Saat si Kecil mulai berjalan, Mums mungkin akan menemukan dirinya lebih sering berjalan menggunakan ujung-ujung jari kakinya atau seperti berjinjit. Umumnya, kebiasaan ini terjadi pada usia 10-18 bulan. Kira-kira apa ya penyebab balita sering jalan berjinjit? Yuk, cari tahu selengkapnya berikut ini!

 

Penyebab Balita Sering Jalan Berjinjit

Sebagian besar kasus jalan berjinjit pada balita bersifat idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya. Kebiasaan ini sebenarnya merupakan fase tumbuh kembang, di mana mereka sedang berlatih menyeimbangkan berat badannya di kaki. Selain itu, kebiasaan ini juga menjadi stimulasi sensorik bagi balita.

Meski kebanyakan kasus jalan berjinjit pada bayi bukanlah masalah serius, tetapi. ada pula beberapa kondisi medis tertentu yang mungkin mendasarinya. Beberapa kondisi yang dimaksud tersebut antara lain:

 

1. Tendon achilles pendek

Balita dengan tendon achilles yang pendek tidak dapat meregangkan kakinya, sehingga tumitnya sulit menyentuh tanah.

 

2. Tonus otot rendah

Balita dengan tonus otot rendah, seperti yang memiliki kekuatan otor perut rendah, mungkin lebih suka berjalan berjinjit. Hal ini dilakukannya untuk menjaga keseimbangan sata berjalan.

 

3. Cerebral palsy

Jika balita tidak berhenti berjalan dengan posisi berjinjit saat usianya sudah mencapai 3 tahun, ada kemungkinan ini menjadi tanda cerebral palsy spastik atau hipertonik.

 

Baca juga: Perawatan Anak dengan Cerebral Palsy
 

4. Gangguan otot dan saraf

Gangguan tertentu dapat memengaruhi bentuk dan fungsi otot, saraf, atau jaringan ikat yang menyebabkan balita lebih suka jalan berjinjit. Contoh gangguan otot dan saraf seperti distrofi otot Duchene, yang menyebabkan balita jalan berjinjit karena tendon achillesnya memendek.

 

5. Kelainan perkembangan

Balita yang menunjukkan kelainan perkembangan, seperti displasia perkembangan pinggul atau perbedaan panjang kaki, cenderung lebih sering berjalan dengan berjinjit.

 

6, Autisme

Berjalan berjinjit sering dikaitkan dengan autisme karena ini menjadi stimulasi sensorik baginya. Namun, autiesme tidak hanya ditandai dengan kebiasaan jalan berjinjit. Biasanya, akan ada gejala-gejala lain yang diperlihatkan oleh anak dengan kondisi autisme. Jadi, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter untuk memastikan kondisi ini.

 

Dampak  Jalan Berjinjit pada Balita

Jika tidak segera dikoreksi, kebiasaan berjalan berjinjit pada balita dalam waktu lama bisa membawa dampak yang buruk bagi perkembangannya. Berikut beberapa dampaknya:

- Pengencangan otot dan tendon kaki yang berlebihan.

- Tekanan abnormal yang berlebihan pada tulang dan ligamen lutut, pinggul, dan punggung bawah. Hal ini bisa memicu munculnya nyeri punggung bawah.

- Koordinasi dan keseimbangan tubuh yang buruk, sehingga anak mungkin lebih sering jatuh dan cedera.

- Ketidakmampuan untuk mengikuti olahraga atau aktivitas fisik tertentu. Akibatnya, anak mungkin akan diasingkan atau diejek oleh teman-temannya. Hal ini tentu akan berdampak pada harga diri anak.

 

Baca juga: Si Kecil Suka Berjalan Jinjit, Haruskah Khawatir?
 

Perawatan Bagi Balita yang Sering Jalan Berjinjit

Kebiasaan jalan berjinjit umumnya tidak memerlukan perawatan khusus karena hal ini merupakan bagian dari perkembangan fisiknya. Namun, dokter mungkin akan mempertimbangkan pengobatan jika penyebabnya adalah kondisi medis tertentu.

Berikut beberapa metode perawatan yang mungkin disarankan oleh dokter:

1. Terapi fisik

Perawatan ini adalah pengobatan non-invasif dan biasanya menjadi pilihan pertama. Terapi fisik melibatkan peregangan otot dan tendon yang kencang untuk mengurangi kebiasaan jalna berjinjit

 

2. Penggunaan gips kaki

Gips digunakan pada kaki selama 1-2 minggu untuk membantu meregangkan otot-otot yang kencang. Gips juga dapat menempatkan pergelangan kaki ke posisi seharusnya, sehingga mengurangi keinginan anak untuk berjalan berjinjit.

 

3. Penyangga kaki

Penyangga kaki dapat digunakan untuk meregangkan otot dan tendon. Ankle Foot Orthotics (AFO) adalah jenis penyangga yang umum digunakan pada balita untuk membuatnya bisa berjalan dengan telapak kaki.

 

4. Botox

Suntikan botox mungkin dapat dipertimbangkan jika kebiasaan jalan berjinjit balita disebabkan oleh gangguan otot, seperti cerebral palsy. Perawatan ini dapat membantu mengendurkan otot-otot yang tegang, dan biasanya akan dikombinasikan dengan penggunaan gips atau penyangga kaki.

 

5. Pembedahan

Pembedahan dapat dipertimbangkan dalam kasus berjinjit yang disebabkan oleh kelainan bentuk jaringan bawaan. Mosalnya, pembedahan dapat membantu jika balita lahir dengan kondisi tendon achilles yang pendek. Pemanjangan tendon achilles ini dilakukan melalui operasi, sehingga jangkauan gerak kaki juga bisa lebih lebar.

 

Kebiasaan jalan berjinjit pada balita umumnya bukan masalah serius dan hanya menjadi salah satu fase dalam proses tumbuh kembangnya. Namun, ada pula beberapa kasus yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. (BAG)

 

Baca juga: 6 Tanda Anak Siap Berjalan!
 

 

Referensi

Mom Junction. 5 Causes Of Toddler Walking On Toes, Its Risks And Treatment.