Pengangkatan rahim atau histerektomi merupakan operasi yang cukup banyak dilakukan oleh kaum wanita. Sesuai namanya, pengangkatan rahim artinya wanita yang melakukan prosedur ini tidak bisa hamil lagi.

 

Untuk itu, meskipun dengan operasi ini pasien bisa sembuh, tetapi tetap menjadi mimpi buruk bagi wanita. Terutama bagi mereka yang belum memiliki anak, tentu harapan ini menjadi pupus begitu saja.

 

Operasi pengangkatan rahim biasanya direkomendasikan untuk wanita yang menderita penyakit tertentu dan sudah menjalani berbagai perawatan medis tetapi kondisinya tidak kunjung membaik.

 

Histerektomi termasuk ke dalam operasi besar, sehingga kondisi tubuh harus dalam keadaan stabil. Pengangkatan rahim sendiri dilakukan dengan berbagai macam cara. Setiap pengangkatan disesuaikan dengan kondisi rahim dan organ reproduksi lainnya.

 

  1. Histerektomi Parsial

Pengangkatan jenis ini hanya berfokus pada rahim tanpa mengangkat leher rahim (serviks). Dengan begitu, organ reproduksi lainnya tidak ikut diangkat, termasuk ovarium.

 

Baca juga: Semakin Sering Jalan Bareng Pasangan, Semakin Sehat Jantungmu!

 

  1. Histerektomi Total

Sesuai namanya, “total” berarti yang diangkat adalah rahim beserta leher rahimnya. Namun, indung telur atau ovarium tidak diangkat, sehingga pasien masih ada kemungkinan untuk mengalami kanker ovarium setelahnya.

 

  1. Histerektomi Total dengan Salpingo Ooforektomi

Nah, untuk operasi yang terakhir ini, indung telur alias ovarium ikut diangkat, sehingga peluang terkena kanker ovarium nyaris 0. Akan tetapi, Geng Sehat perlu tahu kalau setiap jenis pengangkatan rahim masih memiliki risiko di kemudian hari.

 

Risiko jangka panjang yang bisa menyerang salah satunya masalah jantung. Oleh karena itu, sebelum Kamu memutuskan untuk melakukan operasi, sebaiknya ketahui dulu apa saja risikonya.

 

Baca juga: Wajib Tahu, Ini 7 Penyebab Penyakit Jantung Menyerang Usia Muda!

 

Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh University of Warwick dan diterbitkan dalam jurnal kesehatan BMJ, pengangkatan rahim berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

 

Penelitian dilakukan selama 10 tahun dengan melibatkan 113.679 wanita. Para subjek penelitian ini memiliki masalah penyakit jantung dan sebagian besar pernah menjalani pengangkatan rahim.

 

Terdapat berbagai efek proses histerektomi terhadap kesehatan, yaitu risiko peningkatan tekanan darah sebanyak 14%. Hal tersebut tentunya dapat berhubungan pada kesehatan jantung.

 

Baca juga: Waspadai Cuaca Dingin Bisa Sebabkan Serangan Jantung

 

Selain itu, dilansir dari Webmd.com, masalah kesehatan jangka panjang sebagai efek dari operasi ini tidak hanya berbahaya bagi wanita yang memasuki masa menopause.

 

Wanita muda pun bisa memiliki risiko yang sama. Studi yang dilakukan dr. Shannon Laughlin Tommaso, pemimpin peneliti dari Mayo Clinic di Rochester, menyebutkan bahwa wanita dengan usia di bawah 35 tahun yang menjalani prosedur pengangkatan rahim memiliki risiko gagal jantung kongestif hingga 4,6 kali lebih besar.

 

Dari hasil penelitian tersebut, Tommaso berharap para wanita bisa mempertimbangan metode apa yang paling tepat untuk mengatasi masalah rahim sebelum memilih prosedur operasi. Konsultasikanlah terlebih dahulu kepada dokter yang ahli dalam bidangnya, untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko dari tindakan yang akan dijalani.

 

Baca juga: Merasa Kesepian Jangan Berlarut-Larut, Bahaya untuk Jantungmu

 

 

Referensi:

ScienceDaily: Removal of ovaries during hysterectomy linked to increase in heart disease, cancer and premature death

EurekAlert!: New study demonstrates increased risk of heart disease after hysterectomy