Bersendawa merupakan salah satu rutinitas paling penting bagi bayi setelah selesai disusui. Sendawa bisa mengeluarkan udara yang terjebak di perut si Kecil. Sirkulasi udara ini akan membuatnya merasa lebih nyaman dan cenderung tidak rewel. Selain itu, sendawa juga menciptakan ruang yang lebih lega di dalam perut si Kecil lho, Mums. Akibatnya, bayi pun menjadi lebih tenang dan bisa lanjut menyusu lebih lama. Terbiasa menyendawakan si Kecil saat jeda waktu menyusui juga sangat bermanfaat bagi si Kecil yang sering mengalamiI gejala GERD (gastroesophageal reflux disease).

 

Meskipun sendawa biasanya hanya setelah menyusu, tetapi beberapa bayi ada yang sering sekali sendawa. Apa ya penyebabnya?

 

Baca juga: Mengenal Seputar GERD pada Bayi

 

Penyebab Bayi Terus Sendawa

Jika perut si Kecil menampung terlalu banyak gas, kemungkinan besar ia akan sering sendawa. Kenapa bisa seperti itu? Hal ini karena perut yang menyimpan banyak kandungan gas cenderung mengalami kembung, nyeri, rasa mual, dan rasa terbakar (heartburn). Inilah yang mengakibatkan terjadinya sendawa yang terus-menerus. 

Baca juga: Kenali Gangguan Pencernaan yang Umum Dialami oleh Ibu Hamil

 

9 Hal Pemicu Terjadinya Perut Kembung pada Si Kecil

Beberapa hal berikut ini sering dianggap menjadi penyebab banyaknya kandungan gas yang tersimpan dalam perut si Kecil hingga menciptakan masalah pencernaan.

1. Makan terburu-buru. Saat si Kecil makan dengan terburu-buru, ia akan banyak menelan udara. Kebiasaan ini kurang baik, karena dapat menyebabkan timbulnya gas di dalam perut sehingga menjadi kembung. Seawal mungkin, ajarilah anak untuk mengunyah makanan dengan baik dalam kondisi mulut tertutup. Setelah selesai makan, biasakan pula untuk minum air langsung dari gelas, bukan dari sedotan.

2. Kesalahan cara menyusu. Jika si Kecil cukup sering bermasalah dengan perut kembung, padahal usianya belum wajib MPASI, Mums harus mengevaluasi cara Mums menyusui si Kecil selama ini. Posisi menyusui yang salah, cara mengisap puting yang keliru, dan gaya menyusui yang terburu-buru, sangat berisiko mengakibatkan kembung. Selain itu, bila si Kecil tidak lekas disusui padahal ia sudah lapar, akan menyebabkan masuknya angin ke dalam saluran pencernaan si Kecil.

3. Mencerna Jenis Protein Tertentu dari ASI atau Susu Formula. Jika si Kecil merasakan nyeri perut dan perut kembung setelah disusui, ini artinya ia mungkin mengalami intoleransi protein dalam makanan yang Mums makan. Dampaknya, si Kecil jadi kesulitan mencerna sehingga perutnya bergas dan kembung. Konsultasikan hal ini pada dokter anak. Batasilah asupan makanan yang dicurigai menjadi penyebab intoleransi protein ini. Sebaliknya, jika keluhan ini ditemukan setelah si Kecil minum susu formula, kemungkinan besar ia mengalami intoleransi laktosa pada kandungan susu sapi dalam susu formula. Solusinya, Mums bisa beralih pada susu hypoalergenic.

4. Tidak Bisa Diam saat Makan. Sering kali orang tua melakukan semua cara agar anak mau makan, termasuk membiarkan anak berkeliaran atau menonton televisi selama makan. Ketika anak berkeliaran dan bermain saat makan, udara bisa masuk ke saluran usus. Kalau sudah begini, si Kecil biasanya akan mengunyah makanan dengan cepat agar kegiatan mainnya tidak terganggu. Cara makan seperti ini juga meningkatkan konsumsi udara dan tidak baik untuk pencernaan. Bila anak menonton TV sambil makan, ia bisa mengabaikan signal tubuh ketika merasa kenyang. Mintalah si Kecil untuk duduk diam di meja makan saat makan. Arahkan si kecil untuk mengunyah makanan dengan baik perlahan selama menikmati makan.

5. Konsumsi Banyak Makanan Tinggi Serat. Beberapa usus anak sensitif terhadap serat atau lemak. Perhatikan jenis makanan apa saja yang membuat si Kecil mengalami masalah gastrointestinal, lalu cobalah batasi jumlah konsumsinya.

6. Minum Banyak Soda. Saat si Kecil beranjak besar dan sudah lebih bebas memilih menu makanan dan camilan, minuman bersoda merupakan salah satu yang harus dibatasi konsumsinya. Minuman karbonasi seperti soda mengandung asam fosforik yang bisa menyebabkan gas berlebih dan menimbulkan masalah pencernaan. Soda juga cenderung membuat anak merasa kenyang, jadi mereka malas untuk minum susu dan air putih, bahkan terkadang si Kecil enggan menghabiskan makanannya. Coba batasi soda setidaknya batasi pada situasi tertentu agar nutrisi yang dibutuhkan si Kecil sepanjang hari tetap tercukupi.

7. Makan Sayuran Tertentu. Brokoli dan kembang kol merupakan 2 jenis sayuran hijau yang cenderung menciptakan gas dalam lambung si Kecil, jika dikonsumsi berlebihan. Bukan berarti Mums harus menghentikan asupan kembang kol dan brokoli pada si Kecil, ya. Hanya saja, pastikan Mums tidak memberikannya terlalu sering.

8. Minum Banyak Jus. Jus memang baik untuk anak-anak. Namun, bila si Kecil minum lebih dari 1 gelas jus sehari, kebiasaan ini bisa menstimulasi munculnya gas berlebih. Beberapa anak sulit mencerna fruktosa dan sukrosa dalam jus sehingga inilah yang menyebabkan gas bahkan diare. Minum terlalu banyak jus juga membuat anak merasa terlalu kenyang, sehingga tidak tersisa lagi ruang dalam organ pencernaannya untuk menyerap nutrisi lain. Selain itu, pemberian jus buah yang sangat manis, akan mengakibatkan gigi si Kecil terpapar gula dalam jumlah yang terlalu banyak. Idealnya anak di bawah usia 3 tahun tidak minum jus atau minuman soda. Untuk menghindari kerusakan gigi dan obesitas, lebih baik anak minum air putih dan susu.

9. Tidak Minum Cukup Air Putih. Rajin minum air putih tidak mengatasi masalah gas yang rentan dialami oleh si Kecil, tapi akan sangat meringankan rasa tidak nyaman di perut. Biasakan si Kecil untuk minum beberapa gelas air putih secara rutin setiap hari. Mums boleh memberikan susu atau jus buah yang tidak terlalu manis secukupnya, tapi jangan sampai melupakan air putih ya. Kebiasaan minum air putih yang baik, dapat mencegah si Kecil dari beragam masalah kesehatan.

 

Hubungi dokter bila Si Kecil terbiasa sendawa terus-menerus dalam sehari atau jika perutnya sakit karena bergas selama lebih dari 3 hari. Sakit perut yang dipicu oleh volume gas dalam lambung dan disertai berbagai gejala seperti muntah, diare, selera makan menurun, atau demam, dapat mengindikasikan adanya kondisi yang lebih serius dalam sistem pencernaan si Kecil. Dokter anak akan mengecek untuk mengantisipasi adanya seperti penyakit peradangan perut, usus buntu, alergi makanan, intoleransi laktosa, atau infeksi saluran kemih. (TA/OCH)

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan