Menjadi Mums di era yang serba cepat dan canggih seperti sekarang tentu tidak mudah ya! Banyak sekali informasi yang dengan gampang Mums temukan di internet dan media sosial, tentang cara membesarkan anak.

 

Asdep Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Drs. Hendra Jamal, M.Si menyakan bahwa peran ibu sangat besar dalam memenuhi kebutuhan gizi anak agar menjadi generasi emas.



Dalam rangka menggugah para Mums agar semakin pintar, Frisian Flag Indonesia meluncurkan Gerakan Ibu #SekarangSemuaBisa pada 29 April lalu. Apa maksud dari gerakan tersebut, simak secara lengkap di sini ya Mums!

 

Baca juga: Pemahaman Gizi Rendah Menyebabkan Kasus Malnutrisi Meningkat


Anak Sehat adalah Bagian dari Hak Asasi Anak

Semua anak terlahir dengan hak asasi manusia yang melekat dalam dirinya. Menurut Hendra Jamal, mendapatkan kesehatan yang baik juga termasuk hak anak. “Bagaimana membuat anak sehat dan cerdas, tidak bisa dilakukan secara instan tetapi harus direncanakan sejak dini,” jelas Hendra.

 

 

Maka, peran ibu memberikan nutrisi yang sehat sudah harus mulai dilakukan sejak anak masih ada di kandungan, bahkan sebelum terjadi kehamilan, hingga anak berusia 2 tahun.



Caranya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi penting selama hamil, dilanjurkan
ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian MPASI. Semuanya memiliki kontribusi penting dalam tumbung kemang anak.

 



Baca juga: Jangan Sepelekan Stunting, Ini Bukan Hanya Soal Tubuh Pendek!

 

Pemberian Nutrisi dan Pencegahan Stunting

Menurut Hendra, ada 4 pilar dalam pemberian nutrisi dan pencegahan stunting pada semua tahapan perkembangan anak, sejak hamil hingga pemberian MPASI, yaitu:

 

1. Makan beragam.

Artinya saat hamil dan menyusui, Mums harus mengonsumsi semua jenis makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, dan semua vitamin dan mineral. Konsep ini juga berlaku saat pemberian MPASI. Si Kecil harus mendapatkan makanan yang beragam untuk pemenuhan gizinya.



2. Perilaku hidup bersih.

Setelah kebutuhan gizi tercukupi, maka Mums harus memiliki perilaku hidup bersih agar Mums dan si Kecil terhindar dari infeksi. Penyakit infeksi dapat mengganggu proses tumbuh kembang yang optimal karena anak menjadi mudah sakit.



3. Lakukan aktivitas fisik

Aktvitas fisik harus mulai dilakukan sebagai sebuah kebiasaan. Olahraga sangat baik dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga gizi dapat terserap sempurna, dan terhindari dari obesitas.



4. Mempertahankan berat badan normal

Obesitas adalah faktor pemicu berbagai penyakit kronis, mulai dari diabetes, penyakit jantung, hingga kanker. Oleh karena itu biasakan memberikan nutrisi pada anak dan juga untuk Mums sendiri, yang seimbang, agar tidak kelebihan berat badan.

 

Jika semua aspek tersebut dipenuhi, menurut Hendra, maka pencegahan stunting akan berhasil dan angka stunting yang saat ini masih mencapai 30,8% sesuai data Riskesdas 2018, bisa diturunkan.



Namun Hendra juga berpesan kepada semua ibu, agar juga memberikan p
ola asuh yang tepat untuk perkembangan emsoi anak. “Sering orang tua hanya mementingkan nutrisi untuk pertumbuhan fisik dan melupakan kecerdasan emosional anak,” tegasnya.

 

Baca juga: Stunting Masih Bisa Diperbaiki Meskipun Usia Anak Sudah Lewat 2 Tahun



Jangan Sampai Kekurangan Protein Hewani

Senada dengan yang disampaikan KPPPA, Ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., juga menekankan pentingnya peran orang tua khususnya ibu dalam upaya pemenuhan gizi lengkap terutama pada dua tahun pertama kehidupan, agar anak bebas stunting.



Stunting, disebabkan asupan nutrisi yang kurang dan karena infeksi. “Tetapi memang saat ini menerapkan gizi seimbang itu tidak mudah. Dulu ada 4 sehat lima sempurna, kalau sekarang diganti dengan gizi seimbang. Intinya adalah makanan pokok harus ada, tidak ada nasi. Kemudian sayur berwarna, dan jangan lupakan protein hewani,” jelas Asih.



Mengonsumsi protein hewani sangat efektif m
encegah stunting atau kurang gizi. Sumber protein hewani tidak harus daging, tetapi bisa diganti yang lebih murah seperti daging unggas, telur, ikan, dan susu,” jelasnya.



Jika anak susah makan, bagaimana memenuhi kebutuhan protein ini? Asih menyarankan, salah satu alternatif cara untuk memenuhinya adalah dengan menyediakan susu bubuk pertumbuhan yang memiliki berbagai manfaat gizi yang dibutuhkan oleh anak. Tentunya diberikan setelah anak menyelesaikan masa ASI eksklusifnya.

 

 

Baca juga: Jenis-jenis Susu Formula untuk Bayi yang Perlu Diketahui

Pemberian susu, bisa diberikan sebagai pendamping MPASI, terutama ketika berat badan anak sulit naik. Specialized Nutrition Director PT Frisian Flag Indonesia, Rivanda Idiyanto menegaskan bahwa Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk menyediakan produk susu dengan gizi lengkap yang terjangkau, sebagai kontribusi perusahaan untuk mengatasi isu malnutrisi terutama stunting.



Nah Mums, tidak perlu pusing lagi ya. Karena selalu ada solusi untuk mendampingi tumbuh kembang si Kecil Ibu yang cerdas, harus selalu bisa, seperti gerakan Ibu#SekarangSemuaBisa. Nantinya gerakan ini akan menjangkau 350 titik posyandu dan melibatkan iubu-ibu anggota PKK, Kader Posyandu serta ibu-ibu di komunitas posyandu.

 

Kegiatan tersebut akan meliputi aktivitas edukasi, berbagi pengalaman serta aktivitas menyenangkan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.



Pemberian pemahaman terkait penggunaan sosial media juga dilakukan agar literasi digital para Ibu Indonesia semakin baik dan bijak. Diharapkan dengan menggunakan sosial media, Ibu dapat menjadi agent of change yang menyebarkan informasi baik kepada Ibu lainnya. (AY)

 

Baca juga: Utamakan Pemberian Protein Hewani untuk Mencegah Stunting!