Campak sering kali membuat khawatir banyak orang, terutama bagi mereka yang belum pernah merasakannya. Namun, apakah penyakit ini berbahaya dan siapa saja orang-orang yang rentan terkena masalah ini? Cek infonya di bawah ini, yuk!

 

Apa itu campak? Apakah sama dengan tampek?

Tampek di sini tidak sama dengan kata kerja nampak ya, Gengs. Nah, campak dan tampek sebenarnya sama. Tampek merupakan istilah yang sering digunakan orang-orang Jawa untuk menyebutkan campak. Apa itu campak? Campak merupakan infeksi virus yang menyebabkan timbulnya ruam pada kulit.

 

Apabila penderita mengalami komplikasi, akan berdampak sangat serius pada kesehatan. Komplikasi tersebut dapat berupa radang telinga, bronchitis, infeksi paru-paru, hingga infeksi otak. Berhati-hatilah jika Mums memiliki bayi berusia di bawah 1 tahun dan terkena campak, sebab risiko komplikasinya jauh lebih besar ketimbang usia dewasa. Hal ini disebabkan sistem imun bayi masih lemah.

 

Selain itu, anak-anak, orang dewasa dengan penyakit kronis, dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga perlu waspada akan penyakit ini. Pasalnya, risiko komplikasi serius juga dapat dialami oleh mereka. Meski begitu, sebaiknya semua orang tetap harus waspada terhadap campak.

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksinasi MMR

 

Cara mendeteksi penyakit campak

Setelah mengetahui bahaya dari penyakit ini, ketahui dulu cara untuk mendeteksi penyakit campak sebelum melakukan pencegahan. Gejala umumnya akan muncul setelah 1-2 minggu terinfeksi virus dan akan menghilang kurang lebih 2 minggu setelahnya.

 

Awalnya, penderita akan mengalami mata merah, bengkak, dan sensitif terhadap cahaya. Kondisi tersebut kemudian disertai dengan gejala flu, seperti bersin-bersin, sakit kepala, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Pada bagian mulut dan tenggorokan dalam biasanya akan muncul bercak putih keabu-abuan yang berukuran kecil dan berjumlah banyak. Jika bercak telah muncul, penderita akan mengalami demam tinggi, lemas dan letih, nyeri pada sendi tubuh, kurang nafsu makan, diare, dehidrasi, serta mual dan muntah.

 

Selain itu, biasanya akan muncul ruam merah pada tubuh penderita. Ruam ini tidak bersifat gatal, tetapi dapat cepat hilang jika diberikan penanganan yang tepat. Pada umumnya, ruam campak akan muncul sekitar 4 hari setelah gejala pertama muncul, lalu hilang setelah 7 hari.

 

Pertama, ruam akan muncul di belakang telinga, menyebar ke kepala dan leher, hingga akhirnya ke seluruh bagian tubuh. Bercak dimulai dari ukuran kecil, tetapi akan membesar dengan cepat hingga akhirnya menyatu.

 

Namun, apakah campak dapat dideteksi tanpa munculnya ruam? Kemungkinan besar kondisi ini terjadi pada tahap awal. Kamu dapat melakukan pemeriksaan di laboratorium untuk menguji air liur dan sampel darah sebagai medianya. Begitu pula dengan penderita yang telah menunjukkan ruam di kulit, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengobatinya.

 

Perhatikan penyebab penyakit campak berikut ini!

Campak atau tampek disebabkan oleh infeksi virus paramixovirus yang hidup dan menyebar melalui udara. Namun, jenis penyakit ini sering pula disebut sebagai rubeola atau campak merah. Kamu perlu waspada terhadap penderita campak karena sifatnya sangat agresif atau mudah menyebar.

 

Sebaiknya, hindari dulu kontak langsung dengan penderita campak untuk sementara waktu. Terlebih saat mereka sedang bersin atau batuk. Cairan atau lendir yang keluar dari tubuh penderita akan menyebar di udara dan menginfeksi setiap orang yang menghirupnya.

Baca juga: Imunisasi MR Penyebab Kelumpuhan Siswi SMP di Demak?

 

Sekalipun saat bersin atau batuk Kamu telah menghindar, tetapi virus ini  dapat bertahan di berbagai permukaan objek selama beberapa jam. Maka dari itu, penyakit ini lebih mudah menginfeksi balita dan orang dengan kondisi sistem imun yang lemah, terutama orang-orang yang belum pernah terinfeksi campak.

 

Pencegahan dan pengobatan penyakit campak

Sejak 1982 pemerintah telah mencanangkan program kesehatan untuk menanggulangi penyakit campak sebagai penyebab kematian terbesar pada balita. Hingga akhir 2020, Kementerian Kesehatan memiliki target bebas campak bagi anak-anak Indonesia. Dalam programnya, pemerintah menganjurkan setiap balita untuk melakukan imunisasi campak atau vaksinasi MMR. Ini merupakan vaksin gabungan dari campak, gondongan, dan campak Jerman. Diberikan sebanyak 2 kali dengan prosedur vaksin pertama diberikan untuk anak berusia 13 bulan, dan berikutnya diberikan ketika anak telah berusia 5-6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar.

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksinasi MMR

 

Selain itu, sebaiknya lakukan beberapa tips berikut sebagai langkah untuk pencegahan campak.

  • Mengonsumsi lebih banyak air putih untuk mencegah dehidrasi

  • Perbanyak waktu istirahat dan hindari sinar matahari secara langsung untuk meminimalisasikan rasa sensitif pada penglihatan.

  • Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter, seperti obat penurun demam dan pereda sakit. Namun, sebaiknya jangan mengonsumsi aspirin, khususnya jika anak berusia kurang dari 16 tahun.

 

Itulah informasi seputar campak.