Baru-baru ini, aktor Tora Sudiro ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti memiliki dan menggunakan obat Dumolid. Saat ditangkap, Tora dan istrinya, Mieke Amalia, mengaku mengonsumsi dumolid karena menderita insomnia. Tora telah mengonsumsi obat keras tersebut selama setahun.

 

Dan kabar terakhir yang disampaikan oleh kuasa hukum Tora, Lydia Wongsonegoro, ternyata Tora mengidap sindrom Tourette sejak 2 tahun terakhir. Sindrom ini membuat Tora menggoyangkan kepala atau tangannya saat ia sedang cemas. Kenali sindrom Tourette yang membuat Tora Sudiro terpaksa mengonsumsi dumolid dalam artikel berikut ini yuk, Gengs!

 

Apa itu Sindrom Tourette?

Bagi pecinta drama Korea, mungkin sindrom Tourette tidak terlalu asing di telinga. Pasalnya, gangguan kognitif ini sempat diangkat dalam drama It’s Okay That’s Love, yang tayang pada tahun 2014. Dalam drama tersebut, aktor Lee Kwang Soo berperan sebagai seorang penderita sindrom Tourette.

 

Saat ia berada dalam tekanan dan stres, ia akan melakukan gerakan dan suara yang berulang. Ia pun berjuang melawan penyakit ini dengan belajar mencintai dirinya sendiri, dengan dibantu oleh sahabatnya yang berprofesi sebagi seorang psikiater.

 

Sindrom Tourette adalah gangguan neuropsikiatri dan penyebabnya belum diketahui. Penyakit saraf ini membuat penderitanya melakukan serangkaian gerakan berulang. Gerakan berulang ini merupakan tindakan yang tidak disengaja dan di luar kendali, serta muncul secara tiba-tiba. Perilaku ini disebut dengan tic.

 

Tic bisa muncul pada bagian tubuh manapun, baik itu wajah, tangan, atau kaki. Kebiasaan penderita sindrom ini adalah mencibir, mengernyitkan wajah, menghentakkan kaki, meludah, atau tiba-tiba berteriak keras. Selain itu, penderitanya juga bisa tiba-tiba berbicara kasar dan mengeluarkan makian.

 

Dokter akan menentukan diagnosis dengan melihat riwayat klinis dan melakukan beberapa pemeriksaan. Biasanya, dokter akan menentukan beberapa kriteria sebelum mendiagnosis seseorang menderita sindrorm Tourette. Misalnya tic yang terjadi tidak disebabkan pengonsumsian obat-obatan atau zat tertentu, tic terjadi beberapa kali dalam sehari dan dialami dalam jangka waktu 1 tahun lebih, serta tic  yang dialami dalam bentuk motor dan vocal tic.

 

Sindrom Tourette dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-anak, sindrom ini biasanya muncul pada usia 5-15 tahun. Sindrom ini juga lebih rentan diderita laki-laki dibandingkan perempuan. Tic yang menyerang akibat sindrom ini juga dapat hilang, sejalan dengan pertumbuhan anak.

Baca juga: Apa Beda Skizofrenia dengan Bipolar?

 

Penyebab Seseorang Mengidap Sindrom Tourette

Hingga saat ini, penyebab seseorang mengidap sindrom Tourette belum dapat dipastikan. Namun, terdapat beberapa asumsi mengenai faktor yang bisa menimbulkan sindrom ini, yaitu:

  • Koordinasi antar jaringan di otak penderita, yang bertugas melakukan kontrol gerakan, tidak bekerja dengan baik. Selain itu, kadar dopamin yang tidak seimbang juga bisa membuat otak mengalami gangguan. Dopamin merupakan unsur pembawa pesan antar sel saraf.
  • Ada juga teori yang menyebutkan bahwa terdapat gen khusus penyebab sindrom Tourette dan dapat diturunkan.
  • Ada gangguan saat anak masih dalam kandungan atau saat kelahiran. Gangguan yang dimaksud misalnya ibu hamil merasa stres, proses persalinan berlangsung lama, atau bayi lahir dengan berat badan rendah.

Baca juga: Mengenal Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif

 

Gejala yang Timbul pada Penderita Sindrom Tourette

Gejala utama yang timbul adalah perilaku tic. Penderita tidak memiliki maksud tertentu terhadap tic yang ia lakukan karena hal itu berada di luar kendalinya. Gejala muncul biasanya dalam jangka waktu tertentu dan dapat menghilang. Tic akan muncul atau bertambah parah jika penderita mengalami kecemasan, kelelahan, terlalu bersemangat, atau sedang stres.

 

Gejala yang biasanya muncul adalah mata berkedip-kedip, menggumam sendiri, mengangguk-angguk atau menggeleng-gelengkan kepala, meniru orang lain, mengutuk, memaki, menjilati bibir, mengangkat-angkat bahu, mendengus, meludah, mengeluarkan suara melengking atau menggonggong.

 

Penanganan Sindrom Tourette

Selain penyebab yang belum dapat dipastikan, sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom Tourette. Penanganan yang diberikan pada penderita sindrom ini hanya bertujuan untuk mengendalikan gejala yang timbul, agar kehidupan sehari-hari penderita tidak terganggu. Beberapa jenis prosedur penanganan yang biasanya diberikan pada penderita sindrom Tourette di antaranya:

  • Obat-obatan. Obat yang diberikan biasanya adalah obat penenang, agar penderita bisa mengendalikan serangan tic yang muncul.
  • Terapi wicara.
  • Penanganan psikologi.
  • Prosedur bedah. Bedah hanya direkomendasikan kepada para penderita sindrom dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi dan prosedur lain sudah tidak memberikan manfaat.

Pada kasus Tora Sudiro, ia sengaja tidak memberi tahu kondisi yang ia derita pada teman-temannya. Namun, sebenarnya pengidap sindrom Tourette membutuhkan bantuan orang lain. Terkadang ada di antara mereka yang merasa malu dan kurang percaya diri.

 

Padahal, kondisi tersebut malah bisa membuat penderitanya menjadi stres dan depresi, hingga pada akhirnya justru menyalahgunakan obat-obatan. Pada anak-anak yang menderita sindrom ini, pendidikan dan sosialisasi mereka bersama teman sebayanya bisa terganggu.

 

Jika Kamu atau kerabat mengalami gejala seperti tic, maka sebaiknya segera temui psikolog atau psikiater. Gejala sindrom ini dapat membaik atau justru memburuk, tergantung penanganan yang diberikan. Jika Kamu sudah didiagnosis menderita sindrom Tourette, maka jangan ragu untuk bergabung dengan perkumpulan sesama penderita sindrom untuk saling berbagi cerita. Tidak perlu malu untuk meminta bantuan jika Kamu memang membutuhkannya.

Baca juga: Jaga Kesehatan Agar Terhindar Dari Penyakit di Musim Kemarau Ini!