Mums, pernah dengar tidak ada wanita yang tidak sadar kalau ia sedang hamil sampai beberapa bulan kehamilan bahkan hingga melahirkan. Ia tidak tahu kalau dirinya hamil karena tidak merasakan  tanda kehamilan dan masih rutin mengeluarkan darah dari vagina yang dikira adalah haid. Memangnya mungkin ya haid saat hamil?

Baca juga: Hamil atau Haid? Ini Perbedaan Gejalanya!

 

Secara ilmiah, sangat tidak mungkin seorang wanita yang sedang hamil akan menstruasi. Tidak mungkin Mums akan rutin haid saat hamil. Bisa dikatakan kalau menstruasi menjadi tanda bahwa seorang wanita sedang tidak hamil. Namun, banyak wanita yang mengeluh kalau vagina mereka tetap mengeluarkan darah seperti haid walau mereka sudah positif dinyatakan hamil. Faktanya darah yang keluar saat haid dan darah yang keluar saat hamil merupakan dua kondisi yang berbeda, lho Mums.

 

Mums dan setiap wanita perlu tahu kalau menstruasi yang datang setiap bulan terjadi karena ovarium akan melepaskan sel telur lalu dinding rahim yang penuh oleh pembuluh darah akan menebal. Dan jika tidak terjadi pembuahan, lapisan dinding rahim yang tebal (endometrium) tersebut akan meluruh. Sedangkan, jika terjadi pembuahan dinding rahim akan dipertahankan untuk menjadi tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi, serta sebagai tempat tumbuh kembang calon janin. Setelahnya, akan terbentuk plasenta yang berfungsi memberi nutrisi pada janin.

 

Penyebab Keluar Darah Saat Hamil

Meskipun tidak mungkin haid saat hamil, bukan berarti Mums tidak mungkin mengeluarkan darah ketika hamil. Keluarnya darah meski Mums sedang hamil bisa saja terjadi dan ini termasuk kondisi yang umum. Dilansir dari Alodokter, sekitar 2 dari 10 wanita dilaporkan pernah mengeluarkan darah dari vagina saat mereka sedang hamil. Keluarnya darah lebih umum terjadi pada masa kehamilan trimester pertama. Keluarnya darah ini memiliki banyak penyebab Mums, bisa menjadi tanda dari kondisi yang serius atau tidak termasuk ke dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Baca juga: 5 Superfood untuk Ibu Hamil

 

Arti Darah yang Keluar Saat Kehamilan Trimester Pertama

 

-Perdarahan Implantasi

Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada 12 minggu pertama usia kehamilan atau terjadi sekitar 10-14 hari setelah pembuahan. Darah yang keluar biasanya disebabkan oleh penempelan sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim.

Darah yang keluar memiliki warna dari merah hingga kecokelatan dan biasanya hanya berupa bercak atau tetes darah dan tidak keluar secara terus menerus. Umumnya kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan dan akan berhenti dengan sendirinya.

 

-Keguguran

Sayangnya, perdarahan yang keluar di trimester pertama kehamilan juga bisa disebabkan oleh keguguran. Perdarahan akibat keguguran dibarengi dengan tanda kram hebat di perut bagian bawah. Jika mengalami tanda-tanda tersebut segera lakukan pemeriksaan kandungan untuk melihat kondisi janin.

 

-Infeksi

Infeksi atau peradangan akibat jamur atau bakteri bisa timbul di leher rahim, bisa pula infeksi akibat penyakit menular seksual seperti herpes atau gonorrhea. Infeksi tersebut dapat menimbulkan perdarahan.

 

-Kehamilan Ektopik

Kehamilan di luar rahim atau dikenal dengan kehamilan ektopik adalah kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi yang biasanya menempel di rahim justru menempel di luar rongga rahim atau tuba fallopi. Kehamilan ektopik dapat berbahaya karena perkembangan janin dapat membuat tuba fallopi pecah. Kehamilan ini dapat ditandai dengan keluarnya darah, nyeri di perut bagian bawah, serta sakit kepala.

 

Arti Darah yang Keluar Saat Kehamilan Trimester Kedua

 

-Solusio Plasenta

Pada sekitar 1% kehamilan, terjadi kondisi solusio plasenta, yakni kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim. Kondisi ini dapat terjadi sebelum atau selama proses melahirkan. Darah yang keluar pada kondisi ini berupa gumpalan darah dan dibarengi dengan nyeri perut yang bisa terasa sampai ke punggung.

 

-Plasenta Previa

Perdarahan lain yang kerap kali disalahartikan sebagai haid adalah kondisi plasenta previa. Kondisi ini terjadi bila plasenta terletak terlalu di bagian bawah rahim dan membuat jalur lahir bayi terhalang.

 

-Kelahiran Prematur

Keluarnya darah yang dibarengi dengan lendir serta tanda-tanda persalinan seperti kontraksi dan nyeri di punggung bagian bawah sebelum usia kehamilan masuk 37 minggu bisa menjadi tanda kelahiran prematur. Mums perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan jika merasakan tanda-tanda tersebut.

 

Sudah dijelaskan di atas Mums bahwa tidak mungkin haid saat hamil. Wanita yang tidak mengetahui adanya bayi dalam perut mereka kemungkinan terjadi karena kepekaan setiap wanita berbeda-beda dan bersifat relatif. Mungkin sebagian dari mereka tidak merasakan adanya pergerakan bayi. Jika Mums sudah positif hamil dan mengalami perdarahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan. Penyebab dari perdarahan harus ditemukan agar perdarahan dapat berhenti. Biasanya Mums akan melakukan pemeriksaan seperti USG dan tes darah. (AR/OCH)

Baca juga: 4 Tips agar Anak Cerdas Sejak Dalam Kandungan