Halo Geng Sehat! Kali ini saya ingin menulis kelanjutan dari perjalanan dokter saya. Quick recap, pendidikan kedokteran dimulai dari pendidikan pre-klinik, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan klinik di rumah sakit (yang biasa disebut koas), ujian UKDI (uji kompetensi dokter), menjalani sumpah dokter, sampai pada akhirnya menjalani internship selama satu tahun. Jadi ya, kami para dokter internship yang sedang ditempatkan di berbagai daerah ini adalah dokter yang sudah disumpah.

 

Lalu apa langkah selanjutnya setelah menjalani internship?

Pada masa-masa akhir internship, akan dipersiapkan berbagai berkas yang nantinya akan digunakan untuk mengurus surat izin praktik dan surat tanda registrasi dokter umum. Setelah itu, kita dibebaskan untuk praktik sesuai dengan keinginan kita, seperti di klinik, rumah sakit negeri maupun swasta, serta puskesmas.
 

Jika ingin mengambil spesialis, bagaimana?

Hal ini adalah hal yang sangat sering ditanyakan kepada para dokter umum yang baru lulus. "Mau ambil spesialis?" Sayangnya, mau menempuh jalur spesialis tidak bisa semudah itu. Pendidikan spesialis di Indonesia sampai saat ini hanya bisa dijalankan di universitas negeri.
 
Setiap tahunnya, masing-masing jurusan hanya memiliki kursi pendidikan spesialis, kira-kira 5-15 kursi tergantung jurusan, yang diperebutkan oleh para dokter umum di seluruh Indonesia. Setiap universitas negeri ini pun membatasi bahwa kita hanya boleh mencoba tes dokter spesialis 2 kali saja. Jadi, tes ini tidak dapat dilakukan secara coba-coba, harus dipertimbangkan matang-matang.
 

Apa persiapan untuk menjadi dokter spesialis?

Persyaratan untuk mendaftar menjadi dokter spesialis berbeda-beda, tergantung setiap fakultas dari universitas masing-masing. Ada yang meminta persyaratan berupa pengalaman kerja 1-2 tahun, di luar masa internship. Biasanya, syarat juga dapat berupa tes TOEFL, ACLS, ATLS, dan berbagai seminar kedokteran yang sesuai dengan jurusan.
 
Jika ingin mengambil spesialis jantung, banyak-banyaklah mengikuti seminar tentang jantung dan kegiatan-kegiatannya. Tidak lupa juga untuk mempersiapkan research paper sebagai modal untuk mendaftar, karena hal itu akan sangat dipertimbangkan.
 

Apakah spesialis hanya bisa di Indonesia?

Pendidikan spesialis dapat ditempuh di luar Indonesia. Namun biasanya jika memang ingin praktik di Indonesia, akan dilakukan pendidikan penyetaraan untuk bekerja di Indonesia. Nah, proses penyetaraan inilah yang memakan waktu cukup lama. Untuk penyetaraan langsung sekitar 1-4 semester, namun proses menunggu atau antre untuk penyetaraan ini bisa sampai bertahun-tahun. Bila tidak ingin kerja di Indonesia, kita bisa langsung kerja setelah selesai pendidikan spesialis di negara tersebut.
 
Namun menjadi dokter praktik atau klinisi bukan satu-satunya jalan. Bagi para dokter yang ternyata tidak memiliki passion di sini, dapat mengambil pendidikan S2 seperti manajemen rumah sakit dan sebagainya. Banyak juga dokter yang tidak menjalani sehari-harinya dengan praktik.
 
Perjalanan yang panjang, bukan? Selesainya internship bukan berarti bebas dari ikatan, justru itulah saat kita benar-benar dilepas untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Untuk menjadi dokter memang butuh pengorbanan! Semoga sharing saya bisa membantu dan memberikan gambaran tentang perjalanan seorang dokter di Indonesia!