Vokalis boy band Korea SHINee, Kim Jong Hyun (27 tahun), ditemukan meregang nyawa pada 17 Desember pukul 18.30 waktu setempat. Kediaman sang Selebriti sontak menyedot perhatian aparat serta awak media. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap, tewasnya pelantun lagu Sherlock dan Ring Ding Dong ini dilaporkan sebagai upaya bunuh diri. Hasil investigasi Kepolisian Gangnam, Korea Selatan, juga menyimpulkan, Jong Hyun tewas akibat keracunan gas karbon monoksida, hasil pembakaran briket batu bara yang dibiarkan menyala.

 

Dilansir dari bbc.com, Kim Jong Hyun bukanlah orang Korea pertama yang tewas akibat keracunan gas karbon monoksida. Penelitian ilmuwan dari Universitas Chung-Ang, Seoul, yang dimuat dalam Journal of Korean Medical Science pada 2014 mengungkapkan, jumlah kematian penduduk Korea Selatan akibat bunuh diri menggunakan briket batu bara meningkat sejak 2008.

 

Sementara itu, menurut uswitch.com, karbon monoksida memang disebut-sebut sebagai salah satu gas berbahaya yang paling mengancam keselamatan. Kenali yuk, tips pencegahan dan penanganan terkait karbon monoksida, agar Geng Sehat semakin waspada.

Baca juga: Seorang Vlogger Keracunan Setelah Mengonsumsi Tumbuhan Mirip Lidah Buaya

 

Apa itu Karbon Monoksida?

Karbon monoksida (CO) merupakan gas tanpa bau, tidak berwarna, tidak bercita rasa, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Namun gas ini amat beracun. Inilah permasalahan utama yang sering menyebabkan korban gas karbon monoksida tidak menyadari bahwa dirinya tengah mengalami keracunan.

 

Karbon monoksida diproduksi bila tidak ada cukup oksigen untuk ikatan dengan senyawa penghasil karbon, sehingga pembakaran gas tidak terjadi sempurna. Jika terhirup, karbon monoksida mencegah hemoglobin menyalurkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

 

Menurut informasi dari webmd.com, pembakaran karbon monoksida dapat terjadi secara alami kapan saja. Karbon monoksida bisa diproduksi oleh minyak, kayu, bensin, juga batu bara. Beberapa ruang tertutup di dalam rumah biasanya rentan menghasilkan kabron monoksida, akibat hasil peralatan rumah tangga yang cara kerjanya salah. Perabot tersebut antara lain pemanas, boiler, serta perapian.

 

Potensi keracunan gas karbon monoksida juga semakin rentan terjadi jika akses cerobong asap dan ventilasi diblokir. Umumnya, perangkat seperti oven dan pemanas mengeluarkan sedikit karbon monoksida saat alat tersebut berfungsi dengan baik. Namun jika ada perangkat rumah tangga yang tidak beres, atau jika seseorang menggunakan bahan bakar di tempat yang tidak semestinya, asap karbon monoksida dapat terbentuk dalam jumlah besar hingga mengancam nyawa.

 

Gejala Keracunan Karbon Monoksida

Meskipun sulit, ada beberapa tanda yang bisa dideteksi. Berikut gejala-gejala yang dirasakan oleh seseorang saat menghirup terlalu banyak karbon monoksida.

  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Mual.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Merasa bingung.
  • Jatuh.
  • Hilang kesadaran.

 

Siapa yang Berisiko Keracunan Karbon Monoksida?

Semua orang berisiko terkena keracunan karbon monoksida. Bayi, orang tua, penderita penyakit kronis, anemia, pasien dengan masalah pernapasan, dan lain-lain. Dilansir dari cdc.gov, setiap tahun lebih dari 400 orang Amerika meninggal akibat tidak sengaja keracunan gas karbon monoksida.

 

Selain itu, lebih dari 20.000 orang dilarikan ke ruang gawat darurat, dan lebih dari 4.000 orang harus dirawat di rumah sakit akibat pemicu serupa. Karbon monoksida sangat berbahaya bagi bayi, ibu hamil, dan orang-orang dengan penyakit emfisema, asma, atau jantung. Sedikit gas hasil proses pembakaran karbon monoksida sangat membahayakan mereka.

Baca juga: 11 Makanan Ini Ternyata Berisiko Membuatmu Keracunan 

 

Tips Mencegah Keracunan Karbon Monoksida

Cobalah menerapkan standar keamanan berikut ini, demi mencegah terjadinya keracunan karbon monoksida.

  1. Pastikan pemanas air dan peralatan rumah tangga berbahan bakar gas, minyak, atau batu bara yang Kamu gunakan di rumah, rutin dicek oleh teknisi yang berkualitas setiap tahun.
  2. Jika Kamu mencium bau gas dari dalam kulkas, segera panggil ahli teknisi. Bau gas dari dalam kulkas bisa berarti kulkasmu mengalami kebocoran gas CO.
  3. Belilah perangkat rumah tangga dan kompor gas yang bersertifikat sesuai standar nasional.
  4. Dalam kondisi normal, api kompor gas harus berwarna biru. Bukan jingga ataupun kuning.
  5. Jika Kamu ada rencana untuk bepergian, pastikan peralatan gas sudah dilepas dengan benar. Hal ini guna mencegah terjadinya kebocoran karbon monoksida jika sambungan atau pipa tidak terpasang rapat.
  6. Jika rumahmu memiliki cerobong asap, bersihkan secara berkala setiap tahun. Puing-puing debu tebal yang menutupi cerobong asap dapat menyebabkan karbon monoksida tertimbun di dalam rumah.
  7. Jangan sekali-kali menambal pipa ventilasi dengan selotip atau jenis lem apapun. Teknik menambal asal semacam ini bisa memicu terbentuknya karbon monoksida di rumah.
  8. Hati-hatilah jika menemukan jelaga kuning kecokelatan di sekitar perangkat kompor gas. Lepaskan perangkat tabung gas, agar lebih aman.
  9. Pastikan Kamu memiliki celah ventilasi yang memadai di dapur jika ingin memanaskan oven. Terlebih jika Kamu menggunakan oven gas. Oven gas mengeluarkan lebih banyak asap dibandingkan oven listrik. Proses pemanasan oven gas yang salah dapat menyebabkan terbentuknya karbon monoksida di dalam rumah.
  10. Jangan pernah membakar arang di dalam rumah. Pembakaran arang akan mengeluarkan karbon monoksida.
  11. Jangan sekali-kali menggunakan kompor gas portabel di dalam ruangan tertutup. Menggunakan kompor gas jenis ini dapat menyebabkan ruangan dilingkupi oleh gas karbon monoksida.
  12. Jangan sekali-kali menggunakan generator di dalam rumah, basement, dan garasi yang tidak ada jendela, pintu, atau ventilasi. Lengkapi generator dengan detektor karbon monoksida bertenaga baterai.
  13. Jika memungkinkan, siapkan alat pendeteksi karbon monoksida yang dilengkapi oleh alarm. Letakkan alat pendeteksi tersebut di tempat yang strategis. Gantilah alat pendeteksi karbon monoksida setiap 5 tahun sekali.
  14. Saat menggunakan generator, gunakan detektor karbon monoksida bertenaga baterai atau baterai cadangan di rumah Kamu.
  15. Waspadai pula potensi kebocoran gas karbon monoksida di mobil. Rutinlah melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. Mintalah petugas mekanik untuk memeriksa sistem pembuangan mobilmu setiap tahun. Kebocoran kecil di sistem pembuangan bisa menyebabkan terbentuknya karbon monoksida di dalam mobil. Jangan pernah menghidupkan mobil di dalam garasi indoor yang tertutup. Pastikan jendela dan pintu garasi telah terbuka sepenuhnya, sebelum Kamu menyalakan mobil.

 

Cermati selalu tata cara penggunaan peralatan rumah tangga yang rentan memicu proses pembakaran karbon monoksida. Bagikan informasi ini kepada orang tua dan anak-anak agar mereka semakin berhati-hati, baik saat berada di dalam rumah maupun sebelum meninggalkan rumah. Apalagi di musim liburan jelang akhir tahun ini. Pastikan selalu semua kondisi aman, sehingga momen bersama keluarga Kamu lalui tanpa was-was dan nyaman. (TA/AS)

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Keracunan