Bekerja di ruang Neonatal Intensive Care (NICU) di suatu rumah sakit membuat saya bertemu banyak orang tua dan berkomunikasi dengan mereka. Memiliki bayi baru lahir yang harus dirawat di NICU selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan, menjadi hal yang sulit untuk diterima.

 

Respons mereka cukup bervariasi, ada yang menerima dengan tenang dan mempercayakan semuanya kepada dokter, ada juga yang bersikap skeptis, dan selalu mempertanyakan bagaimana kondisi anaknya.

 

Pertama-tama, apa sih NICU? NICU merupakan ruang perawatan intensif bagi bayi baru lahir. Biasanya, perawatan berlangsung sampai 28 hari. Jika lebih dari 28 hari, bayi biasanya akan ditempatkan di Pediatric Intensive Care atau PICU. Namun, keputusan tersebut ditentukan oleh dokter dan aturan di rumah sakit.

Baca juga: Ini yang Perlu Diperhatikan saat Menstimulasi Bayi

 

Di NICU, perawatan bayi dikatakan lebih intensif, karena setiap bayi memiliki satu perawat khusus yang terlatih untuk merawat mereka. Masing-masing dari mereka akan ditempatkan di dalam inkubator dan diberikan alat bantu napas.

 

Kenapa bayi bisa masuk NICU? Salah satu penyebabnya adalah gangguan pada pernapasan. Jika saat lahir bayi Mums tidak langsung menangis atau membutuhkan beberapa tahap bantuan napas, ia akan dipindahkan ke ruang NICU dan dievaluasi penyebab serta kebutuhkan bantuan napas yang diperlukan.

 

 

Karena sebagian besar masalah bayi adalah sesak napas, biasanya si Kecil akan mendapatkan nutrisi melalui cairan infus yang sudah dihitung terlebih dahulu sesuai kebutuhan cairannya, sampai pola pernapasannya normal dan bisa menoleransi ASI atau susu formula. Selain itu, bayi dengan infeksi yang kadar gulanya rendah atau suhu tubuhnya tidak stabil juga dapat dirawat di NICU.

 

Tidak semua bayi dapat diprediksi apakah kondisi mereka membutuhkan ruang intensif atau tidak. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan perawatan NICU, misalnya kelahiran prematur, kelahiran kembar, cairan ketuban yang keruh ketika usia kandungan mencapai 40 minggu atau lebih, ada riwayat demam pada ibu, operasi Caesar sebelum waktunya, dan sebagainya.

Baca juga: Mums, Ini Manfaat Vitamin K untuk Bayi Baru Lahir!

 

Beberapa ibu dengan riwayat kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya juga memiliki faktor risiko. Namun, keadaan ini akan dievaluasi lagi setelah bayi lahir. Kondisi bayi, seperti organ paru yang belum matang, kesulitan beradaptasi dengan dunia luar, infeksi, serta menelan cairan ketuban, dapat menjadi penyebab mereka dirawat di NICU.

 

Walaupun menghadapi si Kecil harus dirawat di NICU memang memprihatinkan, tetapi perlu diingat bahwa NICU memiliki perawat yang memiliki kompetensi untuk merawat bayi. Mereka sudah terbiasa menghitung kebutuhan cairan da menyesuaikan kebutuhan oksigen bayi. Bahkan jika diperlukan, mereka bisa memberikan pertolongan pertama saat terjadi kondisi gawat darurat pada bayi.

 

Setiap NICU juga memiliki dokter spesialis anak dan dokter umum yang langsung hands on dalam perawatan bayi-bayi tersebut. Sehingga dalam setiap obat, tindakan, dan kondisi bayi, dapat Mums tanyakan kepada dokter yang bertugas.

Baca juga: Cara Menggendong Bayi Baru Lahir

 

Walaupun bayi Mums dirawat di NICU, pemberian ASI akan tetap bisa terlaksana. ASI akan dikumpulkan, sehingga saat dokter memutuskan kalau si Kecil sudah bisa minum, ASI sudah ada dan Mums tidak kerepotan. Selain itu, setiap rumah sakit juga memiliki peraturan yang berbeda. Pastikan Mums mengerti peraturan yang ada di rumah sakit tersebut.

 

Misalnya di rumah sakit saya, jam besuk hanya ada di waktu tertentu dan hanya orang tua yang bisa masuk. Hal-hal kecil seperti ini dapat meningkatkan kenyamanan orang tua saat menemui buah hatinya.

 

cara si kecil mengenal mums - guesehat