Ternyata terdapat beberapa obat gagal jantung yang membahayakan bagi pasien gagal jantung. Penyakit gagal jantung masih menjadi penyakit yang banyak diderita dan memiliki angka kematian paling tinggi di negara-negara maju dan berkembang.

 

Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Diperkirakan kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah akan terus meningkat dan pada tahun 2030 dapat mencapai 23,4 juta kematian.

 

Pasien kardiovaskular khususnya penyakit gagal jantung harus terus menjaga kesehatan dan makanan untuk mencegah hal yang lebih buruk salah satunya kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan konsumsi obat  dan konsumsi makanan sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memperburuk keadaan jantung.

 

Bagi penderita gagal jantung, hati-hati dalam menggunakan obat bebas

Pasien gagal jantung rata-rata diresepkan oleh dokter sebanyak 7 obat perhari, termasuk obat bebas yang dijual diapotek dan suplemen untuk mengatasi gagal jantung dan penyakit penyerta yang lain.

 

Dengan jumlah obat yang cukup banyak ini semakin meningkatkan risiko adanya interaksi obat dan efek samping yang mungkin dapat membahayakan pasien. Beberapa waktu yang lalu terdapat penelitian yang menyebutkan terdapat lebih dari 100 obat yang dapat memberikan risiko yang berbahaya bagi penderita gagal jantung.

 

Dari sekian banyak obat tersebut, terdapat 3 golongan obat yang terbanyak yaitu obat antiradang golongan nonsteroid anti-inflamation drugs (NSAID), obat-obat yang kaya akan sodium, dan obat dekongestan yang berakhiran D. NSAID, contohnya ibu profen dan naproxen dapat menyebabkan retensi garam dan air, sehingga dapat menyebabkan penurunan efek dari obat diuretik, obat yang biasa digunakna oleh pasien gagal jantung untuk mengurangi cairan berlebih pada tubuh.

 

Selain itu, penggunaan NSAID dapat meningkatkan tekanan darah. Obat-obat yang tinggi sodium contonya seperti alendronate yang merupakan obat osteoporosis, dan beberapa jenis antibiotik.

 

Jika pasien gagal jantung mengkonsumsi obat tinggi natrium dapat memperburuk kerja jantung. Obat-obat dekongestan, yang merupakan obat untuk mengatasi flu contohnya pseudoefedrin dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

 

Selain obat-obat tersebut, obat antidepresan juga dapat berinteraksi dengan obat-obat pasien gagal jantung. Salah satu obat gagal jantung yang berinteraksi dengan obat antidepresan yaitu digoksin, efek dari interaksi menyebabkan digoksin menumpuk pada darah dan mengakibatkan ritme jantung yang abnormal dan dapat berakibat fatal.

 

Tidak hanya obat bebas, ternyata beberapa suplemen juga berbahaya

Selain obat-obat, ternyata terdapat suplemen-suplemen yang dapat memberikan efek yang buruk pada pasien gagal jantung. Pasien gagal jantung harus berhati-hati dalam mengkonsumsi suplemen yang mengandung green tea, ginkgo, ginseng, anggur, jus anggur, dan bubuk bawang putih.

 

Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa bahan-bahan tersebut dapat berinteraksi dengan obat-obat pasien gagal jantung, contohnya green tea  yang dapat berinteraksi dan mengganggu kerja obat pengencer darah seperti warfarin.

 

Selain memberikan efek yang buruk pada pasien gagal jantung, obat dan suplemen tersebut dapat memicu terjadinya gagal jantung bagi orang-orang yang memiliki risiko mengalami gagal jantung.

 

Obat kemoterapi dapat bersifat toksik pada jantung dan memicu terjadinya gagal jantung. Selain itu obat-obat yang dapat memeberikan efek peningkatan tekanan darah atau merubah irama jantung juga dapat memicu terjadinya gagal jantung.

 

Bagi Anda yang menderita gagal jantung, sebaiknya Anda komunikasikan kepada dokter jika hendak mengkonsumsi obat selain obat gagal jantung baik obat-obat bebas yang dijual di apotek maupun suplemen.

 

Dokter juga perlu untuk memastikan dan mengontrol obat-obatan yang diberikan ke pasien tidak saling berinteraksi, karena pasien gagal jantung biasanya mengkonsumsi cukup banyak obat dan semakin meningkatkan risiko adanya efek samping ataupun interaksi obat.