Bulan Ramadan yang penuh berkah sudah tiba. Bagi umat muslim, puasa di bulan ini merupakan ibadah yang dinanti setiap tahunnya. Selain sebagai ibadah, menahan lapar dan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari juga mendatangkan manfaat kesehatan.

 

Namun, banyak kekeliruan selama bulan puasa yang berdampak terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh. Misalya pola makan yang salah dan kurang tepat saat sahur dan berbuka puasa, sehingga muncul berbagai keluhan kesehatan.

 

Apa saja pola makan yang salah saat puasa yang kerap dilakukan di bulan Ramadan ini? 

 

Baca juga: Cara Mudah Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa
 

Pola Makan yang Salah Saat Puasa


Kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung kurang memperhatikan pola konsumsi makanan saat bulan Ramadan dapat memicu keluhan-keluhan seperti lemas, sakit kepala, perut tidak nyaman, hingga dehidrasi.

 

Pola makan salah saat puasa yang kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia diantaranya:

  1. Makan dengan porsi beriebih saat sahur agar merasa kenyang seharian.

  2. Tidak memperhatikan komposisi dan nutrisi pada saat sahur dan berbuka yang justru menjadi kunci ketahanan tubuh selama berpuasa.

  3. Makan sedikit saat sahur dan berbuka dianggap dapat berpengaruh terhadap berat badan.

  4. Melewatkan makan sahur yang berimbas nafsu makan lebih besar saat berbuka puasa sehigga porsi makan lebih banyak.

 

Baca juga: Tidur Lagi Setelah Sahur, Inilah Risikonya!
 

Kesalahan tersebut masih ditambah beberapa mitos. Misalnya, makan banyak saat sahur dapat membuat kita kenyang sepanjang hari. Atau makan sedikit saat sahur dan berbuka akan membuat berat badan turun. Bagi yang tengah berkeinginan menurunkan berat badan, puasa kemudian dijadikan aji mumpung untuk  menjalani diet. 

 

"Padahal saat sahur tubuh kita membutuhkan nutrisi yang tepat dengan jumlah yang memadai agar kuat berpuasa 12-13 jam serta tetap nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari. bukan hanya sekadar kenyang," jelas Dr. Jovita Amelia, MSc, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dalam diskusi kesehatan yang diselenggarakan Halodoc menjelang bulan puasa, di Jakarta, 30 April 2019.

 

Menerapkan pola makan yang salah saat puasa, dapat menimbulkan keluhan seperti nyeri lambung, sakit kepala, dehidrasi, konstipasi bahkan stress karena kurang makan, minum, dan istirahat yang cukup.

 

Apalagi jika pilihan makanannya pun tidak sehat, seperti makanan berlemak, manis, ataupun karbohidrat yang berlebihan. "Makanan ini justru akan meningkatkan jumlah kalori dan berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan," ungkap dr. Jovita.

 

Baca juga: Inilah 5 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Kamu Berpuasa!



Rekomendasi Ahli Gisi untuk Pilihan Makanan Saat Buka dan Sahur 

Berdasarkan kajian literatur, puasa Ramadan dapat menurunkan berat badan dan persentase lemak tubuh serta meningkatkan HDL. Namun, penurunan berat badan akan optimal jika memang selama puasa Kamu mampu mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, baik ketika sahur atau berbuka.

 

Kebanyakan orang malah mengalami peningkatkan berat badan. Alasannya karena tidak ada perubahan gaya hidup khususnya bagaimana mengatur strategi untuk makan yang benar saat sahur dan berbuka.



Berikut lima tips dari dr. Jovita dalam memilih makanan saat puasa khususnya sahur agar tubuh tetap bugar:

1. Makan dengan gizi seimbang

Pilih hidangan sahur dengan komposisi gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan kalori harian. Makanan yang lengkap dan berenergi dapat memenuhi kebutuhan energi sepanjang hari.

 

Makanan dengan karbohidrat kompleks dapat melepaskan energi secara perlahan selama puasa. Komponen makanan yang seimbang juga dapat mengoptimalkan kondisi tubuh yang terdiri dari; 50%-60% karbohidrat, 15%-20% protein dan 20%-25% lemak. 

 

2. Penuhi kebutuhan cairan dan bat besi

Cukupi kebutuhan cairan dan zat besi saat sahur dapat membantu distribusi oksigen tetap terjaga selama berpuasa, sehingga tubuh akan terasa lebih bugar. tidak mudah lemas dan mudah mengantuk. Jangan lupa untuk penuhi kebutuhan cairan 2 liter per harinya.

 

3. Jangan mengonsumsi gorengan dan makanan tinggi garam

Untuk mengurangi rasa haus. hindari gorengan dan hidangan yang mengandung banyak garam. Lebih lanjut. makanan yg digoreng akan memperlambat pengosongan lambung sehingga memicu naiknya asam lambung.



4. Kurangi konsumsi makanan manis yang berasal dari karbohidrat sederhana berlebih saat sahur.

Makanan kaya gula akan lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh sehingga mudah menyebabkan rasa lapar. Jika ingin mengonsumsi makanan manis. maka pilihlah makanan manis yang berasal dari karbohidrat kompleks seperti seperti sayur, buah dan umb't-umbian.

 

5. Tetap Berolahraga Selama Puasa.

Latihan ringan sebelum atau sesudah berbuka puasa dengan durasi pendek dan intensitas lebih rendah akan membantu kebugaran tubuh selama Ramadan.


Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh di Minggu Pertama Puasa

 

Keluhan Selama Puasa

Jika memang ada keluhan selama berpuasa, tentu saja Kamu harus konsultasikan ke dokter apakah puasa harus dilanjutkan atau terpaksa berhenti. Saat ini jasa konsultasi dengan dokter semakin mudah dengan adanya aplikasi, sehingga Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja.

 

Bulan puasa tentunya membuat kita malas keluar rumah dan antri di klinik. Jika tidak ada waktu ke klinik, Kamu bisa menggunakan jada konsultasi secara online yang kini banyak tersedia.

 


Felicia Kawilarang, Vice President Marketing Communications Halodoc, aplikasi penyedia konsultasi dokter,  menyatakan siap menukung masyarakat Indonesia tetap bugar saat berpuasa, dengan menyediakan konsultasi kesehatan bersama dokter umum, dokter ahli gizi dan juga dokter spesialis kandungan, untuk ibu hamil yang berpuasa.

 

“Keluhan yang paling sering disampaikan saat berpuasa dan kemudian dikonsultasikan dengan para dokter melalui aplikasi yaitu. masalah pencernaan. konstipasi dan sakit kepala," sambung Felicia.

 

Nah kini tidak ada alasan lagi untuk tidak sehat selama puasa ya Gengs! (AY)

 

Baca juga: Keluhan-Keluhan Populer yang Menyerang Saat Bulan Puasa