Mums, sudahkah Si Kecil mendapat vaksin yang lengkap? Jika belum, ada baiknya jika Mums segera mendaftarkan Si Kecil untuk melakukan vaksinasi. Vaksinasi bayi merupakan hal penting yang dapat dilakukan sebagai langkah preventif agar anak tidak mudah terserang penyakit.

 

Ironisnya, beberapa orangtua justru tidak memberikan vaksin pada anaknya hanya karena takut sang anak mengalami sakit setelah divaksin. Nah, jika Mums adalah salah satunya yang memiliki ketakutan seperti itu, yuk simak ulasan berikut ini tentang betapa pentingnya vaksinasi bagi Si Kecil.

 

Mengapa Vaksinasi Penting untuk Si Kecil?

Pada dasarnya, setiap bayi sudah memiliki sistem kekebalan tubuh sendiri. Hanya saja, sistem kekebalan tubuh pada bayi belum terbentuk secara sempurna. Inilah mengapa bayi bisa sangat rentan terserang sejumlah penyakit. Mengetahui risiko ini, maka bayi perlu dibekali vaksin untuk melindunginya dari penyakit. Vaksin yang disuntikkan ke tubuh Si Kecil akan membantu sistem kekebalan tubuh bayi untuk membentuk antibodi yang berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuhnya. Dengan begini, Si Kecil dapat terhindar dari berbagai jenis penyakit berbahaya.

 

Beberapa Mums mungkin merasa khawatir terhadap efek samping dari vaksin yang diberikan, seperti demam, nyeri, rewel, atau kemerahan di tempat bekas suntikan. Namun, hal ini sebenarnya normal terjadi dan tidak akan berlangsung dalam waktu lama. Efek samping tersebut merupakan respons tubuh terhadap suatu zat baru yang masuk dalam tubuh. Mums, pahamilah jika rasa sakit yang ditimbulkan karena efek samping vaksin ini masih jauh lebih baik dibanding rasa sakit yang mungkin akan dirasakan Si Kecil jika ia tidak diberi vaksinasi. Bayi yang tidak mendapat vaksinasi bisa menderita penyakit yang lebih berbahaya, bahkan kemungkinan terburuknya bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Vaksin Penting? Kamu yang Menentukan

 

Apa Saja Vaksinasi yang Wajib Bagi Si Kecil?

Di Indonesia, setiap bayi yang berusia di bawah satu tahun harus mendapatkan vaksin dasar yang terdiri dari 5 jenis vaksin. Vaksin ini berguna untuk mencegah bayi dari penyakit polio, campak, tuberkulosis (TBC), difteri, pertusis atau batuk rejan, tetanus, dan juga hepatitis B. Kelima jenis vaksin dasar ini akan diberikan sesuai umur bayi, dan bisa dilakukan lebih dari satu kali.

Berikut lima jenis vaksin dasar yang harus diperoleh oleh Si Kecil:

  • Vaksin hepatitis B

    Vaksin ini berfungsi untuk mencegah Si Kecil dari penyakit hepatitis B dan kerusakan hati yang mungkin saja ditularkan dari ibu ke anak saat proses kelahiran. Vaksin ini akan diberikan sebanyak 1 kali pada bayi baru lahir yang berusia kurang dari 7 hari. Umumnya, sebelum waktu 12 jam setelah lahir, bayi akan langsung diberikan vaksin ini.

  • Vaksin BCG

    Vaksin BCG diberikan kepada bayi sebanyak 1 kali dan disarankan sebelum bayi berusia 3 bulan. Usia terbaik bagi bayi untuk menerima vaksin ini adalah saat ia sudah menginjak 2 bulan. Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, penyebab kecacatan bahkan kematian.

  • Vaksin campak

    Vaksin campak diberikan pada bayi sebanyak 2 kali, yakni pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, jika Si Kecil sudah mendapat vaksin MMR untuk mencegah penyakit Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella (cacar) pada usia 15 bulan, maka ia tidak perlu mendapatkan vaksin campak keduanya di usia 24 bulan. Vaksin campak ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang menyebabkan komplikasi radang paru, radang otak, dan kebutaan.

  • Vaksin polio

    Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan, yakni pada saat berusia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan terakhir 4 bulan. Seperti namanya, vaksin ini berfungsi untuk mencegah Si Kecil dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada tungkai kaki dan juga lengan.

  • Vaksin pentavalen (DPT-HB-HiB)

    Vaksin pentavalen merupakan vaksin gabungan dari 3 jenis vaksin sekaligus, yaitu vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini berfungsi untuk mencegah 6 macam penyakit, yakni difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini akan diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

Baca juga: Kenali Tipe-tipe Vaksin untuk Imunisasi

 

Apa yang Terjadi Jika Bayi Tidak Mendapatkan Vaksin?

Di samping kelima jenis vaksin dasar yang telah disebutkan sebelumnya, sebenarnya masih ada beberapa jenis vaksin tambahan lain yang bisa Mums berikan untuk mencegah Si Kecil dari penyakit tertentu. Namun, bagaimana jadinya jika vaksin dasar tersebut saja tidak diberikan kepada Si Kecil? Tentu ada beberapa dampaknya bagi kesehatan Si Kecil.

 

Apabila Si Kecil tidak mendapat vaksinasi sejak lahir, maka ia sangat berisiko terkena penyakit-penyakit seperti TBC, polio, campak, bahkan hepatitis B. Parahnya lagi, penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian pada anak. Sistem kekebalan tubuh pada anak yang tidak mendapat vaksinasi tidak akan sekuat sistem kekebalan tubuh pada anak yang diberi vaksinasi. Akibatnya, tubuh anak tidak akan mengenali virus penyakit yang masuk dan tidak bisa melawannya, sehingga anak menjadi rentan terhadap penyakit.

Baca juga: Apa Manfaat Vaksin pada Kesehatan Anak?

 

Memberikan vaksinasi pada Si Kecil merupakan investasi untuk kesehatannya di masa mendatang. Maka dari itu, jangan lewatkan pemberian vaksinasi untuk si Kecil, hanya karena merasa takut terhadap efeknya atau menganggap vaksinasi tidaklah penting ya, Mums! (BAG/WK)