Menjadi seorang ayah yang baik dalam keluarga memang tak mudah. Di satu sisi, sebagai kepala keluarga, seorang ayah perlu menunjukkan sikap berwibawa dan tegas. Namun di sisi lain, ayah juga tidak boleh kehilangan sifat hangatnya, terlebih ketika berhadapan dengan sang Anak.

 

Sadar atau tidak, ada banyak hal yang dilakukan seorang ayah demi keluarganya. Bentuk pengorbanan ayah seperti inilah yang sebaiknya kita hargai. Nah, berikut ini ada beberapa bentuk pengorbanan ayah dalam keluarga yang kiranya bisa membuat Geng Sehat lebih menghargai lagi sosok ayah.

 

Baca juga: Peran Suami dan Ayah dalam Keluarga

 

Bentuk Pengorbanan Ayah dalam Keluarga

Pengorbanan seorang ayah dapat dilihat ketika ia mengesampingkan segala hal untuk sesuatu yang jauh lebih baik dan bernilai bagi keluarganya. Beberapa hal tersebut misalnya menonton sepak bola, bermain golf, memancing, atau berolahraga. Ya, tidak ada yang lebih berharga dari menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Berikut ini beberapa contoh pengorbanan ayah untuk keluarganya:

 

1. Gaya hidup

Bukan hal yang mengagetkan tentunya jika setelah menikah, kehidupan seorang pria akan berubah drastis. Seorang ayah mungkin tidak akan bisa lagi tidur larut malam karena bepergian dengan teman-temannya. Ayah juga harus mulai meninggalkan kebiasaan minum-minumnya atau sekadar menonton tayangan sepak bola kesukaannya.

 

Perubahan gaya hidup ini terasa semakin cepat saat seorang ayah sudah memiliki anak. Ayah harus mulai merawat dirinya sendiri dengan lebih baik, sehingga ia bisa menyaksikan pertumbuhan buah hatinya dari waktu ke waktu. Merawat diri ini meliputi berhenti merokok atau hal-hal buruk lain yang dapat memengaruhi kesehatan mereka.

 

2. Dianggap sebagai seorang yang lebih jahat

Ini mungkin menjadi bentuk pengorbanan terbesar dari seorang ayah karena ia harus melakukan peran yang terkesan lebih jahat di mata sang Anak. Seorang ibu mungkin akan luluh ketika berhadapan dengan anak mereka yang merengek untuk dituruti kemauannya.

 

Namun, seorang ayah harus bisa bersikap tegas dan tidak mudah menuruti keinginan anak. Hal inilah yang sering kali membuat seorang ayah dianggap keras, walaupun sebenarnya hal tersebut dilakukan sebagai tanda cintanya pada sang Anak.

 

3. Waktu

Waktu mungkin merupakan pengorbanan terpenting selanjutnya yang diberikan oleh seorang ayah. Seorang ayah dituntut untuk bisa membagi waktunya demi kepentingan keluarga, mulai dari menghadiri undangan dari sekolah si Kecil atau sekadar mengantarkan sang Istri pergi berbelanja.

 

Waktu cenderung berlalu cepat ketika seorang ayah sudah memiliki keluarga. Maka dari itu, seorang ayah mungkin tidak ingin melewatkan berbagai momen penting bersama anak-anak dan keluarga.

 

Baca juga: Tidak Hanya Mencari Nafkah, Inilah Peran Penting Ayah dalam Keluarga!

 

4. Masalah finansial

Mengejar kemapanan finansial akan terasa lebih mudah ketika seorang pria masih muda dan berstatus lajang. Meski begitu, ketika berkeluarga, hal ini bisa menjadi lebih rumit. Kondisi ini tentu saja karena ayah harus menjadi tulang punggung keluarganya dan memikirkan sejumlah pengeluaran, mulai dari kebutuhan rumah tangga, uang pendidikan anak, hingga pengeluaran tidak terduga yang mungkin dibutuhkan sewaktu-waktu. Membangun sebuah keluarga memang tidak mudah dan murah. Maka dari itu, mencari uang adalah salah satu faktor pengorbanan seorang ayah demi keluarga yang bahagia.

 

5. Waktu tidur

Tak hanya ibu, seorang ayah mungkin juga perlu bangun tengah malam hanya untuk menggantikan popok si Kecil atau membantu pekerjaan rumah sang Anak. Hal ini tentu saja mengorbankan waktu tidur ayah. Bahkan, beberapa ayah harus siap untuk tidur dengan waktu yang sebentar di beberapa tahun pertama masa membesarkan anak.

 

6. Melupakan hobi kerennya

Beberapa pria memiliki hobi tertentu yang menurutnya keren, seperti mengoleksi jam tangan atau membeli mobil mewah keluaran terbaru. Namun setelah berkeluarga, seorang ayah harus siap meninggalkan hobi ini dan mengalokasikan semua dana serta pemikirannya tersebut ke hal-hal yang mungkin terkesan lebih membosankan, seperti membayar premi asuransi, memperbaiki talang air, atau membayar pendidikan anak.

 

7. Kehilangan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan impian

Jika saat lajang seorang pria bisa dengan leluasa mengambil pekerjaan apa pun, entah pekerjaan yang mengharuskan untuk begadang atau pergi ke luar kota sekali pun. Namun ketika sudah berkeluarga, pekerjaan bukan semata hanya memenuhi impian.

 

Ayah juga perlu memikirkan keluarganya. Pilihan yang sulit tentunya jika ayah harus meninggalkan keluarga demi pekerjaan impiannya. Biasanya bagi kebanyakan pria, tinggal bersama dengan keluarga di satu tempat jauh lebih penting daripada harus bekerja jauh dan berpisah dalam waktu lama.

 

Baca juga: Kasih Sayang Ayah, Penentu Kecerdasan Anak

 

8. Mendahulukan kepentingan anggota keluarga lain terlebih dulu

Saat lajang, seorang pria mungkin bisa melakukan hal apa pun yang disukainya. Namun ketika usianya semakin bertambah, ayah mungkin harus mulai menomorduakan kepetingannya sendiri demi kepetingan anggota keluarga lain.

 

Misalnya, jangan berharap bisa menonton siaran langsung liga sepak bola kesayangan karena istri yang ingin menonton sinetron. Atau, ayah mungkin tidak bisa mengerjakan proyek DIY-nya karena sudah memiliki anak yang tidak bisa mendengar suara bising.

 

9. Kehilangan kontrol di rumah

Ayah mungkin memang kepala rumah tangga. Namun, jangan berharap untuk bisa mengendalikan banyak hal di sana. Seorang istri mungkin bisa lebih mengontrol di rumah, begitu juga dengan anak-anak. Mereka memiliki kebebasan yang jauh lebih besar dari ayah.

 

Si Kecil bisa kapan saja merebut remote tv dan mengganti salurannya saat ayah sedang menonton pertandingan. Atau, bersabarlah ketika ayah tidak bisa meletakkan perangkat stereo musik di ruang tamu karena istri menginginkan ruangan tersebut dijadikan perpustakaan. 

 

10. Melepaskan

Pengorbanan terbesar selanjutnya mungkin adalah melepaskan ketika anak-anak mulai berkembang dengan sendirinya. Saat anak-anak masih kecil, ayah mungkin mengajarkannya untuk mengendarai sepeda. Namun ketika usianya semakin dewasa, ayah harus bisa melepaskannya ketika ia mulai berkendara sendiri menggunakan mobil pilihannya.

 

Ayah juga mungkin akan membeli kue spesial kesukaan sang Anak dengan harapan dapat menikmatinya bersama ketika sedang libur. Namun, sang Anak justru menghabiskan waktu liburnya bersama teman-temannya.

 

Menyaksikan anak-anak yang bertumbuh dewasa dan meninggalkan rumah adalah pengalaman pahit bagi para ayah. Namun, ketahuilah bahwa ini merupakan pengorbanan yang dilakukannya dengan senang hati.

 

Menjadi seorang ayah memang tidak mudah. Layaknya seorang ibu, tidak ada pelajaran yang mengajarkan cara untuk menjadi ayah terbaik. Semua pengorbanan ayah tersebut dilakukan secara alamiah dan tentunya dengan perasaan ikhlas. Jadi, sudahkah Kamu mengungkapkan rasa terima kasihmu pada ayah hari ini? (AS)

 

Baca juga: 10 Cara Menjadi Ayah yang Hebat!

 

Kata Bijak untuk Ayah - GueSehat.com

 

Referensi:

All Pro Dad. "10 Things Loving Fathers Do for Their Children".

Parents. "10 Ways To Be a Great Dad".

Live Science. "6 Ways Dads Win at Parenting"

Mother. "10 Things Every Awesome Dad Does".