keywords: temperamen anak

Semua anak memiliki respons yang berbeda-beda ketika menghadapi lingkungan sekitar mereka. Hal ini disebut juga temperamen. Nah, penting sekali bagi Mums untuk memahami temperamen si Kecil sejak dini. Mengapa?

Dengan mengetahui temperamen si Kecil, Mums bisa memilih strategi parenting yang tepat untuk mendukung perkembangannya. Supaya Mums lebih paham tentang temperamen anak, baca penjelasan berikut ini, ya!

 

Baca juga: Mums, Jangan Paksa si Kecil Menghabiskan Makanan, ya!
 

Apa Itu Temperamen Anak?

Temperamen adalah cara anak menanggapi dunia. Mums bisa memahami temperamen anak dari 3 faktor ini:

Reaktivitas: Bagaimana anak bereaksi terhadap hal-hal yang menyenangkan atau ketika ada yang tidak sesuai seperti harapannya. Anak yang reaktif cenderung memiliki perasaan yang kuat.

Kontrol diri: Seberapa banyak anak bisa mengontrol sikapnya, termasuk bagaimana ia mengungkapkan perasaannya. Kontrol diri juga berupa seberapa banyak anak bisa mengontrol perhatian dan ketetapan hatinya.

Tingkat pergaulan: Seberapa nyaman anak ketika bertemu orang baru atau ketika mengalami pengalaman baru.

Setiap anak lahir dengan temperamen yang berbeda-beda. Mums sendiri pastinya sudah bisa melihat temperamen si Kecil sejak ia masih bayi.

 

Baca juga: Perawatan Anak dengan Cerebral Palsy
 

Strategi Parenting Sesuai dengan Temperamen Anak

Temperamen yang sudah terbentuk tidak akan dapat diubah. Yang bisa Mums lakukan adalah melakukan strategi parenting atau pola asuh sesuai dengan temperamen si Kecil, sehingga perkembangannya berlangsung secara optimal.

Mums bisa membantu si Kecil mengembangkan sisi positif dari temperamennya. Mums juga bisa memahami situasi-situasi yang kemungkinan menyulitkan si Kecil serta membantunya belajar mengatasi hal-hal tersebut. Berikut beberapa strategi parenting sesuai temperamen anak!

 

Strategi Parenting untuk Anak dengan Temperamen Kurang atau Lebih Reaktif

Berikut tips strategi parenting untuk anak yang lebih maupun kurang reaktif:

Anak yang Lebih Reaktif

Kalau si Kecil sangat reaktif, ia biasanya akan selalu bersemangat dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Namun, anak dengan temperamen ini cenderung mudah marah dan dramatis ketika tidak senang terhadap suatu hal, atau ketika berada di situasi yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Jika si Kecil memiliki temperamen seperti ini, Mums perlu membantunya belajar menanggapi suatu hal dengan lebih tenang. Sebagai contoh, Mums bisa membantu menenangkan dan mengekspresikan amarahnya dengan cara yang tepat.

Anak yang lebih reaktif biasanya juga sangat aktif secara fisik, sehingga suka melakukan aktivitas di luar ruangan. Mums bisa membantu perkembangan si Kecil dengan mendorongnya untuk mencoba kegiatan-kegiatan seru atau mendaftarkannya ke klub olahraga.

Anak yang Kurang Reaktif

Anak yang kurang reaktif biasanya kurang asertif atau tegas. Jika si Kecil memiliki temperamen ini, maka Mums perlu mengajarkannya cara membela diri dan berani mengungkapkan perasaannya.

Penting juga untuk memastikan anak yang kurang reaktif tidak diacuhkan ketika sedang berkumpul bersama keluarga, baik keluarga inti ataupun keluarga besar. Misalnya, jika akan menonton film bersama, Mums bisa bertanya kepada si Kecil, “Adik mau enggak nonton film ini?”

Selain itu, anak-anak dengan jenis temperamen ini cenderung kurang aktif secara fisik. Mereka biasanya lebih senang dengan aktivitas yang melibatkan kemampuan motorik halus, seperti menggambar atau melakukan kerajinan tangan.

Namun, Mums tetap perlu mendorongnya untuk melakukan aktivitas fisik. Sebagai rekomendasi, Mums bisa mengajaknya berjalan-jalan di taman yang tenang atau mengunjungi museum.

 

Strategi Parenting untuk Anak dengan Temperamen yang Lebih atau Kurang Bisa Mengontrol Diri

Berikut tips strategi parenting untuk anak yang lebih maupun kurang bisa mengontrol diri:

Anak yang Lebih Bisa Mengontrol Diri

Anak yang lebih bisa mengontrol diri biasanya mampu mengontrol reaksi mereka terhadap berbagai emosi, seperti frustrasi atau senang. Anak dengan temperamen ini akan lebih cepat menenangkan diri setelah merasa marah atau senang, serta tidak terlalu impulsif.

Anak yang lebih bisa mengontrol diri lebih mudah mengontrol perhatian mereka. Jika si Kecil memiliki jenis temperamen ini, maka ia cenderung lebih mudah fokus terhadap satu hal. Kemungkinan ia juga mampu mengerjakan tugas tanpa pengawasan tinggi.

Namun, anak dengan temperamen seperti ini cenderung lebih perfeksionis. Karenanya, Mums perlu meyakinkan si Kecil bahwa membuat kesalahan itu merupakan hal yang normal.

Anak yang Kurang Bisa Mengontrol Diri

Kalau si Kecil sulit mengontrol perhatiannya, maka ia membutuhkan banyak dorongan untuk bisa menyelesaikan tugas yang sulit. Anak dengan temperamen seperti ini biasanya mudah berpindah-pindah dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya.Ia pun bisa sangat kreatif terhadap suatu hal.

Jika si Kecil memiliki jenis temperamen ini, maka Mums perlu membantunya untuk fokus. Sebagai contoh, Mums bisa menjanjikannya hadiah jika bisa menyelesaikan satu aktivitas atau kreatif membuat aktivitas yang menarik.

 

Strategi Parenting untuk Anak dengan Temperamen yang Sulit atau Lebih Mudah Bergaul

Berikut tips strategi parenting untuk anak yang sulit atau lebih mudah bergaul:

Anak yang Lebih Mudah Bergaul

Kalau si Kecil sangat suka bersosialisasi, ia pasti suka berada di sekitar banyak orang dan melakukan aktivitas kelompok. Namun, Mums tidak harus selalu melibatkannya dalam aktivitas kelompok. Penting bagi si Kecil untuk belajar menyibukkan dirinya sendiri sewaktu-waktu.

Anak dengan temperamen seperti ini biasanya juga mudah beradaptasi dalam menghadapi perubahan rutinitas. Jadi, Mums bisa memberikan si Kecil banyak pengalaman. Namun, pastikan ia memiliki waktu untuk dirinya sendiri juga, ya.

Anak yang Lebih Sulit Bergaul

Kalau si Kecil tidak memiliki sifat sosial yang tinggi, ia akan lebih suka bermain sendiri. Ia juga tidak sulit menemukan aktivitas yang bisa dilakukan sehari-hari. Namun, Mums perlu membantunya untuk berteman dengan sesamanya.

Kalau si Kecil tidak nyaman melakukan aktivitas kelompok atau berada di suatu acara, Mums bisa membentuk kelompok kecil, misalnya mengajak satu atau dua teman baiknya untuk bermain bersama di rumah.

Anak dengan temperamen ini biasanya memiliki rutinitas sehari-hari dan sulit menghadapi perubahan. Nah, Mums perlu mengajarinya cara menghadapi perubahan. (UH/AS)

 

Baca juga: Mengajarkan Si Kecil untuk Waspada terhadap Orang Asing

Sumber:

Raising Children. Temperament: what it is and why it matters. November 2017.