Siapa yang di selama bulan Ramadan dan Idul Fitri kemarin naik berat badan? Kamu tak sendiri. Menurut survei yang dilakukan Herbalife Nutrition, berat badan konsumen di 11 negara Asia Pasifik (termasuk Indonesia) bertambah rata-rata enam kilogram pada akhir bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.

 

Holiday Eating Survey dilakukan pada lebih dari 5.500 responden di 11 negara Asia Pasifik yaitu Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. 

 

Survei mengungkapkan bahwa dari 500 konsumen Indonesia yang disurvei, delapan dari 10 (83%) cenderung mengkonsumsi lebih banyak makanan selama Ramadan dan hari raya Idul Fitri dibandingkan hari biasa. Apa lagi hasil survei tersebut? Berikut temuan lengkapnya!

 

Baca juga: Makan Sedikit Tetap Saja Gemuk? Jangan-Jangan Penyakit Ini Penyebabnya!

 

Penyebab Berat Badan Naik Setelah Idul Fitri

Di Indonesia, lebih dari 200 juta penduduk muslim melakukan puasa setiap hari di bulan Ramadan. Di tengah kegiatan ibadah ini, penting untuk mengetahui bahwa berpuasa selama bulan Ramadan dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena keputusan pemilihan makanan dan kurangnya olahraga.

 

Survei Holiday Eating Survey di Asia Pasifik mengungkapkan bahwa berat badan konsumen di 11 negara Asia Pasifik (termasuk Indonesia) tersebut bertambah rata-rata enam kilogram pada akhir bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.

 

“Ini merupakan jumlah kenaikan berat badan tertinggi yang dialami oleh konsumen dibandingkan dengan musim perayaan lainnya termasuk Deepavali, Natal dan Tahun Baru,” ujar Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi.

 

Penyebab kenaikan berat badan selama Ramadan tidak hanya pola makan dan tidur yang berubah, dehidrasi, dan kurangnya asupan makanan yang membuat metabolisme tubuh juga melambat. Namun orang Indonesia memperoleh tambahan berat badan rata-rata enam kilogram setelah hari raya, karena minim aktivitas fisik.

 

“Jadi sangat penting bagi kita untuk mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk membuat keputusan makanan yang lebih baik dan dipadu dengan aktivitas fisik, untuk memudahkan manajemen berat badan dan memperoleh kesejahteraan," ujar Andam Dewi.

 

Baca juga: Biar Tak Gemuk, Ini Strategi Menghadiri Jamuan Makan!

 

Secara umum inilah penyebab berat badan naik selama puasa dan setelah Idul Fitri



1. Orang Indonesia lebih banyak mengkonsumsi makanan selama Ramadhan dan Idul Fitri

Menurut survei, 83% responden Indonesia yang disurvei cenderung merayakan momen ini dengan mengkonsumsi lebih banyak makanan saat Ramadan dan hari raya Idul Fitri dibanding hari-hari biasa. Selain itu, 66% responden Indonesia mengakui mereka mengkonsumsi makanan yang kurang sehat.

 

Beberapa alasan utamanya adalah:

• Mereka menikmati makanan enak selama liburan (62%),
• Mereka lebih fokus pada menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (56%),
• Teman dan keluarga menjadi faktor penting untuk ikut melakukan perayaan (53%).

66% responden Indonesia merasa bersalah telah mengkonsumsi dan menerapkan pola makan makanan kurang sehat selama Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Dan hasilnya 71% akan berusaha memperhatikan pemilihan makanan, khususnya makanan sehat begitu perayaan usai.

Baca juga: Indonesia, Negara Paling Suka Ngemil

 

2. Intensitasi olahraga/kegiatan fisik menurun selama Ramadhan

Mayoritas (75%) responden Indonesia menyatakan bahwa mereka cenderung kurang melakukan olahraga atau aktivitas fisik selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, dan 66% menyatakan bahwa akan menunda agenda berolahraga hingga Hari Raya usai.

 

Alasan utamanya meliputi:
• Mereka lebih fokus pada menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (60%),
• Minimnya waktu untuk melakukan olahraga selama libur lebaran (47%),
• Sulit untuk menjaga aktifitas olahraga selama liburan (36%).


Karena berat badan responden Indonesia cenderung bertambah setelah Ramadhan dan Idul Fitri, maka menurunkan berat badan menjadi agenda utama mereka setelah perayaan Idul Fitri usai.

 

Rata-rata, orang Indonesia menghabiskan 11 hari untuk menurunkan berat badan yang mereka peroleh setelah perayaan, dan 55% dari responden mengaku berhasil melakukannya. Meskipun sebagian besar berhasil menurunkan berat badan, hampir empat dari 10 (37%) konsumen Indonesia tidak berhasil menurunkan berat badan seperti mereka harapkan.

 

Hal ini menunjukkan bahwa mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat sepanjang Ramadhan dan Idul Fitri bisa menjadi cara yang lebih baik untuk menjaga dan menjaga kesehatan secara menyeluruh secara jangka panjang.



Menerapkan gaya hidup sehat dan aktif membutuhkan komitmen jangka panjang dan konsisten. Dengan kenaikan berat badan setelah puasa dan Idul Fitri, segera kembali kepada resolusi hidup sehat. "Untuk hasil terbaik, patuhi rencana gaya hidup sehat, dan gabungkan dengan olahraga yang konsisten untuk membantu mencapai resolusi sehat Anda,” tutup Andam.


Baca juga: Inilah Pilihan Olahraga untuk Penderita Obesitas

 

 

Sumber:

Siaran Pers Holiday Eating Survey dari Herbalife Nutrition, Juni 2019