Penyakit

Obstructive Sleep Apnea

Deskripsi

Obstructive sleep apnea adalah gangguan tidur berulang yang melibatkan penghentian atau penurunan aliran udara pada saluran pernapasan, karena adanya obstruksi sebagian atau keseluruhan. Obstruksi atau sumbatan pada jalan napas mula-mula akan menyebabkan seseorang mendengkur. Dan bila ada penyumbatan penuh (apnea), akan menurunkan kadar oksigen darah sehingga menyebabkan seseorang terbangun tiba-tiba dengan gusar untuk berusaha bernapas, kemudian akan kembali tidur dengan cepat bahkan tidak sadar bahwa sudah terbangun. Gangguan tidur ini bisa terjadi berulang kali dalam semalam. Akibatnya, seseorang dapat merasa mengantuk di siang hari.

 

Baca juga: Waspada Sleep Apnea pada Si Kecil!
 

Pencegahan

Tips yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko terkena obstructive sleep apnea adalah:

  1. Menurunkan berat badan dan rutin berolahraga. Kebanyakan orang dengan obstructive sleep apnea mengalami obesitas. Jika memiliki badan yang sehat dan ideal, maka akan membantu meredakan penyempitan saluran pernapasan dan meningkatkan kualitas hidup.
  2. Menghindari alkohol, merokok, dan pengonsumsian obat penenang atau obat tidur.
  3. Menghindari tidur telentang, karena akan menyebabkan lidah menghalangi jalan napas. Usahakan tidur dengan posisi menghadap ke samping atau tidur dengan posisi kepala ditinggikan.
  4. Menjaga agar nasal atau hidung tidak tersumbat, sehingga tetap dapat bernapas dengan baik melalui hidung.

Gejala

Gejala obstructive sleep apnea terdiri dari gejala pada malam hari pada saat tidur dan gejala siang hari karena kurang tidur. Gejala malam hari antara lain mendengkur yang cenderung keras, sering terbangun, dan bangun dengan kondisi gusar atau seperti tersedak dan tersengal.

Sedangkan gejala siang hari antara lain merasa pusing atau lelah saat bangun tidur, sakit tenggorokan atau merasa mulut kering, mengantuk di siang hari yang berlebihan, merasa lelah di siang hari, disfungsi seksual termasuk impotensi dan penurunan libido, perubahan kepribadian dan mood termasuk depresi dan kecemasan. Bahkan pada beberapa orang, meningkatkan kemungkinan hipertensi dan refluks gastroesofageal, yaitu naiknya asam lambung ke mulut.

Penyebab

Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya obstructive sleep apnea, di antaranya adalah faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah adalah umur (semakin bertambah umur, kejadian meningkat), jenis kelamin (risiko laki-laki dua kali lebih tinggi dibanding wanita), dan bentuk serta ukuran napas yang tidak normal (bisa dikarenakan struktur kraniofasial, trakea kecil, atau penyebab lain).

Faktor yang dapat diubah di antaranya adalah faktor penyakit yang berhubungan dengan kegagalan atau gangguan pernapasan, misalnya asma atau hipertensi, serta faktor gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi alkohol, penggunaan obat tidur, dan obesitas.

Diagnosis

Secara umum, pemeriksaan fisik normal pada pasien dengan obstructive sleep apnea adalah obesitas (indeks masa tubuh lebih dari 30 kg/m2), lingkar leher yang membesar (pria lebih dari 43 cm, wanita lebih dari 37 cm), dan hipertensi. Selain dari pemeriksaan fisik dan gejala-gejala yang dialami akibat apnea tidur, sering dilakukan observasi tidur atau polysomnography.

Menggunakan standar dan pedoman dari American Academy of Sleep Medicine (AASM), indikasi dan kinerja polysomnography meliputi pencatatan tahap tidur melalui electroencephalogram, electro-oculogram, dan chin electromyogram; irama jantung yang dimonitor melalui single lead electrocardiogram; gerakan kaki yang dimonitor melalui anterior tibialis electromyogram; pernapasan dipantau termasuk aliran udara di hidung dan mulut (menggunakan sensor termal dan nasal pressure transducer), dan saturasi oksigen; serta analisis pola pernapasan untuk melihat apnea.

 

Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Ani Yudhoyono Mengalami Gagal Napas

 

Penanganan

Pilihan terapi pada penderita obstructive sleep apnea tergantung dari derajat tingkat keparahan pernapasan. Pasien dengan apnea berat memerlukan pengobatan kombinasi dan biasanya memerlukan continuous positive airway pressure (CPAP). Perubahan gaya hidup merupakan pilihan yang tepat untuk memperbaiki obstructive sleep apnea.

 

Obat-obatan seperti modafinil dan armodafinil umumnya bukan merupakan pengobatan utama, melainkan terapi tambahan untuk stimulan pada sistem saraf pusat. Pembedahan yang sering dilakukan adalah uvulopalatopharyngoplasty, craniofacial reconstruction, dan tracheostomy. Selain itu, alat buatan seperti CPAP ataupun cervical collar juga sering digunakan pada penderita obstructive sleep apnea.

 

Baca juga: Mendengkur dan Sleep Apnea

Rekomendasi Artikel

Mums, Begini Cara Melatih Kebiasaan Tidur Bayi

Mums, Begini Cara Melatih Kebiasaan Tidur Bayi

Tidak ingin bayi terus susah tidur dan sering bangun di malam hari? Mums bisa melatih tidur bayi menggunakan metode-metode tertentu.

GueSehat

14 August 2021

Dampak Negatif Obesitas Terhadap Tubuh

Dampak Negatif Obesitas Terhadap Tubuh

Obesitas atau kelebihan berat badan tidak normal adalah kondisi berbahaya yang bisa meningkatkan risiko terkena sejumlah penyakit kronis.

GueSehat

21 June 2018

Waspada Sleep Apnea pada Si Kecil!

Waspada Sleep Apnea pada Si Kecil!

Sleep apnea biasanya disebabkan oleh adanya hambatan atau sumbatan di saluran pernapasan atas. Hal tersebut dikenal sebagai obstructive sleep apnea (OSA).

GueSehat

20 June 2018

Mitos dan Fakta Seputar Sleep Apnea

Mitos dan Fakta Seputar Sleep Apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang tidak bisa dianggap sepele. Ketahui apa saja mitos dan fakta seputar sleep apnea untuk tahu cara penanganannya.

GueSehat

19 June 2018

6 Alasan Mengapa Kamu Sering Terbangun di Malam Hari

6 Alasan Mengapa Kamu Sering Terbangun di Malam Hari

Kalau Kamu sering terbangun di malam hari lebih dari 30 menit, berarti Kamu mengalami mid-insomnia. Inilah 6 penyebab Kamu sering bangun di malam hari.

GueSehat

14 September 2017

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...