saat bayi bernafas dan disertai kulit kebiruan biasanya di bagian mulut dan hidung.

 

Baca juga: Kerugian dan Keuntungan Bayi Tabung

Penyebab

Pada saat dalam kandungan, paru-paru bayi terisi cairan. Dan pada saat lahir, cairan tersebut harus hilang dari paru-paru dan digantikan dengan udara sehingga bayi bisa bernafas dengan baik. Pada persalinan normal, dada bayi akan sedikit tertekan saat melewati jalan lahir, sehingga sebagian cairan dalam paru-paru akan ikut terbuang. Sedangkan, sebagian lagi akan diserap dengan cepat oleh sel-sel dalam paru-paru.

 

 

Proses tersebut ditunjang dengan perubahan hormonal pada bayi, sehingga menjamin cairan dalam paru-paru akan terbuang dengan cepat. TTN lebih sering terjadi pada bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar karena tidak mendapatkan bantuan tekanan mekanis seperti pada persalinan normal. TTN juga lebih sering terjadi pada bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 38 minggu. Pada bayi dengan ibu yang memiliki diabetes dan asma juga memiliki resiko lebih tinggi mengalami TTN.

Diagnosis

Diagnosis TTN tidak bisa dilakukan sebelum lahir dan hanya bisa terdeteksi beberapa saat setelah lahir. Penegakkan diagnosis terutama dilakukan berdasarkan gejala klinis yang dialami. Diperkuat dengan scanning sinar X untuk memastikan banyaknya cairan di paru-paru. Pemeriksaan tambahan bisa meliputi test darah untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi.

Penanganan

Bayi dengan TTN diawasi dengan ketat, apabila perlu bisa dilakukan di NICU (neonatal intensive care unit). Pemantauan meliputi frekuensi nafas, jantung, dan kadar oksigen. Dipastikan frekuensi nafas pada bayi menurun dan kadar oksigen tetap normal. Bila oksigen kurang, bisa dtambahkan oksigen melalui masker atau selang dibawah hidung.

 

 

Bila bayi masih kesulitan bernafas, dan frekuensinya masih tinggi, bisa dipertimbangkan menggunakan CPAP (Continuous Positive Airways Pressure) yang membuat bayi baru lahir bisa bernafas dengan sendirinya dengan oksigen bertekanan rendah. Karena bayi dengan TTN bernafas dengan cepat, maka sangat sulit untuk mendapatkan makanan atau ASI secara alami. Sehingga bisa dibantu asupan makanannya melalui infus.

 

Baca juga: Bayi Sungsang Menjelang Persalinan? Atasi dengan Cara Ini!

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...