Hello! Akhirnya saya sudah menetap di Jakarta setelah sebelumnya menjalani program internship dokter Indonesia. Saya ditugaskan di Sukabumi selama 1 tahun sebagai dokter IGD dan puskesmas. Pengalaman tersebut memberikan gambaran dunia kerja untuk saya.

 

Sebagai informasi, dokter internship adalah dokter umum (yes, sudah sumpah dokter!) yang ditempatkan di daerah tertentu di bawah Kementerian Kesehatan, untuk mengabdi di daerah tersebut. So yes, I’m back!

 

Selesainya program internship ini memberikan dilema tersendiri bagi saya. Jalur apakah yang harus saya tempuh? Saya memiliki mimpi untuk menjadi dokter anak. Tentu saja untuk mencapainya, saya membutuhkan waktu 4-5 tahun lagi untuk mengenyam pendidikan. It’s tiring, I know!

 

Namun ternyata, sebagian besar fakultas pendidikan spesialis di Indonesia membutuhkan pengalaman kerja 6 bulan sampai dengan 1 tahun, tergantung dari permintaan universitas dan fakultas masing-masing. Jika ingin mengambil pendidikan anak, sebagian besar membutuhkan pengalaman kerja selama 1 tahun.

Baca juga: Perjalanan Menjadi Dokter di Indonesia

 

Selain itu, jika kita ingin mengambil pendidikan mayor (yang termasuk mayor adalah anak, kandungan, bedah, dan penyakit dalam), kebanyakan senior saya mengambil program PTT daerah. Program ini adalah pengabdian ke daerah tertentu selama periode waktu yang ditentukan oleh daerah tersebut.

 

Rentang PTT ini bervariasi, dari 6 bulan sampai dengan 3 tahun, tergantung dari lokasi dan seberapa terpencilnya daerah tersebut. Program PTT daerah ini ditujukan untuk daerah yang cukup terpencil, yang kurang diminati, dan daerah perbatasan. Gaji dokter PTT  juga bervariasi antara 6-10 juta, tergantung daerah masing-masing. Biasanya dokter PTT ini disediakan rumah dinas dan kendaraan dinas.

 

Namun jika tidak berminat untuk mengikuti PTT, kita bisa langsung bekerja setelah berkas-berkas surat izin praktik selesai (sekitar 1-2 bulan setelah selesai internship). Kita bisa memasukkan CV ke rumah sakit umum, swasta, klinik, maupun puskesmas.

 

Gaji dokter umum di Jakarta berkisar 6-12 juta, tergantung kebijakan di tempat bekerja masing-masing dan jam kerja yang bervariasi. Yang pasti, jaga malam adalah hal yang akan sangat dekat dengan kami!

Baca juga: Mau Punya Pacar Dokter? Ketahui Dulu yang Satu Ini

 

Mengapa tidak semua orang menjadi spesialis?

Karena sulit. Pendidikan spesialis di Indonesia berada di bawah universitas negeri yang berjumlah cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Kuota penerimaan setiap gelombang dari pendaftaran spesialis ini sekitar 5-15 orang, tergantung dari universitas dan jurusan masing-masing.

 

Selain itu, pendaftaran spesialis tidak bisa dilakukan berkali-kali. Kami hanya boleh mendaftar 2-3 kali. Setelah 3 kali mencoba dan gagal, beberapa kenalan saya mencoba mencari kesempatan di luar negeri.

 

Kalau begitu, kenapa tidak sekolah di luar negeri saja?

Karena pada akhirnya, dokter yang menjalani pendidikan spesialis di luar negeri harus menjalani program penyetaraan di Indonesia. Program ini akan berlangsung selama 1-3 semester di universitas di Indonesia. Perlu disetarakan karena tidak semua negara memiliki pendidkan yang sama, sehingga mereka perlu menyamakan standar dengan penyakit di Indonesia.

 

Namun, lain halnya jika orang tersebut berencana untuk sekolah dan tinggal di negara tersebut. Peraturan yang berlaku sesuai dengan negara tersebut. Negara tujuan yang cukup populer untuk mengenyam pendidikan spesialis adalah Jerman, Filipina,  Belanda, serta Amerika Serikat. Jalan yang panjang bukan? wink

Baca juga: Tips Memilih Dokter Kandungan